Defisit Listrik Sumbagut Berkurang 100 MW
Defisit Listrik PLN Sumbagut Berkurang
100 MW
Medan, (Mimbar) - Pertengahan Oktober 2013 ini, pihak PT PLN (Persero)
Wilayah Sumatera Utara berupaya mengurangi defisit listrik sebesar 200 Mega
Watt (MW) pada pelanggan umum menjadi 100 MW. Upaya ini diharapkan dari
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin 2 berkapasitas 100 MW.
“Bila
PLTU Labuhan Angin 2 masuk ke sistem kelistrikan Sumbagut pada pertengahan
Oktober 2013 ini, maka defisit listrik pada siang hari atau Luar Waktu Beban
Puncak (LWBP) sebesar 200 MW bisa berkurang menjadi 100 MW,” kata Manager
Teknik PT PLN Wilayah Sumut, Ir Ahmad Hidayat Pane dalam temu konsultasi
Bakohumas Sumut dan Sosialisasi Kondisi Kelistrikan Sumbagut di Kantor PT PLN
Wilayah Sumut Jl KL Yos Sudarso Medan, Selasa (8/10/2013).
Acara
yang dibuka langsung Kepala Bakohumas Sumut Drs Jumsadi Damanik yang juga
Kepala Dinas Kominfo Sumut itu, turut dihadiri anggota Bakohumas se Sumut. Di
antaranya Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan Kolonel Halilintar, Kabid
Humas Polda Sumut diwakili Kompol A Tarigan, dan sejumlah kepala bagian humas
dari pemkab dan pemko se Sumut, serta BUMN dan BUMD.
Di
acara itu, Hidayat didampingi Deputi Manager Hukum dan Humas PT PLN Wilayah
Sumut, Raider Sigalingging, menerangkan prediksi lain untuk mengurangi
defisit listrik di Sumbagut –terdiri dari Aceh, Sumut, dan Riau—yang siang hari
mencapai 200 MW dan malam hari mencapai 300 MW, adalah dengan menyewa
pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).
“Bila
pada November 2013 minggu I dan II masuk PLTD sewa sebesar 150 MW, maka cadangan
di pelanggan umum bertambah menjadi 14 MW. Namun pelanggan tegangan tinggi
masih padam pada saat WBP (pukul 18.00 WIB – 24.00 WIB) sebesar 60 MW,
industri tegangan menengah 72 MW dan Captive Power 80 MW,” jelasnya seraya
menambahkan tahap berikutnya pada Minggu ke-IV Desember 2013 akan masuk
PLTD Sewa MFO 80 MW.
Strategi
lain mengurangi defisit listrik, lanjut Hidayat, adalah dengan
mengharapkan pasokan tambahan listrik dari PT Inalum sebesar 45 MW dan
bila PLTD sewa sebesar 160 MW masuk pada Minggu II Desember 2013.
Hidayat
yang bergantian dengan Raider Sigalingging menjelaskan, bahwa penyebab
terjadinya defisit listrik di Sumbagut antara lain disebabkan beberapa faktor.
Yakni, pertumbuhan beban yang tinggi mencapai 14,5 persen dan daftar tunggu
yang mencapai 863 MW.
Kemudian
dari sisi pembangkitan, pembangkit baru yang mengalami keterlambatan mencapai
660 MW. Di antaranya PLTU Nagan Raya 1 dan 2 dengan daya masing-masing 110 MW
dan PLTU Pangkalan Susu 1 dan 2 dengan masing-masing daya 220 MW.
Berikutnya
pasokan gas ke unit pembangkit sektor Belawan sebesar 8 BBTUD (40 MW) berhenti
sejak Juni 2013, keterlambatan izin pembangunan PLTA Asahan III dengan daya 2 x
90 MW, serta penyaluran atau transmisi yang mengalami masalah sosial untuk pembangunan
SUTT (saluran udara tegangan tinggi) 275 kV Binjai - Pangkalan Susu yang
disebabkan oleh sengketa tanah antar-ahli waris, pencurian besi tower oleh OTK,
tidak diijinkannya oleh warga untuk mendirikan tower walaupun tanah sudah
dibebaskan.
Dikesempatan
itu, Hidayat juga menjelaskan bahwa PLTU Nagan Raya Unit 1 dengan kapasitas 110
MW, hari ini mulai uji Realibitiy Run selama 30 hari, sedangkan Unit 2 tahap
komisioning untuk persiapan start up pada bulan Desember 2013.
Sebelumnya,
Drs Jumsadi Damanik mengharapkan dengan pertemuan ini, pihak PLN bisa lebih
menyosialisasikan kepada masyarakat, terutama melalui peran anggota Bakohumas
tentang kondisi riil kelistrikan di Sumbagut. Sebab, krisis listrik yang
terjadi tidak hanya menimbulkan dampak sosial ekonomis, tetapi ikut pula
merambah ke ranah hukum dan politik.
“Sosialisasi
sangat penting artinya, sehingga krisis kelistrikan di Sumut tidak dijadikan
konsumsi politik, walaupun tidak bisa dipungkiri kondisi yang terjadi telah
memberikan dampak secara politik, ekonomi, sosial dan budaya,” katanya. (04)
Comments
Post a Comment