Event untuk Ikon Wisata Sumut
Gubsu Tantang Praktisi Gelar Event
untuk Ikon Wisata Sumut
MEDAN- Sumatera Utara belum memiliki calendar of event yang bisa menjadi ikon wisata sebagai penarik wisatawan berkunjung ke Sumatera Utara. Gubernur Sumatera Utara menantang praktisi pariwisata di Sumut untuk menggagas sebuah event yang bisa menjadi ikon wisata Sumut.Gubsu pun mencontohkan, jika Jawa Timur punya Jember Carnival serta Banyuwangi Tour de Ijen dan Sumatera Barat rutin dengan Tour de Singkarak, mengapa Sumatera Utara tidak menyelenggarakan event Sumatera Marathon.
Tantangan tersebut dilontarkan Gatot Pujo Nugroho saat menerima audiensi Asosiasi Biro Perjalanan Wisata, ASITA (Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies) Sumut di Rumah Dinas Gubernur,Jl Sudirman, Medan, Minggu (10/11). Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua ASITA Sumut Solahuddin Nasution, Wakil Ketua Soehandy Aris, Sekretaris HR Yuriandi Siregar, Bendahara Ie Le Joelaika, beserta unsur pengurus lainnya CHJ Gultom Mhd Indra Batubara, Yeny Astari dan Ray Bahara Sitorus.
Gubsu didampingi Plt Kadis Pariwista Sumut Sri Hartini secara khusus menantang para praktisi pariwisata itu untuk berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata menggelar event yang mampu menjadi ikon Sumut untuk menarik minat wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.
“Saya merasa kita perlu menambah variasi daya tarik wisata yang sudah ada, Sumut belum memiliki event yang bisa menjadi ikon, seperti Jember Carnival atau Tour de Singkarak dan lainnya. KIta harus segera buat event rutin yang khas, spesifik, dan menarik. Misalnya,kenapa kita tidak buat Sumatera Marathon?" ujar Gubsu kepada para pentolan biro perjalanan wisata yang hadir.
Gubsu mengungkapkan Sumut punya kekayaan sumber daya alam yang luar biasa indah, juga seni dan budaya beraneka ragam, sehingga seharusnya tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, para pengurus ASITA sepakat dengan apa yang disampaikan Gubsu. Menurut Solahuddin Sumatera Utara memang memiliki Pesta Danau Toba atau sekarang dikenal sebagai Festival Danau Toba. Namun kegiatan itu belum lah mampu menjadi ikon. Mengapa? karena masih terlalu banyak event yang diagendakan di dalamnya, sehingga tidak efektif dan cenderung membingungkan.
Selain itu, para praktisi mengungkapkan sulitnya menjual FDT karena fasilitas akomodasi yang tidak tersedia pada hari pelaksanaan. “Kami tidak bisa memenuhi permintaan tamu untuk mengunjungi Pesta Danau Toba, karena tidak ada kamar tersedia, semuanya sudah dibooking penyelenggara ,” jelas Solahuddin.
Solahuddin kemudian mengungkapkan bahwa ASITA ingin mengembalikan kejayaan pariwisata Sumut seperti pada era tahun 80 an yang ditandai dengan tingginya kunjungan wisatawan asing. Salah satu upaya adalah dengan menggelar Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) akan dilaksanakan di Medan pada 15 November 2013 mendatang.
“Dalam Rakernas akan hadir Meneg BUMN, dimana kita akan mendorong dibukanya kembali penerbangan direct Sumut ke negara Eropa seperti dahulu ada Medan - Jerman dan Medan - Belanda,” papar Solahuddin.
RAKERNAS akan dihadiri oleh pengurus dan anggota ASITA dari seluruh Indonesia yang diperkirakan mencapai 500 orang. Acara ini menurut Solahuddin memiliki nilai strategis untuk promosi pariwisata Sumatera Utara karena akan dihadiri secara langsung oleh pimpinan biro-biro perjalanan dari 33 provinsi yang ada di Indonesia.
Comments
Post a Comment