Gubsu Apresiasi Jumlah Penduduk Miskin Menurun
Gubsu
Apresiasi Jumlah Penduduk Miskin Menurun
Medan, (Mimbar) – Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho ST
MSi memberikan apresiasi kepada semua pihak khususnya jajaran instansi
penggerak ekonomi yang secara bertahap menunjukkan beberapa indikator positip
bagi kemajuan Sumut antara lain berkurangnya jumlah penduduk miskin yang
merupakan salah satu indikator bergeraknya sektor riel dan kinerja
pemerintahan.
Kepada
wartawan di kantornya di Medan, Kamis (2/1/2014), Gubsu yang menganalisis
refleksi akhir tahun 2013 dan proyeksi 2014 mengakui walaupun angka persentase
belum terlalu signifikan namun kecenderungannya telah menunjukkan kemajuan ke
arah yang signifikan bagi kemajuan kinerja ekonomi Sumut.
Didampingi Kadis Kominfo Sumut
Drs H Jumsadi Damanik SH MHum, Gubsu memaparkan persentase penduduk miskin
Sumatera Utara walaupun belum sepenuhnya berhasil dientaskan, akan
tetapi terus menurun baik persentase maupun jumlahnya.
“Berdasarkan kondisi Maret 2013
persentase penduduk
miskin Sumatera Utara adalah 10,67 persen menurun bila dibandingkan periode yang sama tahun 2012 yang mencapai angka 11,33 persen. Sementara dari sisi pengurangan penduduk miskin telah
terjadi pengurangan sebanyak 74.100 orang,” ujarnya.
Gubsu
mengakui dinamika Pembangunan Sumatera Utara sepanjang tahun 2013 tidaklah
dengan mudah dilalui. Kinerja makro ekonomi Sumatera Utara yang meliputi
pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran yang ditopang oleh neraca perdagangan
dan pembayaran diselesaikan dengan hati-hati dan dengan semangat kebersamaan.
“Sehingga
walaupun kita masih memerlukan polesan yang lebih maksimal lagi pada tahun
2014, akhirnya kita dapat menyelesaikan seluruh program pembangunan di tahun
2013 sesuai dengan yang direncanakan,” ujarnya.
Saat
ini jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Buku Sumatera Utara
Dalam Angka 2013 terbitan BPS Provsu mencapai 13.215.401 jiwa yang terdiri
laki-laki 6.544.299 jiwa dan perempuan 6.671.102 jiwa.
Dengan
laju pertumbuhan penduduknya sebesar 1,22 persen/tahun, dengan Angka Kelahiran
Total (TFR) 3,01. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut ke depannya
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan melakukan revitalisasi program
kependudukan dan keluarga berencana, kegiatan posyandu dan lebih mendekatkan
program pelayanan kesehatan dengan masyarakat.
Sementara itu, jelas
Gubsu pada bulan Nopember 2013
seluruh kota IHK di Sumatera Utara mengalami inflasi, yaitu Medan sebesar
0,61 persen, Pematangsiantar sebesar 1,39 persen, Sibolga sebesar 0,03 persen
dan Padangsidimpuan sebesar 0,99 persen.
Dengan demikian Sumatera Utara pada Nopember 2013 mengalami
inflasi sebesar 0,68 persen. Terjadinya inflasi pada Nopember menyebabkan laju
inflasi kumulatif (bulan Nopember 2013 terhadap Nopember 2012) masing-masing
kota yakni Medan 10,17 persen, Pematangsiantar 11,33 persen, Sibolga 9,26
persen dan Padangsidimpuan 8,31 persen. Sementara itu, inflasi kumulatif
untuk Sumatera Utara sebesar 10,16 persen.
Terjadinya inflasi pada Nopember menyebabkan laju inflasi year
on year (bulan Nopember 2013 terhadap Nopember 2012) masing-masing kota
yakni Medan 10,70 persen, Pematangsiantar 11,58 persen, Sibolga 10,09
persen dan Padangsidimpuan 8,89 persen. Sementara itu, inflasi year on
year untuk Sumatera Utara sebesar 10,78 persen.
Terjadinya inflasi di Medan pada bulan Nopember 2013
dipengaruhi oleh adanya kenaikan harga pada beberapa komoditas antara lain:
cabe merah, bahan bakar rumah tangga, angkutan udara, tariff listrik, batu
bata/batu tela, bahan pelumas/oil, dan upah tukang bukan mandor.
Sementara nilai
ekspor Sumatera Utara melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara pada
bulan Oktober 2013 sebesar US$ 857,79 juta, angka ini mengalami
peningkatan disbanding bulan September 2013 sebesar 8,08 persen, yakni dari
nilai sebesar US$ 793,64 juta.
Demikian pula, jika dibandingkan dengan nilai ekspor bulan
yang sama tahun 2012, nilai ekspor bulan Oktober 2013 mengalami peningkatan
sebesar 9,70 persen. Sementara bila dihitung akumulasi sepanjang Januari hingga
Oktober 2013, total nilai ekspor Sumatera Utara mencapai US$ 7,95 milliar
mengalami penurunan 7,67 persen disbanding periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan dari sisi nilai Impor Sumatera Utara di bulan
Oktober 2013 atas dasar CIF (cost, insurance, and freight) mencapai US$ 480,35
juta, atau naik sebesar 21,24 persen dibanding bulan September 2013 yang
sebesar US$ 396,19 juta.
Demikian pula bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun
sebelumnya, angka impor Oktober 2013 mengalami peningkatan sebesar 20,42
persen, yakni dari US$ 398,90 juta pada bulan Oktober 2012 menjadi US$ 480,35
juta pada bulan Oktober 2013.
Dari data tersebut, bahwa neraca perdagangan luar negeri
Sumatera Utara bulan Oktober 2013 mengalami surplus dari sisi nilai sebesar US$
377,44 juta, angka ini turun 5,03 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya
yaitu sebesar US$ 397,45 juta.
Apabila neraca perdagangan luar negeri Sumatera Utara bulan
Oktober 2013 dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, angkanya
mengalami penurunan 1,46 persen, yaitu dari US$ 383,05 juta pada bulan Oktober
2012 menjadi US$ 377,44 juta di bulan Oktober 2013.
Adapun surplus terbesar neraca perdagangan luar negeri
Sumatera Utara dengan Negara mitra utama selama bulan Januari-Oktober 2013
berturut-turut adalah senilai US$ 747,62 juta dengan Jepang, senilai US$ 550,89
juta dengan India, senilai US$ 358,75 juta dengan Amerika Serikat, senilai US$
351,06 juta dengan Belanda, senilai US$ 191,54 juta dengan Spanyol.
Sedangkan yang mengalami devisit terbesar adalah dengan
Negara Singapura yaitu senilai US$ 667,60 juta, Malaysia yaitu senilai US$
472,03 juta, Australia senilai US$ 210,88 juta, dengan Argentina US$ 170,53
juta, dan Thailand senilai US$ 53,70 juta.
Sedangkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung di
Sumatera Utara pada bulan Oktober 2013 mencapai 20.158 orang, mengalami
penurunan sebesar 3,78 persen dibandingkan yang datang pada bulan September
2013 yang mencapai 20.949 orang.
Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2012, jumlah
wisman pada bulan Oktober 2013 mengalami kenaikan sebesar 7,68 persen.
Gubsu juga mengakui permasalahan
di bidang optimalisasi pengelolaan sumber daya alam yaitu masih
rendahnya daya saing sektor primer (pertanian, peternakan, kelautan dan
perikanan) dilihat dari kuantitas, kualitas dan kontinuitas dalam memenuhi
kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri, sementara itu diversifikasi pangan
belum berjalan dengan baik dan tingkat kesejahteraan petani umumnya belum
memenuhi standard hidup layak (NTP masih rendah) kemudian masih ditemukannya
kondisi rawan pangan pada beberapa daerah, kurangnya ketersediaan
infrastruktur, sarana dan prasarana pendukung pertanian (irigasi, jalan usaha
tani, pusat pemasaran produk pertanian). (04)
Comments
Post a Comment