World Bank Tunjuk Bank Sumut Sebagai Salah Satu Contoh Keberhasilan Pemberdayaan Perempuan Melalui Kredit Permaisuri


World Bank Tunjuk Bank Sumut Sebagai Salah Satu Contoh Keberhasilan Pemberdayaan Perempuan Melalui Kredit Permaisuri    

Jakarta, (Mimbar) - Bank Sumut dipercaya World Bank menjadi salah satu narasumber untuk memberikan presentasi terkait keberhasilan program dukungan kepada pelaku usaha perempuan melalui pengembangan produk keuangan khusus yang dimiliki Bank Sumut, yaitu Kredit Permaisuri. Dalam acara yang bertajuk Women Enterpeneurs in Indonesia: A Pathway to Increasing Shared Prospertity ini, Bank Sumut yang diwakili oleh Direktur Pemasaran, Ester Junita Ginting, menyampaikan hal-hal terkait keberhasilan Bank Sumut dalam menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 750 milyar kepada perempuan-perempuan pelaku usaha terhitung sejak tahun 2008.

Acara yang terlaksana atas kerjasama World Bank dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan Swiss Confederation pada Selasa-Rabu, (3-4/5), ini diselenggarakan dalam rangka menyusun sebuah kajian studi mengenai peluang dan tantangan perempuan pengusaha di Indonesia.

Rahma Iryanti, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas menyambut baik acara yang merupakan hasil kerjasama dengan Bank Dunia ini. Tujuan utama studi World Bank yang diseminarkan ini adalah untuk memahami tantangan dan peluang yang sesungguhnya dihadapi oleh perempuan pengusaha di Indonesia, khususnya yang berskala usaha mikro dan kecil,” ujarnya. Rahma yang juga membuka acara ini mengatakan perempuan berpotensi untuk dapat lebih memberikan sumbangsih kepada pembangunan perekonomian dengan memasuki aktivitas ekonomi dalam pasar tenaga kerja.

Selain untuk menginvestigasi kondisi terkini terkait perempuan pengusaha di Indonesia, Rahma, dalam sambutannya mengatakan studi ini juga ditujukan untuk memahami ketersediaan produk keuangan dan jasa non-keuangan yang ditujukan bagi pengusaha perempuan khususnya skala usaha mikro dan kecil.Kami berharap seminar ini dapat mendiskusikan hasil-hasil temuan studi dan memberikan masukan kritis bagi usulan kebijakan dan program kewirausahaan yang menargetkan perempuan,” lanjutnya.

Sementara itu perwakilan World Bank mengatakan, studi ini memberikan rekomendasi yang ditargetkan untuk mengidentifikasi segmen pasar dan bekerja sama dengan lembaga keuangan dan penyedia layanan pengembangan usaha untuk memenuhi kebutuhan perempuan pengusaha. Acara ini melibatkan sekitar 200 orang peserta dari instansi pemerintah, swasta baik asosiasi maupun lembaga, mitra pembangunan, serta akademisi yang hadir untuk membahas temuan dan berbagi pengalaman yang relevan.

Ester Junita Ginting, dalam presentasinya menyampaikan beberapa langkah maju yang telah dilakukan oleh Bank Sumut dalam rangka pengembangan produk pembiayaan kredit mikro khusus perempuan yang selama ini mengadopsi beberapa metodologi yang berasal dari pola grameen bank. Beberapa kelebihan dari produk Kredit Permaisuri seperti tanpa agunan, akses kredit yang mudah (debitur tidak perlu ke Bank), Bunga kredit yang ringan, serta fasilitas asuransi jiwa dan tabungan berhadiah adalah bentuk pengembangan yang telah dilakukan oleh Bank Sumut. “Semua hal tersebut kita lakukan dalam rangka pemberdayaan pelaku usaha mikro dari kalangan perempuan yang sebelumnya masih dianggap belum Bankable,” kata Ester.

Ditambahkan Ester pula, Indonesia mengalami kondisi bonus demografi dimana jumlah penduduk usia produktif mencapai 70%, lebih besar daripada usia non produktif dan jumlah wanita terus bertambah secara signifikan. "Sehingga peranan wanita dalam meningkatkan ekonomi penting bagi Indonesia dimasa yang akan datang," ujarnya.

Disamping kegiatan penyaluran kredit, dari produk kredit permaisuri ini Bank Sumut juga telah mampu menghimpun dana dalam bentuk simpanan sebesar Rp 20 milyar yang berasal dari tabungan wajib dan sukarela dengan total 110.237 nasabah yang kesemuanya merupakan perempuan pengusaha. Kegiatan penyaluran kredit dan penghimpunan dana ini merupakan salah satu bentuk konstribusi Bank Sumut sebagai salah satu lembaga keuangan daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor riil dengan pemberdayaan perempuan secara khusus.

Ester menjelaskan, konsep 3P yaitu Pendidikan, Pemberdayaan dan Pembiayaan telah menjadi karakteristik dari produk kredit Permaisuri. Bank Sumut secara perlahan tetapi pasti telah beranjak dari fungsi pembiayaan kepada pemberdayaan, hal ini dapat dilihat dari berbagai kegiatan pelatihan dan pameran yang telah difasilitasi oleh Bank Sumut kepada setiap debitur yang dikelola disamping kegiatan pokok berupa penghimpunan dan penyaluran dana,” jelasnya. Bahkan saat ini Bank Sumut juga telah menyediakan sebuah wadah bagi para pelaku usaha bernama Sentra UMK Bank Sumut yang difungsikan untuk menampilkan produk yang dihasilkan dalam rangka membantu kegiatan pemasaran pelaku-pelaku usaha tersebut.

Selain seminar dan presentasi  oleh pelaku keuangan mikro, acara yang diselenggarakan di Double Tree Hotel, Jakarta, ini juga menggelar forum grup diskusi di hari kedua.  Forum tersebut menghasilkan beberapa kesimpulan seperti penetapan target segmen pemberdayaan dimana dari hasil studi World Bank terhadap portofolio pengusaha perempuan diperoleh hipotesis bahwa sebagian besar perempuan pelaku usaha di Indonesia adalah pelaku usaha yang bergerak di sektor mikro, dan sebahagaian besar diantaranya adalah pelaku usaha yang masih dapat tumbuh dan berkembang.

Dari hasil studi itu, World Bank memberikan rekomendasi untuk dapat merancang sebuah produk pembiayaan baru, membantu lembaga pembiayaan untuk lebih mudah masuk ke dalam pasar, menstimulasi pasar asuransi bagi para pelaku usaha perempuan, mengeksplor investasi permodalan dan mendukung kegiatan pendamping dari konsultan ahli.

Ester Junita Ginting dalam kesempatan yang sama juga menyampaikan pendapatnya terkait penambahan porsi pembiayan Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2016 sebesar 100 Trilyun yang dapat secara khusus dialokasikan dalam bentuk pembiayaan terhadap pengusaha mikro perempuan dalam rangka meningkatkan peran serta produktivitas perempuan pengusaha di Indonesia. Dari rangkaian acara selama 2 hari ini nantinya diperoleh bentuk usulan program tindak lanjut yang akan memberikan  dukungan kepada perempuan pengusaha di Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung