Gubernur Sumut Serahkan 3 Jenazah Pegawainya

Gubernur Sumut Serahkan 3 Jenazah Pegawainya

  Medan, (Mimbar) - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho ST, Minggu (8/9) dinihari menyerahkan tiga jenazah pegawainya yang meninggal dalam musibah kapal pecah di Samudra Hindia sekitar kawasan perairan Pulau Telo Kabupaten Nias Selatan kepada keluarganya masing-masing.

       Upacara penghormatan terakhir dan penyerahan jenazah aparatur pegawai negeri sipil (PNS) Biro Pemerintahan Umum Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) yang meninggal saat melaksanakan tugas dalam rangka penilaian kecamatan terbaik tersebut berlangsung khidmat dan haru di lobby lantai 1 Kantor Gubsu Jalan Diponegoro Medan.

       Dihadapan ketiga peti jenazah PNS tersebut, Gubsu memimpin penghormatan terakhir dan menyampaikan rasa duka mendalam sekaligus penghormatan atas dedikasi dan loyalitas mereka saat melaksanakan tugas negara. Kepada keluarga yang ditinggalkan, Gubsu berharap sabar dan tabah serta tawakkal.

         Hadir pada upacara penghormatan terakhir dan penyerahan kepada keluarga ini Wagubsu H T Erry Nuradi, Sekdaprovsu H Nurdin Lubis SH MM, Kepala Biro Pemerintahan Umum Setdaprovsu H Noupal Mahyar dan sejumlah pejabat teras serta pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD Pemprovsu bersama sejumlah PNS Pemprovsu.

        Upacara berlangsung sekitar pukul 02.30 WIB. Ketiga jenazah disemayamkan di Kantor Gubsu setelah dievakuasi dari Pulau Telo dengan helikopter ke Bandara FL Tobing di Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah dan selanjutnya menuju Medan dengan ambulance pada Sabtu (7/9) sore.

       Jenazah korban tewas dalam musibah kapal pecah di Samudera Hindia di kawasan perairan Pulau Telo, Kabupaten Nias Selatan, Jumat (6/9) itu yakni Bahrin Lubis (55), Syahrun (48) dan Saidin Purba.

       Kepala Badan Kesbangpol Linmas Provinsi Sumut Eddy Syofyan menyebutkan semula direncanakan untuk membawa ketiga jenazah tersebut melalui jalur udara dari Pinangsori terpaksa diurungkan sebab pesawat maupun heli yang ada tidak mampu melakukan penerbangan malam.

       “Sudah mencoba mencarter pesawat Susi Air, maupun helikopter, namun karena berangkat malam, risikonya terlalu tinggi, jadi solusinya melalui darat," jelasnya.

Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung