Tak Persoalkan Rasionalisasi APBD
Mayoritas Fraksi DPRDSU Tak Persoalkan Rasionalisasi APBD
Medan, (Mimbar) -
Mayoritas fraksi di DPRD Sumut dalam materi pandangan umum sidang
paripurna Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (P-APBD) Sumut, Rabu,
(20/11) nyaris tidak menyinggung permasalahan rasionalisasi yang sebelumnya
dipersoalkan kalangan politisi maupun pengamat.
Hal itu
terungkap dari pandangan umum masing-masing fraksi kecuali fraksi Partai Damai
Sejahtera (PDS) dalam menyikapi nota keuangan Rancangan P APBD 2013 yang
disampaikan Gubernur Sumut, sehari sebelumya. Sejumlah fraksi lainnya, seperti
Fraksi Partai Golkar, Hanura, Grindra, PPP, maupun PPRN, hanya memberikan
pandangan normatif, berupa masukan dan saran serta menyampaikan harapan kepada
pihak eksekutif agar APBD ke depan bisa lebih baik.
Juga
sebatas imbauan agar Pemprov Sumut mampu
meningkatkan kinerja dalam mengatasi pengangguran dan kemiskinan, termasuk
jumlah pengangguran terbuka yang semakin bertambah. Bahkan, ada pula pandangan
fraksi yang memuji kinerja pemerintah di bidang kesehatan, terutama layanan terhadap
keluarga miskin.
Hal yang
sama juga pandangan Fraksi PDI Perjuangan, maupun
Partai Keadilan Sejahtera, maupun Partai Demokrat. Padahal sebelumnya tiga
fraksi ini dinilai paling heboh menyuarakan bahwa kebijakan rasionalisasi yang
dilakukan oleh Pemprovsu tidak pernah terjadi dan telah melanggar
Undang-Undang.
Kritik tajam
peyampaian nota keuangan RAPBD 2013 hanya terlihat dari pandangan Fraksi Partai
Damai Sejahtera (PDS) yang tegas menyatakkan Pembahasan P APBD 2013 dan
manajemen APBD 2013 merupakan terburuk sepanjang sejarah Otonomi Daerah di
Sumut. Dari segi penjadwalan, menurut fraksi PDS, melalui juru bicaranya Murni
Eliester Verawaty Munthe, dari segi
penjadwalan, pembahasan P APBD 2013 sangat tidak berkualitas karena dilakukan
secara terburu-buru. Hanya empat hari di tingkat paripurna dewan. PDS juga
menyesalkan pembahasan PAPBD seperti 'kejar target' karena masih dirangkai
dengan pembahasan Ranperda Rokok, serta paripurna hasil Pansus Danau Toba.
Akibatnya,
rakyat dan media masa di Sumut memandang bahwa Pemprovsu dan DPRD Sumut telah
mempertontonkan sandiwara legislasi berwujud kegiatan formalitas.
"Bayangkan APBD bernilai Rp9 Triliun lebih hanya dibahas dalam empat hari.
Disamping
sejumlah masalah tersebut baru pada manajemen APBD 2013 muncul masalah pelik
yang menarik perhatian rakyat dan media massa, yakni adanya rasionalisasi
anggaran bernilai triliunan rupiah. Rasionalisasi diartikan sebagai pengurangan
anggaran dari alokasi dana yang telah ditetapkan pada APBD murni untuk
kabupaten/kota dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). "Wajar jika masyarakat bertanya
kenapa terjadi pengurangan -pengurangan APBD 2013," ujar Murni.
Sebagaimana
disebutkan pengurangan-pengurangan P APBD 2013, termasuk pengurangan bantuan
keuangan kepada kabupaten/kota sebesar Rp175.660.993.603.Paripurna PAPBD 2013 masih akan berlanjut, Kamis
(21/11) dengan agenda jawaban Gubernur atas pandangan umum anggota dewan atas
nama fraksi di DPRD Sumut.(09)
Comments
Post a Comment