Gubsu dan Menteri PUPERA Buka Seminar Interkonektifitas Jalan Pulau Sumatera



Gubsu dan Menteri PUPERA Buka Seminar Interkonektifitas Jalan Pulau Sumatera

Medan (Mimbar) - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho ST MSi bersama Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPERA) I Dr Ir M Basoeki Hadimoeljono MSc Resmi yang digelar Dewan Pengurus Daerah (DPD) Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Provinsi Sumatera Utara bekerja sama dengan DPD HPJI Provinsi se-Sumatera, Sabtu ((28/2) di Santika Dyandra Hotel & Convention Medan.

Seminar yang mengambil thema “Mewujudkan Percepatan Konektifitas dan Peningkatan Kapasitas Jaringan Jalan Trans Sumatera” ini juga dihadiri pejabat penting di Kementerian PUPERA, Direktur Transportasi Badan Perencanaan  Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Prihartono, Ketua DPP HPJI Djoko Muryanto dan pengurus HPJI se-Sumatera serta beberapa/walikota se-Sumatera. Pembukaan dintandai dengan pemukulan Gong oleh Gubsu H Gatot Pujo Nugroho dan Menteri PUPERA M. Basoeki Hadimoljono.

Gubsu dalam kesempatan itu menyampaikan Nawacita yang merupakan bagian dari program yang digagas oleh presiden RI Joko widodo salah satunya infrastruktur yang jadi bagian yang sangat penting. untuk itu, atas nama pemrintah dan masyarakat Sumut dirinya menyambut gembira seminar yang digelar HPJI. 

"Kami mengharapkan bapak Menteri PUPERA dan Dirjen Bina Marga sekaligus DPP HPJI agar seminar ini nantinya bisa menjadi Breakdown atau memecahkan tiap proses pekerjaan menjadi lebih detail dari Musrenbang nasional khusus dibidang ke-PU-an lebih spesifik lagi tentang infrastruktur jalan," harap Gubsu.

Dengan demikian,lanjutnya, sudah pasti dalam seminar ini akan banyak wacana, masukan dan ide -ide serta gagasan-gagasan membangun konektivitas juga membanguan peningkatan infrastruktur jalan. Akan tetapi, dirinya berharap ide dan wacana yang muncul dalam proses seminar ini sekaliguis menjadi bagian informasi untuk diwujudkan sebuah pelaksaan program pemerintah baik tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten kota.

"Dalam rapat konsulidasi para gubernur yang diprakarsai bapak Mendagri pada waktu itu juga salah satu persoialan-persoalan yang disampaikan diantaranya adalah dilisting permasalahan-permasalahan salah satunya infrastruktur kabupaten/kota yang memang kondisinya sangat parah," ujarnya.

Untuk itu, dihadapan menteri PUPERA Gubsu berharap ada DAK dari Kementeri PUPERA  tentang jalan yang lebih banyak lagi dikabupoaten/kota khususnya dalam hal pembangunan jalan. Karena, lanjut Gubsu, salah satu dari nawacitanya presiden RI adalah tentang daya saing, dan pasti yang dimaksudkan daya saing adalah diantaranya bagaimana kita menurunkan kos produksi, menurunkan kos logistik. 

"Hari ini kos logistik kita sangat mahal, sangat besar dan kos pruduksi kita sangat mahal dan besar karena satu diantaranya karena kondisi infrastruktur kita yang belum pada kondisi yang dinginkan," ujar Gubsu.

Bahkan, lanjut Gubsu lagi, dalam beberkali- kali kesempatan dirinya curhat kepada Menteri PU yang lama dan dalam kesempatan ini dirinya juga sekaligus menyampaikan kepada  Mentei PU yang baru bahwa porsi jalan mantap nasional diangka rata-rata 90 persen. dan di kondisi Sumut baru hanya di angka 81 persen. "Kenapa? karena anggaran kurang besar dari nasioanal ke jalan nasioanal di Sumut kami merasa tidak adil keran panjanag jalan nasional di Sumut terpanjang tapi anggarannya terkecil maka kami berharap pak menteri PUPERA yang baru perhatian terhadap Sumut," harapnya.

Gubsu dalam kesempatan itu pula, tak lupa, seminar tersebut tak hanya menjadi kertas kerja dan wacana belaka, namaun gagasan-gagasan yang lahir dalam seminar ini dapat membangun konektivitas jalan di pulau sumatera. Sehingga nawacita pak Presiden dengan menghadirkan daya saing yakni dalam bidang infrastruktur bisa kita laksanakan.

Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPERA) M. Basoeki Hadimoeljono menyampaikan   penghargaan  atas pelaksanaan  Seminar  Sehari  Teknik  Jalan  Forum DPD  HPJI Se-Sumatera  ini  sebagai  salah  satu wahana  dalam mengupayakan  tersedianya  jaringan jalan  yang handal di  Indonesia,  khususnya di Pulau Sumatera. 

"Bahwa memang masalah kita adalah penyediaan anggaran untuk penyelenggaraan jalan, baik kabupaten/kota provinsi maupun nasional. kalau tahun ini justru diperbesar bidang jalan tadinya irigasi dan jalan irigasi dicat sebagian besar dialaihka untuk jalan dan ini disetujui  komisi 11," ujarnya. 

Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau besar di Indonesia dengan populasi terbanyak kedua setelah Pulau Jawa. Jaringan jalan nasional sebagai salah satu infrastruktur utama  di Pulau Sumatera, berperan penting  dalam  menghubungkan  pusat-pusat  kegiatan  skala  nasional dan wilayah, dengan outlet dan kawasan strategis. Sebagai pembentuk struktur ruang dan melayani pergerakan barang dan jasa, jalan harus memiliki tingkat pelayanan yang 
baik serta handal. 

Terdapat 3 (tiga) jalan arteri eksisting yang terbentang dari Utara ke Selatan Pulau  Sumatera, yaitu: Lintas Timur, Lintas Tengah dan Lintas Barat. Lintas  Timur  merupakan  backbone  koridor  yang paling  berkembang  dengan  lalu  lintas  tertinggi. Ketiga Lintas tersebut menghubungkan 8 dari total 9 Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Pulau Sumatera.   

Amanat dalam Nawacita dan RPJMN 2015-2019, diperlukan  jaringan  jalan  akses  untuk  mendukung sektor  prioritas  (industri, pariwisata dan perhubungan). Dalam  konteks  konektivitas, jalan nasional  berperan  sebagai  pendorong  percepatan pembangunan semua sektor.  

Terdapat 3 (tiga) isu dan tantangan utama yang perlu diperhatikan oleh penyelenggara  jalan, yaitu: (1) kinerja konektivitas antar pusat kegiatan yang perlu ditingkatkan, (2)  infrastruktur jalan yang 4 membutuhkan  preservasi  yang  berkelanjutan, dan (3) konektivitas domestik yang belum sepenuhnya melayani semua sektor prioritas pembangunan. 

Masih ada backlog dalam penyediaan infrastruktur jalan khususnya di Pulau Sumatera. Hal ini tercermin dari ranking daya saing infrastruktur logistik Indonesia yang masih dibawah  rata-rata negara ASEAN, dimana salah satu penyebabnya adalah tingginya waktu tempuh di koridor utama.   

Beberapa strategi untuk menjawab isu dan tantangan untuk meningkatkan konektivitas Pulau Sumatera, yaitu : Pertama, pembangunan Jalan Bebas Hambatan Pulau Sumatera. Dengan peningkatan kualitas konektivitas antar pusat kegiatan, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan  ekonomi. Jalan Bebas Hambatan Pulau Sumatera sepanjang ± 2.000  km terdiri atas koridor Bakauheni-Banda Aceh, menelusuri timur Sumatera dan koridor pengumpan dengan panjang ± 720 km yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan utama. Jalan tersebut nantinya dapat  merupakan bagian dari ASEAN/ASIAN Highways  yang pengoperasiannya diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas jalan lintas eksisting. 

Kedua, penerapan manajemen pengelolaan, pengoperasian, dan pemanfaatan ruang milik jalan yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Ketiga, dukungan untuk penanganan  jalan  sub nasional sebagai bagian dari peningkatan konektivitas jaringan jalan secara  keseluruhan.  

Hal ini dilakukan melalui peningkatan dana baik melalui DAK (Dana Alokasi Khusus) bidang  jalan maupun PRIM (Provincial Road Improvement and Maintenance Program). Selain itu dapat  juga dilakukan penanganan langsung jalan sub nasional yang mendukung kawasan strategis  berskala nasional. 

Untuk pembangunan jalan bebas hambatan Pulau Sumatera, telah dilakukan inovasi dan terobosan melalui penugasan BUMN, sehingga dengan fasilitas dan insentif Pemerintah berupa  bunga yang murah dan tenggang pengembalian yang lama dapat membangun jalan bebas hambatan yang mempunyai volume lalu lintas yang rendah seperti di Pulau Sumatera.  

Inovasi dan terobosan lainnya, dilakukan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dengan kawasan, seperti  Merak – Bakauheni – Bandar Lampung – Palembang – Tanjung Api-Api  (MBBPT). Pengembangan  kawasan  tersebut  juga  dilengkapi dengan jaringan kereta api beserta utilitasnya.  

Jalan  tersebut secara keseluruhan diharapkan dapat terwujud dalam waktu 15 tahun kedepan,  sehingga pada  saatnya  nanti  akan meningkatkan  daya saing Pulau Sumatera sebagai  pulau masa depan. Untuk 5 tahun  pertama, jalan bebas hambatan Pulau Sumatera  dari  Bakaheuni sampai Palembang (Tanjung Api-Api) ditargetkan selesai.   

"Saya  berkeyakinan  bahwa  melalui  pelaksanaan seminar  semacam  ini,  dapat  menjadi  wahana pembelajaran bagi insan-insan penyelenggara jalan, baik dari akademisi, asosiasi  profesi, lembaga legislatif dan eksekutif, sehingga di kemudian hari diharapkan dapat  meningkatkan daya saing dan profesionalitas stakeholder penyelenggara jalan," harapnya.

Ketua HHPJI sumut Umar Junaidi dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegioatan ini adalah kaneder tahuan DPP HPJI yang mengisyaratkan DPD HPJI yang ada di Indonesia hendaknya melakukan upaya-upaya agara kiranya menambah dan menumbuhkembangkan keaktifan daripada HPJI untuk menggali satu hal terubosan terobosan baik itu di bidang teknik maupun dibidang program. Oleh karena itu, atas hasil diskusi bersama dan rapat bersama dengan HJPI se-Sumut hari ini diputuskan untuk melakukan seminar tersebut.

"kami ingin menggarisbawahi bahwa saat sekarang ini kita mengetahui bahwa jaringan jalan di sumut ada tiga lintas timur tengah dan barat masih lagi belum maksimal apalagi bahwa kapasitas jalan terasa sangat kurang karena jumlah kendaraan yang berlalu lalang semakin tinggi," ujarnya.

Oleh karena itu pada hari ini juga banyaknya hal-hal teknis yang akan dibahas dan tentunya akan menambah ilmu dan pengetahuan para profesional di bidang jalan raya antara lain yang menyangkut pembangunan jalan tol di Sumatera.

Ketua DPP HPJI menyampaikan bahwa seminar tersebut sangat menarik, untuk itu lanjutnya kita pastikan yang dimaksud konektifitas adalah peningkatan kapasitas juga kualitas trans Sumatera. 

Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung