Pengunjuk Rasa Tuntut OJK Batalkan Calon Direksi Bank Sumut






Pengunjuk Rasa Tuntut OJK Batalkan Calon Direksi Bank Sumut

Medan (Mimbar) - Dua gelombang unjukrasa mendatangi kantor regional 5 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Medan, Kamis (5/2), menuntut otoritas jasa keuangan itu menyelesaikan kekisruhan Bank Sumut.

Pantauan wartawan di depan gedung OJK Medan unjukrasa gelombang pertama sudah didatangi puluhan massa mengatasnamakan dirinya Gerakan (Gerakan Masyarakat Anti Korupsi dan Nepotisme).

Massa langsung berorasi di depan pagar OJK Medan dengan mengajukan beberapa tuntutan. Eddi Nasution, kordinator aksi, menuntut agar OJK melihat lebih jelas kondisi Bank Sumut saat ini saat mengajukan direksi.

Mereka menyatakan sejak proses penjaringan direksi oleh Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN) sudah menyimpang. Informasi yang dihimpun di lapangan saat ini ada dua nama yang diajukan yaitu Edie Rizliyanto sebagai calon dirut dan Didi Duharsa sebagai calon direktur operasional.

Namun, menurut pengunjukrasa, keduanya bermasalah. Edie Rizliyanto yang selama ini membawahi bisnis dan syariah malah membuat kinerja Bank Sumut Syariah memburuk ditandai dengan turunnya aset dan tingginya kredit macet. Bahkan secara umum kinerja Bank Sumut juga mengalami kemerosotan.

“Yakinlah bapak-bapak di OJK kalau Bank Sumut akan meledak karena sebagian besar pegawai akan menggusur dan menyuruh direksi import angkat kaki seperti yang pernah terjadi di Bank Aceh beberapa waktu lalu,” kata pengunjukrasa.

Bukan hanya itu, menurut kordinator aksi, Edie Rizliyanto juga terlibat dalam mark up sewa mobil dinas direksi dan mobil operasional Bank Sumut dan kerap mengintimidasi pegawai. Sedangkan Didi Duharsa terindikasi memberi persetujuan kredit fiktif cabang Lubuk Pakam dan pernah gagal fit and proper test.

Mereka meminta OJK tidak meluluskan kedua nama itu. Aksi itu disusul puluhan anggota Badko HMI Sumut. Mereka sempat memacetkan kawasan Lapangan Merdeka karena membakar ban di tengah jalan dan bersitegang dengan aparat kepolisian.

Septian Chaniago, salah seorang Ketua Badko HMI Sumut, yang memimpin aksi menyatakan kekisruhan yang terjadi di Bank Sumut selama ini disebabkan intervensi politik dan kepentingan pemegang saham pengendali dalam memilih dan mengganti anggota komisaris maupun direksi Bank Sumut.

Pemilihan dan pengangkatan anggota komisaris maupun direksi Bank Sumut yang tidak memiliki kompetensi, menurut HMI, berjalan mulus karena OJK tidak melakukan fungsi pengawasan secara profesional. Bahkan, pejabat OJK telah masuk dalam ranah politik, kata mereka, karena dalam penentuan anggota komisaris maupun direksi diduga melakukan pertemuan dan kesepakatan dengan pengurus partai politik.

"Semua hal tersebut berdampak pada penurunan kinerja Bank Sumut,” kata Septian. Penurunan kinerja keuangan tahun 2014 tersebut dapat di lihat dari laporan Direksi Bank Sumut pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi C DPRD Sumatera Utara yang menunjukkan penurunan laba korporasi. Selain itu, pertumbuhan dana, kredit dan aset melambat serta rasio non performing loan (NPL) yang semakin memburuk dibanding pencapaian rata-rata setiap tahun dalam waktu 10 tahun terakhir.

Patut disesalkan, OJK yang mengetahui seluruh permasalahan kepengurusan dan kinerja keuangan terkesan membiarkan dan tidak mengambil tindakan nyata untuk segera menyelesaikannya, kata dia. OJK tidak berupaya menghentikan intervensi pencalonan dewan komisaris dan direksi Bank Sumut yang terbukti selalu gagal dalam uji kepatutan dan kelayakan karena tidak mempertimbangkan track record, integritas dan kompetensi calon yang diajukan.

Bahkan OJK diduga melanggar asas profesionalitas dan berpolitik dalam pencalonan komisaris maupun direksi Bank Sumut yaitu melakukan kesepakatan dengan pengurus partai politik untuk kepentingan pribadi yang bertentangan dengan peraturan berlaku.

Saat aksi berlangsung, di lantai 9 kantor OJK sedang berlangsung pergantian ketua OJK Medan regional 5 dari Ahmad Fauzi ke Ahmad Soekro Tratmono. Hadir di ruangan itu Muliaman D Hadad, komisioner OJK Jakarta dan Irwansyah Lubis, deputi komisioner OJK.

Walau suasana di luar tegang tapi tidak sampai mempengaruhi prosesi acara. Apalagi Anton Purba, pejabat OJK Medan menerima aksi pengunjukrasa.

Hanya saja saat Gubsu Gatot Pujo Nugroho memberikan sambutan dia berkilah soal aksi di luar. “Keinginan kita tentu saja agar OJK di bawah kepemimpinan Ahmad Soekro bisa lebih baik. Kalau yang lama sudah baik ini harus lebih baik lagi.”

Gatot juga mengingatkan agar kinerja perbankan di Sumut terus meningkat. “Dan saudara-saudara sekalian harus melihat juga yang sekarang terjadi di luar ada unjukrasa. Itu juga tujuannya sebagai dorongan ke OJK untuk menyelesaikan persoalan Bank Sumut.”

“Kita tidak bisa melarang mereka melakukan aksi karena itu bagian dari rasa memiliki mereka terhadap Bank Sumut. Jadi tugas Pak Soekro yang paling urgent adalah menuntaskan seleksi calon direksi Bank Sumut,” ujarnya.

Dia mengatakan pemegang saham juga berkepentingan atas penetapan direksi baru karena ini sudah terlalu lama. “Jadi saya minta Pak Soekro untuk tegas menuntaskan persoalan ini,” tutupnya.

Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung