Buruh Jebol Pagar Kantor Gubsu
Demo Buruh Jebol
Pagar Kantor Gubsu
Medan, (MImbar) - Ratusan massa dari Aliansi Serikat Buruh
Indonesia (Serbundo) unjuk rasa menolak penetapan UMP Sumut 2014, di depan
Kantor Gubernur Sumut, Selasa (12/11) sore.
Tak lama pimpinan aksi menyampaikan orasi tuntutannya, puluhan buruh meringsek mendekati pagar utama kantor bercat putih lantai X tersebut. Tanpa dikomandoi buruh mengguncang-guncang pagar dengan kencang hingga akhirnya pagar putih sepanjang tiga meter itu tumbang ke dalam. Aparat keamanan yang berjaga, Satpol PP dan kepolisian tidak berhasil menghalau penumbangan pagar tersebut.
Tak lama berselang Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumut Bukit Tambunan muncul ke hadapan massa. Ia mencoba menenangkan massa yang terlihat mulai marah. Menggunakan pengeras suara Bukit mengajak perwakilan massa buruh berdialog secara damai ke dalam ruangan.
"Kami harap aksi serikat pekerja/serikat buruh ini tetap kondusif. Jangan bertindak anarkis. Mari kita bicarakan baik-baik di dalam ruangan," imbau Bukit.
Herwin Nasution, Koordinator Aliansi Serbundo juga meminta massa yang dikoordinirnya tetap tenang. Ia meminta beberapa pimpinan serikat buruh/serikat pekerja untuk berkumpul dan ikut bersama dirinya untuk berdialog sesuai permintaan Kadisnakertrans Sumut. Massa buruh akhirnya tenang. Belasan perwakilan buruh pun masuk ke dalam kantor gubernur bersama dengan Bukit Tambunan.
Setelah sekitar setengah jam perundingan selesai, Herwin Nasution menegaskan kepada massanya bahwa aspirasi mereka telah diterima dan akan ditindaklanjuti kepada Gubernur Sumatera Utara.
"Di dalam tadi aspirasi kita sudah diterima Kadisnaker Sumut. Bagi rekan-rekan yang merasa terlibat langsung bekerja dibagian produksi pada perusahaan masing-masing dan masih berstatus Outsourcing, silahkan lapor ke kita. Tadi Kadisnaker sudah janji akan menindak perusahaan yang mempekerjakan secara Outsourcing, buruh/pekerja yang terlibat langsung pada produksi," ujar Herwin sembari mengatur massanya untuk membubarkan diri.
Selain tuntutan tadi, massa buruh juga menolak kebijakan dan praktek-prakten yang mengeksploitasi kaum buruh, menolak kebijakan dan praktek upah murah bagi buruh, meratifikasi konvensi ILO tentang buruh perkebunan, dan meminta pemerintah mencabut izin usaha perusahaan yang melanggar hak-hak buruh.
Kadisnakertrans Sumut, Bukit Tambunan menegaskan UMP Sumut 2014 sebesar Rp 1.505.850, sudah final.
"UMP Sumut 2014 itu sudah final, tak akan ada kemungkinan direvisi lagi. Bahkan UMP kita ini sudah 19 persen diatas KHL (kebutuhan hidup layak)," tagas Bukit.
Bukit kembali mengatakan UMP Sumut hanya sebagai jaring pengaman upah yang akan ditetapkan kabupaten/kota.
"UMK kabupaten/kota harus diatas UMP. Kalau ada kabupaten/kota mengusulkan UMK dibawah UMP pasti tidak akan disetujui Pak Gubernur," ujarnya. (04)
Tak lama pimpinan aksi menyampaikan orasi tuntutannya, puluhan buruh meringsek mendekati pagar utama kantor bercat putih lantai X tersebut. Tanpa dikomandoi buruh mengguncang-guncang pagar dengan kencang hingga akhirnya pagar putih sepanjang tiga meter itu tumbang ke dalam. Aparat keamanan yang berjaga, Satpol PP dan kepolisian tidak berhasil menghalau penumbangan pagar tersebut.
Tak lama berselang Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumut Bukit Tambunan muncul ke hadapan massa. Ia mencoba menenangkan massa yang terlihat mulai marah. Menggunakan pengeras suara Bukit mengajak perwakilan massa buruh berdialog secara damai ke dalam ruangan.
"Kami harap aksi serikat pekerja/serikat buruh ini tetap kondusif. Jangan bertindak anarkis. Mari kita bicarakan baik-baik di dalam ruangan," imbau Bukit.
Herwin Nasution, Koordinator Aliansi Serbundo juga meminta massa yang dikoordinirnya tetap tenang. Ia meminta beberapa pimpinan serikat buruh/serikat pekerja untuk berkumpul dan ikut bersama dirinya untuk berdialog sesuai permintaan Kadisnakertrans Sumut. Massa buruh akhirnya tenang. Belasan perwakilan buruh pun masuk ke dalam kantor gubernur bersama dengan Bukit Tambunan.
Setelah sekitar setengah jam perundingan selesai, Herwin Nasution menegaskan kepada massanya bahwa aspirasi mereka telah diterima dan akan ditindaklanjuti kepada Gubernur Sumatera Utara.
"Di dalam tadi aspirasi kita sudah diterima Kadisnaker Sumut. Bagi rekan-rekan yang merasa terlibat langsung bekerja dibagian produksi pada perusahaan masing-masing dan masih berstatus Outsourcing, silahkan lapor ke kita. Tadi Kadisnaker sudah janji akan menindak perusahaan yang mempekerjakan secara Outsourcing, buruh/pekerja yang terlibat langsung pada produksi," ujar Herwin sembari mengatur massanya untuk membubarkan diri.
Selain tuntutan tadi, massa buruh juga menolak kebijakan dan praktek-prakten yang mengeksploitasi kaum buruh, menolak kebijakan dan praktek upah murah bagi buruh, meratifikasi konvensi ILO tentang buruh perkebunan, dan meminta pemerintah mencabut izin usaha perusahaan yang melanggar hak-hak buruh.
Kadisnakertrans Sumut, Bukit Tambunan menegaskan UMP Sumut 2014 sebesar Rp 1.505.850, sudah final.
"UMP Sumut 2014 itu sudah final, tak akan ada kemungkinan direvisi lagi. Bahkan UMP kita ini sudah 19 persen diatas KHL (kebutuhan hidup layak)," tagas Bukit.
Bukit kembali mengatakan UMP Sumut hanya sebagai jaring pengaman upah yang akan ditetapkan kabupaten/kota.
"UMK kabupaten/kota harus diatas UMP. Kalau ada kabupaten/kota mengusulkan UMK dibawah UMP pasti tidak akan disetujui Pak Gubernur," ujarnya. (04)
Teks Foto :
Ratusan massa dari Aliansi Serikat Buruh Indonesia
(Serbundo) unjuk rasa menolak penetapan UMP Sumut 2014, di depan Kantor
Gubernur Sumut, Selasa (12/11) sore dan sempat mengguncang-guncang pagar dengan
kencang hingga akhirnya pagar putih sepanjang tiga meter itu tumbang ke dalam.
(04)
Comments
Post a Comment