Korsel Olah Limbah Sawit Sumut Jadi Enerji


 
Investor Korsel Lirik Limbah Kelapa Sawit Sumut

Medan, (Mimbar) - Investor Korea Selatan mulai melirik limbah kelapa  sawit di Provinsi Sumatera Utara untuk dijadikan bahan baku energy biomasa. Untuk memperoleh suply yang cukup investor negeri ginseng itu sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Perkebunan Sumatera Utara.

Tingginya potensi Sumatera Utara menyediakan bahan baku energi biomassa ini, ditindaklanjuti Manager Biomass Departement Kyung Dong Corporation Mr. Yoon Hyoyoung. Mr Yoon Hyoyoung  telah melakukan koordinasi terkait riset pasar ke Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara untuk melihat potensi bahan baku (row material) yang berasal dari limbah tanaman.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara Ir H Aspan Sofyan MM, dalam pertemuan dengan Mr Yoon Hyoyoung di Medan, Rabu (23/10) mengatakan Kyung Dong Corporation  yang beralamat di Kyungdong Bldg 11 Sunae Gyeonggi -  Korea  bergerak  di bidang bisnis energy batubara sejak tahun 1969.Namun   mulai tahun 2012 Kyung Dong Corporation  melaksanakan ekspansi  bisnis ke bidang  energy biomasa. Produk mereka nantinya berbentu pellet biomassa yang bisa digunakan sebagai sumber energy panas dan telah punya pasar di Jepang.

Untuk menghasilkan pellet biomassa secara berkesinambungan, pabrik biomassa Kyung Dong Corpration  memerlukan bahan baku sebanyak 200.000 metrik ton per tahun. Saat ini  sebagian bahan baku berasal dari PT. Sinar Mas Group di Samarinda. Sebagian lagi direncanakan dari bahan baku (row material) yang berasal dari limbah tanaman perkebunan khususnya limbah yang berasal dari tanaman kelapa sawit (pelepah sawit), kayu kelapa,  karet  dan kakao di Provinsi Sumatera Utara.

"Untuk pemenuhan bahan baku energy biomasa tersebutlah mereka datang," kata Aspan.

Kepada perusahan Korsel tersebut, Aspan memberikan informasi bahwa  bahwa luas areal perkebunan kelapa sawit di Provinsi Sumatera seluas 1.118.733,26 hektar, karet seluas 581.677,11 hektar, kelapa seluas 112.952,42 hektar dan kakao seluas 79.728,54 hektar dan sisanya tanaman tidak menghasilkan (TTM).

"Dari keempat komoditi  seluas 75.815,94 hektar tersebut  sangat potensial untuk mendukung pengembangan energy biomassa," ujarnya. (04)

Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung