Bus DAMRI Diancam Beroperasi di KNIA
Bus DAMRI Diancam Beroperasi di KNIA
Medan, (Mimbar) - DPRD Sumatera Utara bersama stakeholder
Bandara Kualanamu (KNIA) belum mampu menemukan solusi dalam penyelesaian masih
banyaknya permasalahan di bandara yang baru diresmikan tersebut, seperti
permasalahan masih banyaknya taksi gelap yang beroperasi hingga fasilitas yang
masih sangat minim.Bahkan, permasalahan terkait adanya ancaman diterima pihak
perusahaan DAMRI yang dilarang beroperasi usai Magrib di Bandara KNIA.
Sehingga
pembahasan berbagai permasalahan tersebut akan dilanjutkan dengan kunjungan
kerja (Kunker) Komisi D DPRDSU Rabu (6/11) mendatang ke KNIA.Dewan juga akan
kembali memanggil stakeholder Kualanamu pada waktu yang belum ditentukan.
Pada
rapat dipimpin Ketua Komisi D DPRDSU, Ahmad Hosen Hutagalung itu menghadirkan
Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Sumut Anthony Siahaan, General Manager (GM)
Angkasa Pura II Bandara Kualanamu, Tengku Said Ridwan, Kepala Perusahaan Umum
(Perum) Damri Medan Muhammad Basri Mubin, PUSKOPPAU, Taxi Blue Bird dengan
Komisi D yang dipimpin Ketua Ahmad Hosen Hutagalung, Wakil Ketua Komisi D Murni
Eliezer dan beberapa anggota membahas berbagai masalah yang dihadapi KNIA
sebagai bandara internasional. Dari rapat tersebut, disimpulkan bahwa pelayanan
di bandara yang baru beroperasi selama tiga bulan tersebut masih mengecewakan.
Beberapa
anggota Komisi D seperti Tunggul Siagian juga mengungkapkan kekecewaannya
terhadap pelayanan KNIA seperti masalah kenyamanan, kurangnya infrastruktur
seperti keterbatasan toilet dan sarana ibadah seperti musala, serta panjangnya
antrian keluar dan masuk bandara.Senada, Musafawiyah juga mengeluhkan pelayanan
yang terjadi di bandara tersebut seperti ketiadaan porter, panjangnya antrian
di pintu tol keluar dan masuk bandara yang bias mencapai satu kilometer dan hal
lain.
Sedangkan
Hidayatullah lebih mengomentari ketiadaan tempat menurunkan penumpang dari PT
Damri sebagai transportasi massal. “Mungkin permasalahan ini, semua stakeholder
kita beri deadline sampai bulan 12 (Desember) jika gagal, direkomendasikan
untuk diganti. Untuk fasilitas soal toilet, harus ada tolilet duduk dan toilet
jongkok karena tidak semua masyarakat bias menggunakan toilet duduk. Bagi
pengguna Damri dari KNIA, seharusnya
setelah dijemput, ada titik untuk keluarga menjemput disediakan yang
nyaman,” bebernya.
Sedangkan
Zulkifli Efendi Siregar juga menyebutkan pelayanan KNIA jauh dari pelayanan
tingkat bandara internasional. Dia juga menduga ada pihak-pihak di Angkasapura
yang membekingi taksi gelap. “Berdasarkan bincang-bincang saya dengan supir
taksi gelap, mereka juga mengaku dilindungi oknum tertentu, ada setoran bagi
oknum yang memuluskan pekerjaan mereka. Jadi mumpung KNIA masih, benahilah
permsalahan yang da, karena kalau sudah lama kan semakin susah,” bebernya.
Sementara,
Muhammad Basri Mubin membeberkan soal ancaman yang diterima Damri dari
pihak-pihak lain yang merupakan taksi gelap, untuk tidak beroperasi usai
maghrib hingga malam hari. “Kami diteror, diminta jangan beroperasi sampai
malam, tapi sampai sore saja. Persoalan
posisi parker , kami juga dianaktirikan. Tapi sesuai MoU, Damri menyesuaikan
kedatangan atau landing terakhir pesawat
hingga jam dua dini hari,” bebernya.
Sedangkan pihak taksi Blue Bird dan PUSKOPPAU juga meminta
Angkasa Pura II untuk memperbaiki pelayanannya terutama pada sistem
transportasi di KNIA.
Menjawab
keluhan dari anggota dewan, Said Ridwan berjanji akan memecat oknum Angkasa
PUra II yang membekingi opersai taksi gelap tersebut. Dia mengakui kondisi
transportasi di KNIA sangat meresahkan. “Beberapa perusahaan angkutan manusia
di sana hanya memiliki izin tempat, bukan izin trayek. Itu nanti akan kami benahi. Kondisi Kualanamu
memang belum sempurna, karena wewenang belum diserahkan kepada saya sepenuhnya.
Soal toilet, saat ini masih belum bisa diubah,” ungkapnya.
Pihaknya
juga berencana akan mendirikan café-café terjangkau dan meresmikan taksi gelap
menjadi taksi legal. Pihaknya berjanji akan melakukan perbaikan ke depan
sehingga KNIA benar-benar memiliki pelayanan terbaik.Persoalan trolley dan
porter, pihaknya mengaku mencoba mengedukasi masyarakat untuk melayani diri
sendiri tanpa mengadakan jasa porter lantaran bisa mengarah kepada pemerasan.
“Saat ini, KNIA hanya memiliki 743 buah trolley. Kami saat ini sedang mencoba
melakukan investasi dan sedang nego 2000 unit trolley dengan sistem barter.
Ahmad
Hosen mengatakan, Komisi D akan melakukan kunker ke KNIA meninjau moda
transportasi yang ada di bandara tersebut. “Rapat diskor sambil menunggu hasil
yang dicapai pada RDP ini. Kami akan menjadwalkan lagi rapat pada waktu yang
belum ditentukan,” ungkapnya.(09)
Comments
Post a Comment