Membangun Etik dan Moralitas Bangsa
Membangun Etik dan Moralitas Bangsa
Momentum Hardiknas yang
diperingati di Kantor Gubsu Jumat (2/5) kemarin patut menjadi
renungan seluruh pemangku amanah pendidikan untuk mengevaluasi dunia pendidikan
kita yang masih menuai sejumlah masalah.
Semua
mengetahui sistem pendidikan masih belum optimal. Kesejahteraan guru masih
belum memadai, sarana dan prasarana pendidikan masih kurang, silabus dan
kurikulum relatif sudah tertinggal dan sebagainya. Namun, kita tentu tidak
harus apatis, melainkan perlu melakukan upaya yang lebih mendasar, yang lebih
strategis, sehingga pendidikan benar-benar untuk kemajuan bangsa.
Dalam
mengharungi proses globalisasi yang akan terus bergulir dan berjalan dengan
berbagai harapan dan tantangan, posisi Sumut menuntut tanggung jawab dunia
pendidikan dalam membangun, membina dan mengembangkan kualitas sumber daya
manusianya, baik kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kualitas
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kita
sangat memahami bahwa dunia pendidikan memiliki peran sangat penting dalam
menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu, terampil dan profesional,
sekaligus memiliki moral dan akhlak yang terpuji.
Untuk
itu, selain secara bertahap pemerintah harus memperbesar anggaran pendidikan
dari total APBN maupun APBD maka perlu terus mendorong lembaga pendidikan untuk
lebih mampu mengembangkan dan mengadaptasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin maju pesat dewasa ini, dengan tetap berada dalam lingkup moralitas umat
manusia.
Karenanya
membangun moralitas dunia pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional merupakan hal yang lebih strategis sehingga lembaga pendidikan tidak
menjadi lembaga bisnis, melainkan benar-benar berfungsi sebagai wadah
pembentukan identitas bangsa, tidak hanya sekedar menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas atau unggul, namun harus pula mampu menguasai,
menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, dengan
dibarengi penanaman sikap etik dan moralitas budaya bangsa.
Hal
ini penting mendapat perhatian kita semua, mengingat hampir semua lembaga
pendidikan dewasa ini sedang berada pada suatu kondisi lingkungan kosmos yang
memiliki berbagai persoalan begitu luas, termasuk di dalamnya
persoalan-persoalan perkembangan sosial maupun politik.
Beberapa
pengaruh lingkungan kosmos yang tidak bisa dinafikan oleh dunia pendidikan
dewasa ini antara lain terjadinya transformasi yang mendasar dalam kehidupan
manusia dan makin meluasnya arus informasi sebagai salah satu produk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri.
Hal
ini di samping membuka berbagai peluang dan sekaligus tantangan baru, juga
dapat menimbulkan berbagai permasalahan terhadap pengembangan kualitas
sumberdaya manusia, terutama kualitas moral dan akhlaknya.
Kondisi
faktual ini tentunya menimbulkan tuntutan agar dunia pendidikan mengevaluasi
dan merevisi kebijakan maupun pelaksanaan program, guna memperkuat kualitas
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta nilai-nilai budaya
bangsa, sebab dalam mengharungi globalisasi dan era kebebasan ini, kualitas
akhlak dan moral generasi bangsa merupakan dasar untuk pengembangan kualitas
diri pada tahap selanjutnya.
Untuk
memperkokoh komitmen tersebut, khususnya dalam era otonomi saat ini, hendaknya
kabupaten dan kota tidak hanya memikirkan pelimpahan wewenang saja karena
pemerintah pusat juga telah menganjurkan agar pembiayaan di berbagai aspek
dapat dilaksanakan secara sharing, di
mana harus terlihat gambaran pendanaan melalui dana APBN,
pendanaan APBD propinsi, dan pendanaan APBD kabupaten dan kota. Untuk itu
diharapkan APBD Sumut maupun kabupaten dan kota perlu lebih signifikan untuk
pendidikan. (*)
Comments
Post a Comment