Bahar Siagian : Tidak Boleh Ada Dikotomi di Biro Keuangan Pemprovsu


Bahar Siagian : Tidak Boleh Ada Dikotomi di Biro Keuangan Pemprovsu

Medan,
    Tidak boleh ada dikotomi atau saling eksklusif apalagi masing-masing jalan sendiri di antara bagian tugas maupun jabatan di Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Sumut (Sekdaprovsu).

    "Semua bidang atau bagian di biro ini satu kesatuan. Harus saling mendukung dan jangan ada yang bekerja sendiri-sendiri," ujar Kepala Biro Keuangan Setdaprovsu H Baharuddin Siagian SH MSi, Rabu (15/11).

      Guna menyamakan persepsi tentang ini, lanjut Bahar kepada wartawan di Kantor Gubsu di Medan pihaknya senantiasa menyediakan kesempatan bagi seluruh pegawai termasuk keluarganya bertemu dan bersilaturrahmi.

      Kegiatan 'family gathering' sebagaimana yang digelar di Theme Park Pantai Cermin pada 11 dan 12 Januari 2014 lalu menurut Bahar merupakan momen strategis memperkuat soliditas keluarga besar Biro Keuangan yang berdampak pada peningkatan kinerja.

      Hampir semua pegawai negeri sipil (PNS) Biro Keuangan beserta keluarga ikut pada 'family gathering' yang berlangsung penuh kekeluargaan dan meriah ini.

      Para pejabat terasnya, mulai dari Kepala Biro dan isteri, para kabag dan kasubbag berbaur dengan para pegawai beserta keluarga mereka, termasuk tenaga teknis seperti petugas kebersihan atau 'cleaning service'.

      Juga hadir dari beberapa unit kerja lainnya diantaranya Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provsu di Pangkalan Brandan Nazaruddin Lubis dan Abdul Gani SSsos.     

    Acara dikemas cukup apik diisi. Ceramah Pencerahan dan pembawa acara Amir Nasuition dilengkapi acara hiburan keyboard dan lain-lain serta pertandingan tari poco-poco antar ibu-ibu dan antar bagian serta pertandingan permainan anak-anak seperti mengumpulkan bola di kolam renang, tari caesar atau JKS.

      Kepala Biro Keuangan H Baharuddin Siagian SH MSi mengemukakan melalui peningkatan silaturahim antara para PNS dengan keluarga ini diharapkan hasilnya tergambar dari kegiatan atau kinerja biro keuangan.

      "Kekompakan dan kekokohan ini sangat diperlukan agar soliditas semakin kokoh demi terciptanya 'teamwork' yang signifikan antar bagian dan antar staf di Biro Keuangan," ujarnya.

        Dikemukakan, ini juga sangat penting karena antara bagian yang satu dengan yang lainnya adalah saling terkait sehingga tidak ada dan tidak boleh jalan sendiri-sendiri di Biro Keuangan yang selanjutnya tentu akan menghasilkan kinerja yang lebih baik pada tahun 2014 ini.     

      Kepala Biro juga menekankan dan sangat berharap agar disiplin para PNS di jajarannya dapat dtingkatkan antara lain contoh kecil disiplin apel pagi.   

      "Disiplin apel pagi kelihatannya sederhana namun memiliki arti penting dan akan berdampak positip terhadap hal-hal yang lebih besar karena sederhana saja, kalau kita sudah apel pagi tentu niat atau 'nawaitu' untuk ke kantor dan bekerja sudah tebesit di hati kita masing-masing," ujar Bahar Siagian.     

    Pada pertandingan atau permainan perlombaan para pejabat eselon 3 dan 4 juga berbaur dengan staf dan pegawai serta keluarga dan anak-anak sehingga suasana benar-benar penuh kekeluargaan.

Teks Foto :

Kepala Biro Keuangan Setdaprovsu H Baharuddin Siagian SH MSi berbaur dengan para pejabat eselon 3 dan 4 beserta staf dan pegawai dengan keluarga pada kegiatan 'family gathering' guna memperkuat soliditas keluarga besar Biro Keuangan yang berdampak pada peningkatan kinerja.

Comments

  1. SITUS JUDI ONLINE TERBAIK, TERPERCAYA DAN TERBESAR DI INDONESIA

    Ayo segera daftarkan dirimu dan menangkan puluhan JUTA rupiah …

    Segera Bergabung Bersama ZEUSBOLA Penyedia Games Online Terbaik, Teraman, Terpercaya Dan Terlengkap!




    INFO SELANJUTNYA SEGERA HUBUNGI KAMI DI :
    WHATSAPP :+62 822-7710-4607



    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung