Pengkuhan Deklarasi Laskar Melati Pemenangan Prabowo-Hatta




Pengkuhan Deklarasi Laskar Melati Pemenangan Prabowo-Hatta

Gatot : Prabowo itu Patriotik, Tidak Mau Diintervensi Asing

Medan (Mimbar) – Ketua Umum Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Koalisi Merah Putih Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho mengungkapkan sikap patriotik dan tidak ingin diintervensi asing. Sikap itu telah ditunjukkan Prabowo Subianto sejak masih pendidikan militer dulu. Saat itu Prabowo dengan tegas menolak pemberian uang saku dari pemerintah Australia pada pertukaran taruna AKABRI di negeri Kangguru tersebut.

Gatot menceritakan kisah itu dari pengakuan Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang satu angkatan dengan Prabowo. Pernyataan tersebut disampaikan saat kedua gubernur tersebut mendapatkan penghargaan PNPM Award beberapa waktu lalu di Jakarta.

“Saya kemarin bersebelahan dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menerima PNPM Award. Dia (Gubernu Bali) mengatakan sangat kenal karakter Prabowo yang saat mereka bersama-sama pertukaran taruna di Australia, Prabowo menolak diberikan uang saku,” kata Gatot pada acara Pengkuhan Deklarasi Laskar Melati Pemenangan Prabowo-Hatta oleh Amien Rais di Garuda Plaza Hotel, Medan, Minggu (8/6).

Padahal uang saku yang diberikan saat itu cukup besar. Prabowo ketika itu mewakili Angkatan Darat dan Made Mangku Pastika dari Kepolisian bersama beberapa taruna lainnya. Dengan tegas Prabowo mengatakan bahwa mereka bukan tentara bayaran dan punya harga diri serta kedaulatan. “Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang seperti itu. Punya jiwa nasionalisme tinggi, tegas dan mandiri,” ungkap Gatot.

Tokoh Reformasi 1998 Prof Amien Rais menyebutkan banyak cerita tentang sikap Prabowo yang menolak intervensi asing.  Sejak era reformasi Amien mengaku sering bertemu dengan Prabowo, bahkan mengantarkannya bertemu dengan pemimpin kharismatik Muamar Khadafi di Libya dan mantan Presiden Iran Rafsanjani. Prabowo dibawanya bertemu dengan dua pemimpin di Libya dan Iran karena dua negara tersebut yang paling keras menolak intervensi asing.“Karena itu Prabowo saya bawa ke sana. Insya Allah saya garansi,” kata tokoh Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.

Amin menuturkan Indonesia butuh presiden seperti Prabowo karena banyak undang-undang yang saat ini cenderung mengakomodir kepentingan asing,  seperti UU Penanaman Modal. Dalam UU itu, Penanam Modal Asing (PMA) harus disejajarkan dengan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN). “Itu ibaratnya Chris John yang kelas bulu dilaga bertanding dengan Mike Tyson meski beda kelas dan berat,” ujar mantan Ketua MPR RI itu.

Amin menyebutkan, asing juga diperkenankan menguasai sumber daya alam sampai 90 tahun lamanya. Lalu di UU Perbankan asing juga diperbolehkan menguasai saham perbankan 99%. “Ini namanya sudah jahil murakkab (bodoh kuadrat). Yang bisa menghentikannya hanya Prabowo,” kata Amien.

Pada kesempatan itu, Amien juga menceritakan bagaimana para tokoh Islam seperti dirinya, Mahfud MD, Azwar Abubakar, Hidayat Nurwahid dan lainnya yang sejak awal sudah menggagas koalisi yang terbangun saat ini melalui diskusi-diskusi rutin dua pekan sekali dalam sebuah majelis tukar pikiran umat Islam. Saat itu sejumlah polling memperkirakan parpol Islam pada Pemilu 2014 selesai semua tidak ada yang lolos parliemantary threshold. Ternyata survei bayaran sejumlah lembaga tersebut keliru besar. Bahkan parpol Islam ternyata mampu mengusung pasangan capres-cawapres.

Sejak awal Amien juga tidak pernah berpikir akan mengembalikan koalisi poros tengah yang pernah dia gagas. Karena itu sudah kuno dan ketingalan zaman. Yang paling kontekstual adalah koalisi poros Islam yang menggandeng partai nasionalis. Akhirnya pilihan jatuh kepada Prabowo.“Saya katakan ini ada tangan malaikat dan atas izin Allah SWT. Kita dapatkan momentum atau angin buritan,” ujarnya.

Terbukti akhirnya Partai Golkar bergabung dengan koalisi. Sebagai bukti bahwa Aburizal Bakrie lebih mementingkan kepentingan kemajuan dan kebangkitan Indonesia daripada kepentingannya pribadi. “Alhamdulillah umat Islam bersatu bersama Prabowo-Hatta,” ujarnya.

Hadir pada acara tersebut Ketua PW Muhammadiyah Sumut Prof Asmuni, Ketua PP Muhammadiyah Saleh P Daulay, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sumut Ihsan Rambe, Ketua PAN Sumut Syah Afandin, Ketua Harian Tim Pemenangan Koalisi Merah Putih yang juga Ketua DPD PArtai Golkar Sumut Ajib Shah serta beberapa tokoh Muhammadiyah lainnya.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Saleh P Daulay menyebutkan laskar melati yang terdiri dari pemuda Muhammadiyah sesungguhnya sudah ingin dibentuk sesaat setelah pasangan Prabowo-Hatta dideklarasikan. Dirinya juga dengan tegas dalam Tanwil Muhammadiyah meminta agar tidak ragu mendukung Prabowo-Hatta.

Karena pasangan tersebut yang dianggap paling mengerti soal Negara dan soal Islam. “Jika pasnagan ini gagal, maka ini adalah kegagalan umat Islam untuk bangkit. Karena itu pula seorang Amien rais ikut turun dalam pemenangan,” kata Saleh yang terpilih sebagai caleg DPR RI dari Dapil Sumut II itu.

Sosok Hatta Rajasa menurutnya sangat tepat untuk mendampingi Prabowo. Karena dari kesaksiannya selama menjamu perwakilan negara-negara asing, Hata Rajasa sosok yang tidak bisa ditipu dalam bernegosiasi. “Saya saksikan langsung. Bahasa Inggrisnya lancar dan tidak bisa ditipu dalam negosiasi. Jangan seperti yang sebelah kalau ditanya cuma bisa jawab I don’t think about that,” ujarnya.

Saleh mengaku khawatir jika masyarakat Indonesia salah pilih, maka yang terjadi di DPR terus-terusan ribut karena kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat.

Comments

Popular posts from this blog

Direktur Aek Natio Group Raih Gelar Doktor

Gubsu Minta Atlet Sumut Raih Medali di Asian Games Korea

Prosesi Pernikahan Ira Menggambarkan Pengaruh Syamsul Arifin Masih Cukup Kuat