Sumut Perkenalkan Produk Unggulan IKM di STQN 2019
Sumatera Utara (Sumut) memperkenalkan berbagai produk unggulan
Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang berasal dari Sumut di Pameran Kerajinan
dan Kuliner, STQN XXV tahun 2019, Pontianak, Kalbar, mulai 29 Juni hingga 5
Juli 2019. Diantaranya, berbagai jenis kain tenun songket asal Sumut dan
kuliner seperti dodol Langkat, teri Medan, bika ambon dan lainnya.
PONTIANAK - Penyelenggaraan Seleksi Tilawatil Quran Nasional
(STQN) XXV tahun 2019, tidak hanya sebagai event keagamaan melainkan juga
momentum untuk menampilkan potensi dari masing-masing daerah di Indonesia,
melalui pameran kerajinan dan kuliner. Dalam kesempatan ini, provinsi Sumatera
Utara (Sumut) memperkenalkan berbagai produk unggulan Industri Kecil dan
Menengah (IKM) yang berasal dari Sumut.
"Dalam pameran ini kita ingin memperkenalkan Sumut dengan
berbagai produk kerajinan yang dikerjakan oleh IKM Sumut maupun produk kuliner
yang khas dari Sumut," ujar Hasnah Lely Siregar, Sekretaris Dekranasda
Sumut, Minggu (30/6), di lokasi pameran STQN XXV, Pontianak, Kalbar.
Adapun produk unggulan yang berasal dari Sumut ini, lanjut dia,
seperti kain tenun songket yang berasal dari berbagai daerah di Sumut, di
antaranya songket Batubara, Langkat, Sergai juga songket Deli. Juga ada mukena
dengan bordir yang khas, serta kain ulos dan produk turunannya. "Kalau
kulinernya di sini ada dodol Langkat, teri Medan, bika ambon dan lainnya,"
jelas Lely.
Dari berbagai produk unggulan Sumut yang dipamerkan tersebut,
Lely mengatakan ada produk kerajinan yang baru kali ini diikutsertakan dalam
pameran, yakni Sajadah Etnik. "Produk sajadah ini kita tawarkan kepada
pengunjung di sini, karena selain unik juga menghadirkan ragam budaya Sumatera
Utara yang terdiri dari delapan etnis, melalui berbagai motifnya. Apalagi
sajadah ini juga terbuat dari kain ulos dan batik Medan. Kerajinan ini menjadi
satu diversifikasi produk unggulan asal Sumut," katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Harian Panitia STQN XXV tahun 2019,
Edi Rusdi Kamtono menyebutkan Pelaksanaan Pameran Kerajinan dan Kuliner
merupakan salah satu acara dari rangkaian kegiatan STQN XXV tahun 2019 yang
sebelumnya telah di launching pada 28 Maret 2019 dengan tema “Implementasi
nilai-nilai Alquran untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang religius,
rukun, dan damai”.
Dikatakannya, pameran ini dilaksanakan selama 7 hari, mulai 29
Juni hingga 5 Juli 2019. Adapun kegiatan tersebut dibagi pada dua lokasi yakni
pertama di Taman Alun-alun Kapuas Kota Pontianak dalam bentuk pameran kerajinan
yang diikuti sebanyak 57 stan.
Pameran kerajinan ini diikuti dari pihak Kementerian Agama RI,
pemerintah provinsi, kabupaten/kota di Kalimantan Barat juga Industri Kecil
Menengah (IKM). “Di pameran ini turut ditampilkan antara lain Mushaf Quran
Kalbar, kain tenun, serta kerajinan dari berbagai daerah provinsi di luar
Kalimantan Barat,” paparnya.
Lokasi kedua berada di halaman Masid Raya Mujahidin dalam bentuk
Pameran Kuliner sebanyak 30 stan dengan peserta yaitu pelaku usaha
makanan/industri pangan olahan khas Kalimantan Barat yang bersertifikat halal
dari LPPOM MUI. “Dalam pameran kuliner ditampilkan makanan khas Kalbar
diantaranya ada bubur pedas, asam pedas, kerupuk basah, cencalok, bingke,
tempoyak, sotong pagkong, dan lainnya” kata Edi.
Dia juga menyebutkan, selama pameran kerajinan berlangsung, akan
dilakukan penilaian untuk memilih stan terbaik yang ditentukan oleh dewan
juri yang berasal dari Perwakilan Ikatan Arsitektur Indonesia cabang Kalimantan
Barat, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalimantan Barat, serta Perwakilan
Seniman Kalimantan Barat.
“Adapun kriteria penilaian ini didasari tiga aspek, pertama
firmitas yakni kesesuaian dengan tema pameran, venusitas yaitu keindahannya dan
person dimana nanti akan dinilai perilakunya,” paparnya.
Para pemenang lomba stan terbaik nantinya akan mendapatkan tali
asih dari Gubernur Kalimantan Barat berupa uang sebesar Rp20 juta.
Comments
Post a Comment