SBY Kagumi Kerukunan Masyarakat Sumut

 

SBY Kagumi Kerukunan Masyarakat Sumut

Kabanjahe, (Mimbar) - Dalam kunjungannya ke beberapa titik posko pengungsi bencana Erupsi Gunung Sinabung di Kabanjahe, Kamis (23/01), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan kekagumannya pada kerukunan warga masyarakat setempat. “Saya sudah berkunjung di posko-posko baik yang ada di Mesjid dan gereja, alangkah indahnya masyarakat yang rukun, saling menyayangi, saling bantu dan bersatu seperti itu,” ujar Presiden yang diDampingi Guberur Sumatera Utara su H Gatot Pujo Nugroho, ST, MSi.

Hal itu diungkapkan SBY saat menyudahi kunjunganya di lokasi pengungsian Posko Gereja St Petrus dan Paulus (Paroki) di Jalan  Irian Barat, Kabanjahe. Mendengar pujian itu, ratusan warga pengungi dan tokoh masyarakat setempat langsung bertepuk tangan.SBY menyatakan keinginannya agar kerukunan yang tidak membeda-bedakan suku agama dan ras yang menjadi kekuatan masyarakat Sumatera Utara ini bisa terjadi di daerah lain di seluruh Indonesia.

SBY dalam kunjungannya juga kerap mengungkapkan rasa terimakasih kepada para relawan yang bahu membahu membantu para pengungsi tanpa membeda-bedakan agama. “Terimakasih sudah membantu,” ujar SBY sambil menyalami seorang remaja relawan di Posko Paroki.

Sebelumnya SBY didampingi Ibu Ani dan Gubsu beserta istri serta para menteri menyinggahi lokasi posko pengungsian yaitu Posko Pengungsian Mesjid Agung Kabanjahe dan  GBKP Asrama Kodim.

Kehadiran SBY di lokasi pengungsi di sambut antusias. SBY beserta Ibu Ani dan didampingi Gubsu beserta Istri menyapa dan berdialog dengan para pengungi. Di Paroki misalnya, SBY bahkan menyempatkan bermain tenis meja bersama Serasi Sembiring, petani pengungsi berusia 54 tahun dari Desa Guru Kinayan. “Salaman saja senang, apalagi bisa main tenis meja dengan presiden,” kata pengungsi yang rumah dan ladangnya hancur akibat tertimbun debu vulkanik. Serasi juga mengaku senang alang kepalang, karena berhasil mengalahkan presiden dalam pertandingan selama kurang dari 10 menit itu.

SBY juga menyempatkan diri ikut bersama pengungsi mengerjakan berbagai aktiviitas yang biasa dilakukan di posko. Diantaranya mengolah biji kopi, membuat kue dan berbagai kerajinan.(04)