Plt Gubsu Apresiasi Mahasiswa Sumut Juara I Terbaik Pemuda Pelopor Nasional
Gita (4 kanan berdiri depan) saat dinyatakan Juara I Terbaik Pemuda. Pelopor Nasional 2015 kategori Teknologi Tepat Guna dan Teknologi Informasi. |
Plt Gubsu Apresiasi Mahasiswa Sumut Juara I
Terbaik Pemuda Pelopor Nasional
Medan, (Mimbar) - Plt Gubsu HT Erry Nuradi MSi bangga dan memberi apresiasi atas berhasilnya seorang mahasiswi USU terpilih menjadi Juara I Terbaik Pemuda Pelopor Nasional kategori Teknologi Tepat Guna dan Teknologi Informasi.
Apresiasi iti disampaikan Plt Gubsu melalui Kadispora Sumut H Baharuddin Siagian SH MSP didampingi Kabid Bina Kepemudaan M Tohir SPd di Kantor Gubsu di Medan, Senin (26/10) sesaat memberi arahan kepada Gita Adinda Nasution, sang Pemuda Pelopor Nasional 2015 asal Sumut.
Gita (21) mahasiswi Fakultas Farmasi USU ini diberangkatkan untuk menerima anugerah nasional tersebut dari Menpora pada Jambore Pemuda Indonesia dan Hari Sumpah Pemuda ke-87 tingkat Nasional di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 28 Oktober 2015, setelah pada 21 Oktober lalu diumumkan Juara I terbaik pada kategori ini di Kantor Kemenpora di Jakarta.
Gita mengikuti pemilihan nasional ini setelah mendapat rekomendasi dari Dispora Sumut yang dilanjutkan dengan 'fact finding' ke lokasi oleh Tim dari Kemenpora RI. Sebelumnya Tim Dispora Sumut juga sudah melakukan penilaian langsung ke lapangan sehingga menyimpulkan Gita pantas menjadi duta Sumut ke tingkat nasional.
Plt Gubsu berharap keberhasilan Gita bisa menjadi contoh bagi pemuda Sumut supaya lebih banyak yang melakukan inovasi dan kreasi sehingga berdayaguna untuk kepentingan masyarakat bagi kesejahteraan pemuda.
Gita kelahiran Medan 2 Juli 1994 dan kini berdomisili di Tanjungmorawa Deliserdang ini berhasil juara dengan inovasi di bidang obat berupa Pelayanan dan Penyediaan Inovasi Obat Herbal untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Diabetes Mellitus dan Komplikasinya.
Kepada wartawan Gita menjelaskan inovasi ini ditekuninya sejak masih duduk di kelas tiga SMP ketika menemukan obat diabetes. Lima tahun kemudian, obat herbal itu sudah menyebar hingga ke berbagai daerah di Indonesia bahkan sampai ke Arab Saudi.
"Obatnya dinamakan Kolagit. Itu singkatan Kopi Gula Gita, karena rasanya seperti kopi," kata Gita.
Tak pasti berapa orang penderita diabetes yang sudah mengonsumsi Kolagit. Bisa jadi ratusan, dan mungkin lebih. Pemesannya dari berbagai daerah, tidak hanya Sumut tetapi juga Jakarta, Kalimantan, Sumut, dan kebanyakan dipesan warga di sekitar Panyabungan, ibukota Kabupaten Mandailing Natal. Kebanyakan mereka yang mengonsumsi kolagit melaporkan kesehatannya membaik, bahkan sembuh.
"Ayah saya merupakan penderita diabetes, setelah memakai obat ini selama satu tahun membaik kesehatannya. Pada tahun 2012 lalu, dia dinyatakan negatif diabetes," kata Gita.
Sang ayah, Bisman Nasution, merupakan alasan utama yang menyebabkan Gita menemukan obat ini. Ketika Gita duduk di kelas enam SD, ayahnya menderita diabetes. Penglihatan sang ayah memburuk sehingga tidak bisa beraktivitas apa-apa. Gita sedih dan tenggelam dalam upaya mencari obat untuk ayahnya. Ketika anak-anak lain membaca komik dan bermain game, dia malah membaca buku tentang tanaman obat di perpustakaan di Panyabungan.
Pencarian itu terus berlanjut saat duduk di SMP. Bacaan kesukaannya, terutama buku-buku tentang pengobatan berbasis ramuan tradisional dan alami.
Melalui tahapan proses yang dirahasiakan, Gita berhasil membuat serbuk yang bahan utamanya dari tebu. "Vaksinnya dari tebu. Tapi ada tambahan senyawa-senyawa lain. Menghilangkan unsur ini, atau menambah unsur yang itu, sehingga menjadi senyawa baru," terang Gita.
Gita yang sudah mahir menjelaskan tentang struktur rumit kimia dalam pembuatan herbal ini, bahkan kini semakin ahli karena tengah duduk di jurusan Analis Farmasi dan Makanan, Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU).
Comments
Post a Comment