DWP BNPB Bantu Pengungsi Sinabung
DWP BNPB Bantu Pengungsi Sinabung
#15.764 jiwa Masih Bertahan di 32 Pengungsian
Kabanjahe (Mimbar) - Dharma Wanita
Persatuan (DWP) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar bakti
sosial di pengungsian Korban bencana erupsi Sinabung di Kabanjahe,
Kabupaten Karo, Jumat (23/5). Selain melihat kondisi terakhir pengungsi, DWP
BNPB juga menyalurkan bantuan dan menghibur anak-anak pengungsi. Hingga kemarin
masih ada 15.764 jiwa atau 4,985 Kepala Keluarga yang tinggal secara darurat di
32 titik pengungsian.
Bakti sosial dipimpin oleh
Sekretaris Dharma Wanita BNPB Ny. Mien Wisnu didampingi Ny. Rita Budiarto dan
Ny. Susilawati Saleh Idoan. Turut dalam kunjungan itu Deputi Bidang
Penanganan Darurat BNPB Tri Budiarto dan Deputi Bidang Rehabilitasi dan
Rekonstruksi BNPB Ir Bernandus Winsu Widjaja dan Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Sumut Ir. Saleh Idoan Siregar. Rombongan ini diterima
oleh Sekda Kabupaten Karo Saberina Tarigan dan jajarannya.
Sekretaris Darma Wanita BNPB Mien Wisnu
mengungkapkan bakti sosial ini mereka lakukan untuk menyalurkan bantuan
dari berbagai pihak bekerja sama dengan DPW BNPB. Selain swasta dan donatur,
bantuan diperoleh dari Dharma Wanita Kementerian Luar Negeri.
"Kami dari Dharma Wanita BNPB juga
dititipi bantuan dari Dharma Wanita Kemenlu, karena berbagai keterbatasan
mereka sulit untuk menyampaikan langsung ke sini," ujar Mien.
Pihaknya berharap pasca erupsi Gunung
Sinabung, masyarakat khususnya yang terdampak langsung dapat segera hidup
normal kembali.
Bisa memulai beragam aktifitas seperti
sebelum bencana terjadi. " Harapan kami, para korban dapat melanjutkan
kehidupan dalam kondisi lebih baik," ujarnya.
Selain memberikan bantuan logistik,
ibu-ibu Dharma Wanita juga membawa bingkisan untuk anak-anak pengungsi berisi
makanan ringan dan susu. Anak-anak pengungsi yang tengah bermain bersama para
volunteer langsung menyambut gembira hadiah kecil tersebut. Senyum dan tawa
menghiasi wajah anak-anak yang sudah lebih delapan bulan tinggal di
pengungsian.
"Kasihan mereka sudah 8 bulan tidak
tidur bersama orangtuanya, karena tempat tidur anak-anak terpisah," jelas
Sekda.
Rombongan mengunjungi tiga lokasi
pengungsi yaitu Posko GBKP Kantor Klasis, GBKP Kota Kabanjahe dan Mesjid Agung.
Pada setiap posko yang dikunjungi, ibu anggota Dharma Wanita berdialog
dengan para pengungsi.
Tak lupa mereka meninjau dapur umu dan
membeli hasil kerajinan karya pengungsi seperti anyaman sumpit, ukiran kayu dan
makanan ringan. Menurut ketua posko, hasil penjualan selain untuk tambahan
penghasilan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.
Sekda Karo mengaku sangat terbantu dengan
adanya bantuan, teruma sembako yang memang sangat dibutuhkan para pengungsi.
Data dari Posko induk saat ini sebanyak
15.764 jiwa atau 4,985 Kepala Keluarga masih tinggal di 32 titik
pengungsian. Menurut Saberina ada sembilan desa dan satu dusun yang
sebenarnya sudah boleh pulang, namun tidak dapat kembali karena rumah
dalam kondisi rusak.
Kendala yang dihadapi saat ini adalah
minimnya pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. Hal tersebut
disebabkan adanya kendala teknis mesin pompa air.
Para pengungsi saat ini membutuhkan
sebanyak 246.561 lembar seng untuk memperbaiki rumah penduduk di 9 desa dan
satu dusun agar warga dapat kembali ke kediaman.
Comments
Post a Comment