Pra Musrembang RKPD Sumut Tahun 2017 Zona III

PUKUL GONG. Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi disaksikan Bupati dan perwakilan 7 kabupaten/kota yang di kawasan Danau Toba memukul gong sebagai tanda dibukanya kegiatan di aula Hotel Toledo Inn, Samosir, Selasa (8/3/2016).

Pra Musrembang RKPD Sumut Tahun 2017 Zona III

Plt Gubernur Sumut : Jauhkan Ego Sektoral Bangun Danau Toba Jadi Mobaca of Asia

Samosir, (Mimbar) - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengajak seluruh pemegang kebijakan di sekitar kawasan Danau Toba untuk serius mendukung Danau Toba menjadi destinasi bertaraf internasional.

Penegasan itu disampaikan Tengku Erry Nuradi saat membuka kegiatan Pra Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) Rencana Kerja Pemerintah Darah (RKPD) Sumut tahun 2017 Zona III (daerah dataran tinggi Toba) di aula Hotel Toledo Inn, Samosir, Selasa (8/3/2016).

Hadir dalam acara tersebut 7 pemegang kebijakan di kawasan Danau Toba diantaranya Bupati Samosir Drs Rapidin Simbolon, Wakil Bupati
Samosir Ir Juang Sinaga, Bupati Tapanuli Utara (Taput) Nikson Nababan, Pj Bupati Simalungun Binsar Situmorang, Kepala Bappeda Kebupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Kepala Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat dan Kepala Bappeda Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) serta sejumlah SKPD Samosir.

Selain itu, acara tersebut juga dihadiri instansi terkait Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut diantaranya Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Sumut, Kadis Perairan, Kadis Kehutanan, Kadis Perhubungan, Kadis PU, Bakorluh dan Kepala BPPT Sumut.

Dalam kesempatan itu, Erry menyatakan, sebanyak 7 kabupaten/kota yakni Pakpak Bharat, Dairi, Tput, Humbahas, Samosir, Tobasa dan Simalungun, memiliki peran sangat penting dalam mewujudkan kesuksesan Danau Toba menjadi destinasi bertaraf internasional yang kini akrab disebut Monaco of Asia.

Sedikitnya 10 isu yang harus dicermati oleh kabupaten/kota di Zona III yakni, pertama; pelestarian ekosisten Danau Toba dan pengembangan Kawasan Strategis Nasional Danau Toba. Kedua; hilirisasi industry CPO, kakao, karet dan kopi di kawasan dataran tinggi Toba. Ketiga; peningkatan daya saing produk pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan pariwisata.

Sedangkan isu trategis keempat; percepatan Rencana Aksi Daerah (RAD) pangan gizi, terutama meningkatkan ketahan pangan dan ketersediaan produksi beras dan komoditi pertanian mengingat letak Zona III yang sebagian besar merupakan dataran tinggi Bukit Barisan sebagai sentra pertanian, khususnya tanaman pangan dan holtikultura yang harus dipertahankan secara berkelanjutan. Kelima; komitmen pemerintah yang akan mengembangkan kepariwisataan berkela internasional di kawasan Danau Toba melalui peingkatan kapasitas infrastruktur jalan dan pelabuhan udara.

“Peningkatan ketersediaan energi di kawasan dataran tinggi melalui pengembangan energi listrik dengan mengembangkan potensiminihydro power, energi panas bumi di kawasan dataran tinggi Danau Toba, juga menjadi isu strategis keenam yang tidak boleh dilupakan,” sebut Erry.

Sedangkan isu strategis ketujuh; peningkatan infrastruktur dasar terutama fasilitas jalan dan jembatan serta sarana pendukung produksi pertanian. Kedelapan; pengurangan tingkat kemiskinan dan penurunan disparitas senjangan kesejahteraan melalui peningkatan ekonomi kerakyatan, pemberdayaan koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) industri rumahtangga, agribisnis dan pengembangan pasar tradisional serta terminal agribisnis dan pasar induk.

Pengembangan produk hasil pertanian tanaman pangan dan hontikultura menjadi produk deribatof sehingga value added menjadi lebih besar dengan pemakaian kemasan sehingga competitive product lebih tinggi, juga menjadi isu strategis kesembilan. Sedang isu trategis kesepuluh adalah menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan focus agar sustainabled development.

Erry juga mengatakan, dari berbagai fokus pembangunan dan isu trategis, Pemprov Sumut menyusun 9 program prioritas tahun 2017 yang harus bersinergi yakni, pertama; peningkatan aksebilitas dan kualitas pendidikan. Kedua; peningkatan aksebilitas dan pelayan kesehatan terutama penurunan angka kematian bayi dan ibu melahirkan melalui usaha preventif preemtif.

Ketiga; peningkatan insfrastruktur dan pengembangan wilayah mendukung daya saing perekonomian, pengembangan kawasan pedesaan dan perkotaan dengan pendekatan kewilayahan agropolitas dataran tinggi Bukit Barisan. Keempat; peningkatan daya saing produk pertanian, perikanan, peternakan melalui hilirisasi industri pertanian, perkebunan yang memberikan nilai tambah ekonomi dan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi tepat guna, inovasi dan kreatifitas.

“Sedang program prioritas kelima adalah peningkatan ekonomi kerakyatan memalui pemberdayaan koperasi, UMKM, industri rumahtangga, agribisnis dan pasar induk. Kemudian yang keenam adalah perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan rakyat melalui dorongan penciptaan lapangan kerja dan pengusaha pemula atau intrepreneur baru,” sebut Erry.

Ketujuh; peningkatan taraf hidup masyarakat dalam rangka mengurangi kemiskinan. Kedelapan; peningkatan dukungan pengembangan Kawasan Strategi Nasional (KSN) Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Program Nasional (KSPN) yang bertaraf internasional. Sedangkan program prioritas yang kesembilan adalah mendukung dan mendorong kebijakan nasional di daerah.

“Dari berbagai prioritas itu, mari kita integrasikan secara holistic, tematik dalam konteks kewilayahan melalui harmonisasi antara rencana pembangunan dengan rencaca tata ruang, baik ditingkat nasional, provinsi maupun kabupaten dan kota di wilayah kawasan danau Toba dengan memperhatikan aspek lingkungan hidup,” pesan Erry.

Tidak lupa Erry mengingatkan, rencana pembangunan di Zona III harus bersinergi dengan pembangunan di sejumlah zona lainnya, hingga memberikan nilai tambah sebagai inovasi baru pembangunan di Sumut.

“Ini saatnya kita menghilangkan ego sektoral masing-masing daerah. Mari kita bangkit bersama menuju Sumut yang lebih paten,” ajak Erry.

Sementara Bupati Samosir Rapidin Simbolon mengatakan, pihaknya akan menyatukan visi dan misi pembangunan dengan 6 daerah lain dalam membangun Danau Toba menjadi kawasan wisata bertaraf internasional.

“Samosir siap mendukung program yang berwawasan wisata, lingkungan dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Rapidin.

Pengelolaan industri kepariwisataan di kawasan Danau Toba, sebut Rasidin, belum maksimal sebagaimana layaknya. Akibatnya, Danau Toba hanya menjadi destinasi wisata alternative ditengah potensi yang luar biasa.

“Satu daerah maju, daerah lain juga ikut maju. Karena pengembangan Danau Toba tidak dapat dilakukan oleh satu daerah saja. Harus komprehensif dan berkelanjutan,” ucap Rasidin.

Pembukaan Pra Musrembang RKPD Sumut Tahun 2017 Zona III ditandai dengan pemukulan gong oleh Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi disaksikan Bupati dan perwakilan 7 kabupaten/kota yang di kawasan Danau Toba.

Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung