5.624 Ternak Dievakuasi dari Sinabung
5.624
Ternak Dievakuasi dari Sinabung
* Erupsi Terjadi Lagi Tiga Kali
Medan, (Mimbar) – Sebanyak 5.624 ekor ternak yang berada di tiga kecamatan yang berdekatan dengan terjadinya bencana erupsi Gunung Sinabung, Tanah Karo, Sumatera Utara, dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Terhadap ternak juga disedaiakn obat-obatan dan pakan hijauan di luar areal debu vulkanik.
“Pemprovsu mengupayakan keselamatan terhadap
5.624 ekor ternak dengan membantu evakuasi ke tempat yang lebih aman dan
juga ke desa-desa tetangga,” jelas Kepala Dinas Peternakan Sumatera Utara Tetty
Erliana Lubis kepada wartawan di Medan, Rabu (20/11).
Dia
menjelaskan, langkah proaktif dilakukan jajaran sesuai perintah Gubernur
Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST, MSI. Dimana untuk menyikapi kondisi
Gunung Sinabung yang masih erupsi dan berstatus Siaga (Level III), Gubsu
meminta semua SKPD berperan aktif membantu meringankan beban masyarakat korban
bencana erupsi sesuai tupoksi masing-masing.
Hingga
kemarin, menurut Tetty pihaknya telah mengevakuasi Ke-5.624 ekor hewan ternak.
Hewan yang dievakuasi dari area rawan bencana itu terdiri dari sapi potong
2.962 ekor, kerbau 714 ekor, kambing 1.496 ekor dan 452 ekor unggas yang
tersebar di Kecamatan Neman Teran, Tiganderket dan Kecamatan Payung, Tanah
Karo.
"Dan
juga kita siapkan obat-obatan untuk mengantisipasi penyakit yang muncul akibat
dari dampak gempa itu," ujar Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumut,
Tetty Erliana Lubis.
Tetty mengatakan, sebagian dari hewan ternak tersebut telah dipindahkan ke lokasi aman. Ada juga dititipkan pada keluarga di desa lain. Kemudian juga sebagian ternak, sudah ada yang dijual pemiliknya.
"Dari hasil pantauan dan laporan Dinas Peternakan dan Perikanan Karo, sampai saat ini dampak debu vulkanik belum menimbulkan penyakit serius pada ternak. Hanya saja ada masalah kurang perawatan dan kekurangan pakan ternak," sebutnya.
Walau relatif belum ada penyakit, namun ada terjadi gangguan pada hewan ternak karena erupsi Sinabung itu, seperti infeksi pernafasan, gembung, tercemar abu dan kurang perawatan. "Dan kita terus antisipasi. Tim kami sudah stand by di lokasi," ujarnya.
Ditambahkan, upaya untuk mengganti kemungkinan munculnya risiko kerugian pada hewan ternak, menurut Tetty masih terus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat. "Kemungkinan bantuan untuk mengurangi risiko ada dari pusat, tetapi ini masih terus kita koordinasikan makanya kami tidak berani menjanjikan," ujarnya.
Tetty mengatakan, sebagian dari hewan ternak tersebut telah dipindahkan ke lokasi aman. Ada juga dititipkan pada keluarga di desa lain. Kemudian juga sebagian ternak, sudah ada yang dijual pemiliknya.
"Dari hasil pantauan dan laporan Dinas Peternakan dan Perikanan Karo, sampai saat ini dampak debu vulkanik belum menimbulkan penyakit serius pada ternak. Hanya saja ada masalah kurang perawatan dan kekurangan pakan ternak," sebutnya.
Walau relatif belum ada penyakit, namun ada terjadi gangguan pada hewan ternak karena erupsi Sinabung itu, seperti infeksi pernafasan, gembung, tercemar abu dan kurang perawatan. "Dan kita terus antisipasi. Tim kami sudah stand by di lokasi," ujarnya.
Ditambahkan, upaya untuk mengganti kemungkinan munculnya risiko kerugian pada hewan ternak, menurut Tetty masih terus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat. "Kemungkinan bantuan untuk mengurangi risiko ada dari pusat, tetapi ini masih terus kita koordinasikan makanya kami tidak berani menjanjikan," ujarnya.
Semenatar itu Gunung Sinabung di
Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, mengeluarkan erupsi sebanyak tiga kali
pada Rabu pagi yang menyemburkan abu vulkanik dengan ketinggian bervariasi.
Dalam
pesan singkat yang diterima di Medan, Rabu, Kepala Pusat Data Informasi dan
Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, erupsi pertama terjadi pada pukul
02.40 WIB dengan ketinggian abu vulkanik sekitar 2.000 meter.
Erupsi
kedua terjadi pada pukul 04.05 WIB yang memunculkan semburan abu vulaknik
hingga 1.000 meter yang terbawa angin ke arah barat daya.
Sedangkan
erupsi ketiga terjadi pada pukul 06.19 WIB dengan ketinggian abu vulkanik
sekitar 2.500 meter dengan arah angin menuju timur laut.
Dari
laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), potensi erupsi
susulan yang terjadi di Gunung Sinabung masih tinggi.
Apalagi
dengan keluarnya lava pijar dalam empat hari terakhir, sehingga letusannya akan
semakin membahayakan dan karakteristik letusannya dinilai mirip dengan Gunung
Merapi. (04)
Comments
Post a Comment