Terorisme Ditentang Penuh oleh Masyarakat


 
Terorisme Ditentang Penuh oleh Masyarakat


Medan, (Mimbar) - Narasi radikal terorisme sangat ditolak dan ditentang penuh oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Tidak ada yang mendukung bahwa ini dikaitkan dengan agama tertentu.

Demikian hasil penelitian Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di 20 daerah secara kualitatif di Indonesia termasuk di kota Medan Sumut berkerjasama dengan Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT).

Hasil penelitian untuk Sumut disosialisasikan di Hotel Grand Kanaya Medan, kemarin dibuka Ketua FKPT Sumut Drs H Eddy Syofian MAP yang juga Kepala Badan Kesbangpol Linmas Sumut diwakili Sekretaris FKPT Sumut Drs Zulkarnain Nasution MA.

Tampil narasumber Prof DR Irmawati Psikologi peneliti FKPT yang juga Dekan Fakultas Psikologi USU, Prof DR H Syahrin Harahap MA Guru Besar IAIN Sumut, Arief Wahyudi dari Unimed dengan moderator Drs Ishaq Ibrahim MA.

Juga hadir fungsionaris dari BNPT yakni Yusuf Hakim Gumilang SIP Staf Khusus Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, Deradikalisasi dan Untung Prijatna Staf Khusus Deputi I BNPT.

Prof DR Irmawati Psikologi mengemukakan tidak satu pun partisipan yang setuju dengan aksi terorisme dan bahkan partisipan sepakat bahwa terorisme merupakan tindakan yang justeru membuat buruk citra Islam.

Dikakatakan hasil penelitian ini akan sangat membantu upaya pencegahan terorisme di daerah, jadi ketika masyarakat sudah tidak mendukung terorisme, tidak mengidentikkannya dengan agama tertentu maka itu yang akan jadi pemicu semangat ke depannya untuk pencegahannya.

"Riset yang kami lakukan ini bekerjasama BNPT dengan UIN Sunan Kalijaga dengan FKPT Sumatera Utara pada dasarnya itu riset dengan subyek penelitian orang muda dan tokoh masyarakat tentang narasi Islamisme dan ternyata kita menemukan bahwa tidak satupun partisipan yang setuju dengan aksi terorisme," jelasnya.

Sebagian besar partisipan lanjutnya ternyata menolak penerapan kekerasan terhadap agama lain sebagai wadah penegakan syariah.

"Penerapan kekerasan paling utama menurut para responden ini diarahkan sebenarnya harus kepada aliran sesat, artinya ada pemikiran tentang ada saatnya kekerasan itu diperlukan, tetapi kalau terorisme mereka tidak setuju, mereka menganggap perilaku terorisme yang selama ini menjadi masalah teroris di kita itu tidak sesuai dengan Islam bahkan merupakan tindakan yang justru membuat buruk citra Islam," ujarnya.
Penelitian ini kata Irma memang masih pada subyek yang masih terbatas tetapi setidaknya kita bisa melihat bahwa meskipun harus diwaspadai tentang gerakan terorisme ini, tetapi berita baiknya adalah orang muda maupun tokoh masyarakat di Medan ini tidak setuju dengan terorisme dan tindakan terorisme itu.
Yusuf Hakim Gumilang dari BNPT mengemukakan penelitian ini untuk memetakan narasi ideologi keagamaan dan intoleransi yang berkembang di masyarakat. 
Dijelaskannya yang disosialisasikan adalah yang kualitatif di 20 provinsi khususnya di Sumatera Utara, temanya yang di 20 provinsi sama untuk memotret sebaran narasi keagamaan yang ada di tengah masyarakat karena agama sering diidentikkan atau diatasnamakan oleh kelompok-kelompok teroris untuk melegitimasi aksi mereka.
"Hasil sementara yang kami dapat dari penelitian ini di 20 provinsi kami selesaikan di akhir Oktober narasi radikal terorisme itu sangat ditolak dan ditentang oleh masyarakat di seluruh provinsi, tidak ada masyarakat yang mendukung bahwa ini dikaitkan dengan agama tertentu dan ini akan sangat membantu kami dalam upaya pencegahan terorisme di daerah," ujarnya. (04)



Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung