Indonesia Lebih Butuh Pemimpin Berkarakter Baik
Gubernur Lemhanas dan Gubsu Senada :
Indonesia Lebih Butuh Pemimpin Berkarakter Baik
Medan, (Mimbar) - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Prof Budi Susilo Soepandji dan Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi satu bahasa mengatakan Indonesia lebih membutuhkan pemimpin yang berkarakter baik ketimbang yang berpendidikan tinggi.
"Menjadi orang pintar bagus. Bisa melawan 'cyber' misalnya juga bagus. Namun kita tidak sekadar mencari orang pintar, tetapi lebih penting yang berkarakter kebangsaan Indonesia," tegas Budi dalam Dialog Kebangsaan dengan tokoh agama, masyarakat, adat dan pemuda di Makodam I/BB di Medan, Jumat (22/11).
Dialog ini juga menghadirkan narasumber Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi dengan makalah tertulis dibacakan Kepala Badan Kesbangpol Linmas Sumut Drs H Eddy Syofian MAP yang secara panjang lebar memaparkan nilai kebangsaan.
Intinya Gubsu mempertegas tiga motivasi, yakni generasi bangsa harus terus optimis, perkuat kredibilitas kebangsaan generasi muda dan perkokoh empat konsensus nasional, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Narasumber lainnya Pangdam I/BB Mayjen TNI Burhanuddin Siagian dalam makalah dibacakan Kasdam I/BB Brigjen TNI Andogo Wiradi intinya mengajak generasi muda mengimplementasikan rasa kebangsaan yang terwujud sederhananya berakhlak mulia, bermoral, beretika dan sopan santun.
Lebih lanjut Gubernur Lemhanas dan Gubsu senada mengungkapkan jika pemimpin hanya pintar saja tanpa memiliki karakter, maka negeri ini terancam porak poranda.
"Jadi yang terutama karakter, pendidikan bisa nomor tiga atau empat," tambahnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, dalam membangun karakter tersebut dapat dimulai dari hal yang sepele. Pembentukan karakter tersebut juga berkaitan dengan pengetahuan mengenai wawasan nusantara.
"Wawasan nusantara ialah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya," katanya.
Ia menegaskan mengerti lingkungan dan diri sendiri itu sangatlah penting. Hal tersebut, sangat berkaitan dengan pembangunan dan pertahanan suatu bangsa.
Melemahnya kehidupan berbangsa dan bernegara juga diungkapkan oleh Gubsu sebagaimana disampaikan Drs H Eddy Syofian dalam kesempatan itu.
Tanda-tanda melemahnya kehidupan berbangsa dan bernegara itu, kata dia, terlihat dari tidak dihormatinya lagi simbol-simbol negara, seperti Bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, serta Pancasila.
Dipaparkannya pemantapan nilai-nilai kebangsaan dewasa ini menjadi suatu kebutuhan bagi bangsa Indonesia untuk membangun karakter bangsa. (04)
Indonesia Lebih Butuh Pemimpin Berkarakter Baik
Medan, (Mimbar) - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Prof Budi Susilo Soepandji dan Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi satu bahasa mengatakan Indonesia lebih membutuhkan pemimpin yang berkarakter baik ketimbang yang berpendidikan tinggi.
"Menjadi orang pintar bagus. Bisa melawan 'cyber' misalnya juga bagus. Namun kita tidak sekadar mencari orang pintar, tetapi lebih penting yang berkarakter kebangsaan Indonesia," tegas Budi dalam Dialog Kebangsaan dengan tokoh agama, masyarakat, adat dan pemuda di Makodam I/BB di Medan, Jumat (22/11).
Dialog ini juga menghadirkan narasumber Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi dengan makalah tertulis dibacakan Kepala Badan Kesbangpol Linmas Sumut Drs H Eddy Syofian MAP yang secara panjang lebar memaparkan nilai kebangsaan.
Intinya Gubsu mempertegas tiga motivasi, yakni generasi bangsa harus terus optimis, perkuat kredibilitas kebangsaan generasi muda dan perkokoh empat konsensus nasional, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Narasumber lainnya Pangdam I/BB Mayjen TNI Burhanuddin Siagian dalam makalah dibacakan Kasdam I/BB Brigjen TNI Andogo Wiradi intinya mengajak generasi muda mengimplementasikan rasa kebangsaan yang terwujud sederhananya berakhlak mulia, bermoral, beretika dan sopan santun.
Lebih lanjut Gubernur Lemhanas dan Gubsu senada mengungkapkan jika pemimpin hanya pintar saja tanpa memiliki karakter, maka negeri ini terancam porak poranda.
"Jadi yang terutama karakter, pendidikan bisa nomor tiga atau empat," tambahnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, dalam membangun karakter tersebut dapat dimulai dari hal yang sepele. Pembentukan karakter tersebut juga berkaitan dengan pengetahuan mengenai wawasan nusantara.
"Wawasan nusantara ialah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya," katanya.
Ia menegaskan mengerti lingkungan dan diri sendiri itu sangatlah penting. Hal tersebut, sangat berkaitan dengan pembangunan dan pertahanan suatu bangsa.
Melemahnya kehidupan berbangsa dan bernegara juga diungkapkan oleh Gubsu sebagaimana disampaikan Drs H Eddy Syofian dalam kesempatan itu.
Tanda-tanda melemahnya kehidupan berbangsa dan bernegara itu, kata dia, terlihat dari tidak dihormatinya lagi simbol-simbol negara, seperti Bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, serta Pancasila.
Dipaparkannya pemantapan nilai-nilai kebangsaan dewasa ini menjadi suatu kebutuhan bagi bangsa Indonesia untuk membangun karakter bangsa. (04)
Teks Foto C Hal 1 :
Gubernur Lemhanas Prof Budi Susilo Soepandji (kiri), Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi diwakili Kakesbangpol Linmas Eddy Syofian (kanan) dan Kasdam I/BB Brigjen TNI Andogo Wiradi satu bahasa mengatakan Indonesia lebih membutuhkan pemimpin yang berkarakter pada Dialog Kebangsaan, Jumat (22/11). (04)
Comments
Post a Comment