Inilah Penuturan Anak PNS Korban Kapal Pecah
“Ayah Minta Dijemput di Kualanamu...”
MEDAN - Suasana duka menyelimuti rumah PNS Pemprov Sumut yang jadi korban tenggelamnya perahu tim peninjau kecamatan terbaik Pemprov Sumut. Banyak yang tidak percaya ayah dan suami mereka telah tiada dan gugur saat melaksanakan tugas. Tiga PNS Pemprov Sumut dinyatakan tewas dan satu lainnya masih dalam pencarian, setelah perahu mereka pecah digulung ombak di perairan Pulau Telo, Nias Selatan, Jumat (6/9).
Tiga PNS Pemprov yang tewas adalah Staf Biro Umum Syarun (43), warga Jl Tuasan Medan, Bahrin Lubis (55) warga Jl Balam Medan dan Saidin Purba (40) warga Jl Percut Simpang Warno. Sementara Korban hilang Sutrisno masih dalam pencarian.
"Papa sudah janji pulang hari Sabtu. Dia sudah janji, minta dijemput di Kualanamu..." tutur Azra (16) putri kedua dari almarhum Syahrun. Wajahnya tampak mendung dan suaranya semakin melemah karena terlalu banyak menangis.
Azra makin tak dapat membendung tangisnya ketika Ny Hj Sutias
Handayani, istri Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho melayat ke rumah
duka di, Sabtu (7/9) siang. Tangis seisi rumah pecah, membuat yang hadirin
makin terharu. Rumah Syahrul sendiri sebenarnya berada di Jl Tuasan, namun
keluarganya mempersiapkan fardu kifayah di rumah adik korban di Jl Sering.
Kehadiran Sutias di rumah duka juga disambut tangis haru Fatimah, isteri almarhum Syahrun. Fatimah Hutapea dengan mata sembab memeluk Sutias yang terus berusaha memberikan semangat kepada keluarga yang ditinggalkan.
Kehadiran Sutias di rumah duka juga disambut tangis haru Fatimah, isteri almarhum Syahrun. Fatimah Hutapea dengan mata sembab memeluk Sutias yang terus berusaha memberikan semangat kepada keluarga yang ditinggalkan.
Menurut Fatimah, suaminya berangkat
ke Nias pada hari Rabu (4/9) dan rencananya akan kembali ke Medan hari Sabtu
(7/9). Bahkan saat kontak terakhir pada Jumat (6/9) pagi kemarin Syahrul minta
dijemput di Bandara Kuala Namu. Fatimah mengaku tidak punya firasat apa-apa
sebelum kepergian suaminya. Kabar duka wafatnya suami tercinta, dia terima dari
pegawai Pemprovsu pada Jumat malam.
"Jumat pagi dia menelpon saya.
Pesan terakhirnya agar saya rajin mengingatkan anak-anak untuk rajin belajar
dan rajin Sholat," Fatimah tak kuasa menahan keharuan.
"Yang sabar ya bu, Insya Allah suami ibu syahid. Meninggal dalam tugas. Kita manusia semua akan menghadap Sang Pencipta. Itu janji Allah, persoalannya hanya kapan dan bagaimana, itu yang menjadi rahasia Allah SWT. Ibu yang kuat ya, sabar..sabar," Sutias terus menguatkan keluarga Syahrul sembari memberikan pelukan.
Almarhum Syahrul meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak: Tamsil M Mabrur (16), Azra (13) dan Pasha (7). Mabrur dan Azra adalah anak almarhum Syahrun dengan istri pertamanya yang telah mendahuluinya berpulang. Praktis Mabur dan Azra menjadi yatim piatu kini.
Kepada kedua pelajar pesantren ini, Sutias berpesan untuk tidak berputus asa mengejar cita-cita. "Jangan pernah putus asa, kalian harus tetap kuat dan semangat juga," tutur Sutias.
Kepada Sutias, Azra mengaku ingin sekali menjadi tentara sedangkan Tamsil ingin masuk STPDN agar bisa jadi pamong praja seperti ayahnya.
Kepada keluarga korban, Sutias berencana mengusulkan kepada
Gubernur Sumatera Utara agar membantu pembiayaan pendidikan anak-anak seluruh
korban hingga ke bangku kuliah."Nanti akan saya usulkan kepada Pak
Gubernur, semoga bisa dibantu," kata Sutias yang mengaku tidak bisa
berlama-lama di rumah duka karena masih harus melayat ke dua rumah korban
lainnya.
Comments
Post a Comment