Gubsu : Selamatkan Kebangsaan
Gubsu : Selamatkan Kebangsaan dengan
Solidaritas Fungsional
Medan, (Mimbar) - Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST mengajak segenap komponen bangsa menyelamatkan ketahanan nilai-nilai kebangsaan yang dewasa ini ditengarai melemah, antara lain dengan menumbuhkan solidaritas fungsional.
"Solidaritas fungsional sangat strategis karena didasarkan pada ikatan saling ketergantungan satu sama lain dalam berbagai bidang, baik ekonomi, politik maupun sosial budaya," ujar Gubsu dalam sambutan dibacakan Kepala Badan. Kesbangpol Linmas Sumut Drs H Eddy Syofian MAP, Rabu.
Berbicara pada Kegiatan Pelatihan untuk Pelatih Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan bagi Kalangan Guru SMA Sederajat di Sumut yang digelar Lemhanas RI bekerjasama Pemprovsu di Bina Graha Medan, Gubsu menegaskan kemajemukan harus dipandang sebagai aset dan kekuatan.
"Para guru harus benar-benar mampu menjabarkan dan membentuk karakter generasi bangsa memiliki pemahaman tentang ini, intinya kemajemukan adalah kekuatan untuk membangun bangsa dan negara, bukan sebagai sumber permasalahan atau bahkan sumber konflik," ujarnya.
Deputy Bidang Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan Lemhanas RI Laksamana Muda TNI Ir Leonardi mengemukakan kegiatan sepuluh hari ini diharapkan dapat mempertajam karakter bangsa Indonesia yang bersendikan 4 komitmen kebangsaan.
"Hal ini akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas, baik yang tercermin dalam kesadaran pemahaman, rasa karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen NKRI," ujarnya.
Pembangunan karakter bangsa lanjutnya merupakan kebutuhan yang mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dikarenakan pembangunan karakter bangsa merupakan gagasan besar yang dicetuskan para pendiri bangsa.
"Sebagai bangsa yang terdiri atas berbagai macam agama dan etnis suku bangsa dengan nuansa kedaerahan yang kental, bangsa Indonesia membutuhkan kesamaan pandangan tentang budaya dan karakter yang holistic sebagai bangsa," ujarnya.
Lebih lanjut Eddy Syofian atas nama Gubsu memaparkan kebangsaan ini sangat penting karena menyangkut kesamaan pemahaman, pandangan dan gerak langkah untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
"Sepanjang perjalanan bangsa Indonesia telah banyak banyak masalah yang timbul akibat dari kurangnya kecintaan masyarakat Indonesia akan bangsa itu sendiri," ujarnya.
Sehingga dari berbagai persoalan yang kini kita hadapi hal yang menarik untuk direnungkan kembali adalah bangaimana seharusnya empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni: Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika dapat benar-benar berfungsi dalam membangun karakter bangsa di tengah kemajemukan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya.
Hal penting yang harus mendapat perhatian serius dengan kemajemukan bangsa lanjutnya yaitu berupaya untuk menghidupkan terus solidaritas emosional dalam bingkai kehidupan berbangsa.
Solidaritas tersebut eperti adanya rasa saling membutuhkan, menghargai dan mencintai sesama komponen bangsa sehingga interaksi antar etnis, suku, budaya dan agama dapat menumbuhkan rasa kebersamaan.
Melaksanakan pembangunan bangsa dengan pengelolaan kehidupan bernegara yang menumbuhkan solidaritas fungsional, yaitu solidaritas yang didasarkan pada ikatan saling ketergantungan satu sama lain dalam berbagai bidang, baik ekonomi, politik maupun sosial budaya, ujarnya. (04)
Teks Foto C :
Deputy Bidang Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan Lemhanas RI Laksamana Muda TNI Ir Leonardi didampingi Kepala Badan Kesbangpol Linmas Sumut Drs H Eddy Syofian MAP mewakili Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi menyematkan tanda peserta. (04)
Medan, (Mimbar) - Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST mengajak segenap komponen bangsa menyelamatkan ketahanan nilai-nilai kebangsaan yang dewasa ini ditengarai melemah, antara lain dengan menumbuhkan solidaritas fungsional.
"Solidaritas fungsional sangat strategis karena didasarkan pada ikatan saling ketergantungan satu sama lain dalam berbagai bidang, baik ekonomi, politik maupun sosial budaya," ujar Gubsu dalam sambutan dibacakan Kepala Badan. Kesbangpol Linmas Sumut Drs H Eddy Syofian MAP, Rabu.
Berbicara pada Kegiatan Pelatihan untuk Pelatih Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan bagi Kalangan Guru SMA Sederajat di Sumut yang digelar Lemhanas RI bekerjasama Pemprovsu di Bina Graha Medan, Gubsu menegaskan kemajemukan harus dipandang sebagai aset dan kekuatan.
"Para guru harus benar-benar mampu menjabarkan dan membentuk karakter generasi bangsa memiliki pemahaman tentang ini, intinya kemajemukan adalah kekuatan untuk membangun bangsa dan negara, bukan sebagai sumber permasalahan atau bahkan sumber konflik," ujarnya.
Deputy Bidang Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan Lemhanas RI Laksamana Muda TNI Ir Leonardi mengemukakan kegiatan sepuluh hari ini diharapkan dapat mempertajam karakter bangsa Indonesia yang bersendikan 4 komitmen kebangsaan.
"Hal ini akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas, baik yang tercermin dalam kesadaran pemahaman, rasa karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen NKRI," ujarnya.
Pembangunan karakter bangsa lanjutnya merupakan kebutuhan yang mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dikarenakan pembangunan karakter bangsa merupakan gagasan besar yang dicetuskan para pendiri bangsa.
"Sebagai bangsa yang terdiri atas berbagai macam agama dan etnis suku bangsa dengan nuansa kedaerahan yang kental, bangsa Indonesia membutuhkan kesamaan pandangan tentang budaya dan karakter yang holistic sebagai bangsa," ujarnya.
Lebih lanjut Eddy Syofian atas nama Gubsu memaparkan kebangsaan ini sangat penting karena menyangkut kesamaan pemahaman, pandangan dan gerak langkah untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
"Sepanjang perjalanan bangsa Indonesia telah banyak banyak masalah yang timbul akibat dari kurangnya kecintaan masyarakat Indonesia akan bangsa itu sendiri," ujarnya.
Sehingga dari berbagai persoalan yang kini kita hadapi hal yang menarik untuk direnungkan kembali adalah bangaimana seharusnya empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni: Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika dapat benar-benar berfungsi dalam membangun karakter bangsa di tengah kemajemukan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya.
Hal penting yang harus mendapat perhatian serius dengan kemajemukan bangsa lanjutnya yaitu berupaya untuk menghidupkan terus solidaritas emosional dalam bingkai kehidupan berbangsa.
Solidaritas tersebut eperti adanya rasa saling membutuhkan, menghargai dan mencintai sesama komponen bangsa sehingga interaksi antar etnis, suku, budaya dan agama dapat menumbuhkan rasa kebersamaan.
Melaksanakan pembangunan bangsa dengan pengelolaan kehidupan bernegara yang menumbuhkan solidaritas fungsional, yaitu solidaritas yang didasarkan pada ikatan saling ketergantungan satu sama lain dalam berbagai bidang, baik ekonomi, politik maupun sosial budaya, ujarnya. (04)
Teks Foto C :
Deputy Bidang Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan Lemhanas RI Laksamana Muda TNI Ir Leonardi didampingi Kepala Badan Kesbangpol Linmas Sumut Drs H Eddy Syofian MAP mewakili Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi menyematkan tanda peserta. (04)
Comments
Post a Comment