Anak Korban Sinabung Rindu Sekolah



Anak Korban Sinabung Rindu Sekolah

·         Gubsu Rayakan Hari Guru di Pengungsian

Medan, (Mimbar) - Ratusan anak-anak korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, mulai merindukan bangku selolah. Sejak awal bulan lalu mereka sudah tinggal di pengungsian karena erupsi Sinabung padahal tidak lama lagi mereka harus mengikuti ujian.
Di tempat pengungsian di gedung bekas Universitas Karo, anak-anak korban erupsi Gunung Sinabung hanya bermain untuk mengisi waktu. Menurut sejumlah orangtua, buku-buku anaknya tidak sempat dibawa. Mereka hanya bermain karena tidak ada relawan yang mengurusi masalah pelajaran mereka.
Karena itu, para orangtua berharap pihak sekolah datang untuk memberikan pelajaran di lokasi pengungsian karena masa ujian sudah dekat. Sejak mengalami erupsi, sejumlah sekolah yang berada di radius 5 kilometer terpaksa diliburkan karena berada di zona berbahaya.
Setelah peningkatan status Gunung Sinabung naik menjadi awas level 4, tercatat sudah 11.116 ribu lebih warga mengungsi di 22 titik pengungsian yang tersebar di berbagai daerah. Pemerintah Daerah Karo juga telah mengosongkan 19 desa yang berada di radius 5 kilometer.
Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho, mengatakan, berkaitan dengan pendidikan siswa yang tinggal di pengungsian, dia telah melakukan koordinasi kepada sekolah untuk turun memantau kondisi siswa.
"Untuk biaya, kami akan mengajukan keringan kepada Pemerintah pusat agar anak-anak yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung mendapatkan keringanan biaya sekolah," katanya.

Di Pengungsian

Sementara itu Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST merayakan hari guru di lokasi pengungsian Bencana Gunung Api Sinabung,Kabanjahe, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara,  Senin (25/11) siang. Di tengah cuaca terik dan terpaan abu vulkanik, Gubernur bersama para guru dan siswa pengungsi, merayakan peringatan ini secara sederhana.
"Terimakasih, walaupun dalam suasana bencana  seperti ini, para guru masih menunaikan kewajibannya mengajar anak-anak kita," ujar Gubsu sembari memberi bunga sebagai ungkapan terimakasih  kepada para guru di Zentrum GBKP Kabanjahe.
Gubsu meminta para guru tak putus semangat menunaikan kewajiban mengajar meski saat ini sedang menghadapi situasi yang sulit. gsian selama tiga pekan.
Pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan dasar warga pengungsi. Demikian halnya untuk anak-anak,  Pemkab Karo mengkoordinasikan anak-anak pengungsian bisa tetap belajar di sekolah-sekolah sekitar lokasi pengungsian.
Gubsu dalam kesempatan itu juga menekankan agar pemerintah daerah terus berupaya agar proses belajar-mengajar tetap berlanjut. "Anak-anak kita tetap harus belajar, terimakasih  atas tanggungjawab dan keikhlasan bapak-ibu guru sekalian," ujar Gubsu.

Gatot yang juga pernah melakoni profesi pengajar selama 25 tahun ini pun tak menyiakan waktu dengan memberikan motivasi bagi para pelajar. Kepada anak-anak yang hadir, Gatot menjelaskan bahwa meskipun saat ini Gunung Sinabung menganggu manusia, hewan dan tumbuhan, namun kelak letusan gunung akan bermanfaat bagi kehidupan.

"Hikmah dari ini, setelah letusan, tanah menjadi semakin subur secara jangka panjang," ujar Gatot. Dalam kesempatan tersebut Gubsu menyerahkan bantuan berupa  Beras 5 ton, 500 selimut dan handuk, 500 paket makanan, 1.000 pasang baju seragam SD dan SMP, 1.000 paket  alat tulis dan tas. Gubsu juga menyerahkan bantuan bantuan PT Bank Sumut senilai RP 78 juta dan dana CSR Bank Sumut Rp 85 juta.

Gubsu hadir bersama rombongan diantaranya Kepala Dinas Kominfo Jumsadi Damanik, Kadis Peternakan Tetty Erliana Lubis, Kadis Binamarga Effendi Pohan, Kepala BNPB Sumut Asren Nasution, Kadis Pendidikan M Zein, Kadis Sosial Alexius Purba, Dirut Pemasaran PT Bank Sumut Esther Ginting dan  mewakili Kadis Pertanian, Kabid Bina Hortikultura Yulizar,

Selama di Tanah Karo, Gubsu juga menyinggahi dua lokasi pengungsian lainnya yaitu posko Mesjid Istihrar di Berastagi dan Posko di Jambur Peceren yang dipadati ribuan pengungsi.  Dandim Tanah Karo Letkol Kav Prince Meyer Putong menjelaskan Gunung Sinabung yang kini berstatus Awas terus mengeluarkan lahar dan awan panas namun belum sampai menyentuh permukiman penduduk. Meski penyebarannya masih disekitar lereng sekitar  radius 1,5 km, namun tetap diwaspadai erupsi yang lebih besar. (04)

Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung