Jaga Netralitas TNI
Jaga Netralitas TNI
Seluruh prajurit TNI diminta pada pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
(Pilpres) 2014 ini agar
tidak terlibat dalam politik praktis tetapi tetap menjaga netralitas TNI.
Penegasan ini patut disimak secara jiwa
besar oleh seluruh prajurit TNI.
Hal ini tentunya diharapkan
dipegang teguh sehingga dalam perhelatan politik akbar ini posisi TNI benar-benar
dirasakan sebagai pelindung dan pengayom masyarakat dengan posisinya yang
netral terhadap segenap komponen bangsa dan seluruh elemen partai politik yang
ada.
Masyarakat Sumatera Utara yang
memiliki ciri khas terbuka, kritis dan dinamis, namun mempunyai nilai
kekerabatan serta rasa hormat yang tinggi dan mau bekerjasama dengan siapa saja
yang mengabdi demi pembangunan antar bangsa dan negara, tentunya akan mendukung
penuh sikap maupun komitmen TNI yang netral seperti ini.
Khusus di Sumut, secara umum selama ini, keberadaan
Kodam I/BB sebagai bagian dari kekuatan TNI memang memiliki makna yang sangat
strategis di Sumatera Utara yang kondisi geografinya merupakan kawasan lintas
internasional yang berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga, yang
tentunya memerlukan keberadaan TNI yang handal, profesional dan berkualitas.
Kodam I/BB sebagai komponen TNI Nasional RI saat ini memang memikul tanggung
jawab dan tugas berat dalam memulihkan pemahaman yang lebih konprehensif bagi
masyarakat, mengenai kemauan dan keikutsertaan bela negara, serta keamanan dan
ketertiban umum sebagai wujud dari Sishankamrata.
Ini merupakan
hal yang fundamental, termasuk dalam menyukseskan agenda-agenda strategis
seperti Pilpres sebab sebagaimana kita maklumi untuk menunjang pelaksanaan
pembangunan di segala bidang, termasuk pembangunan politik, maka terpeliharanya
suasana ketenteraman dan ketertiban masyarakat menjadi suatu persyaratan yang
sangat penting.
Sejarah telah
membuktikan, hubungan yang baik antara TNI dengan masyarakat, telah
menghasilkan pengakuan penjajah Belanda terhadap kedaulatan bangsa Indonesia
yang merdeka. Kemudian rentetan peristiwa bersejarah di Indonesia yang
melibatkan TNI dan masyarakat telah berhasil mengatasi berbagai masalah
keamanan dan ketertiban di dalam negeri.
Nyatalah,
sesuai sifatnya sebagai amanah kolektif, pertahanan dan keamanan tidak hanya
menjadi tanggung jawab TNI semata melainkan juga segenap komponen bangsa
Indonesia.
Namun secara
jujur kita akui, pada masa tertentu yang lalu, kolektivisme antara TNI dengan
masyarakat sempat mengalami erosi akibat adanya sementara anggapan bahwa upaya
mempertahankan keamanan tersebut cenderung untuk mempertahankan kekuasaan.
Hal ini
ditambah pula oleh fenomena yang menyertai bergulirnya reformasi yang
memunculkan eforia kebebasan dahsyat dan signifikan sehingga selain birokrasi
pemerintahan, TNI juga sempat mendapat porsi kritikan yang besar.
Akan tetapi
yang cukup menggembirakan, TNI secara jiwa besar menerima seluruh kritikan
tersebut dengan penuh kearifan dan bagi TNI tampaknya apa pun yang terjadi
harus diungkap apa adanya, dengan sebuah semangat yakni mewujudkan paradigma
baru, yang secara nyata telah mereka tunjukkan menjadi kesadaran bersama
melalui langkah-langkah reaktualisasi peran kebangsaannya dewasa ini.
Dewasa ini
masyarakat sudah kembali sadar sepenuhnya bahwa TNI memang berasal dari rakyat.
Ia adalah jantung hati rakyat, berjuang untuk rakyat dan rakyat adalah di atas
segalanya.
Oleh karena
itu seluruh lapisan masyarakat haruslah memiliki kepedulian yang pro-aktif
terhadap kelanjutan dan keberadaan jantung hatinya, demi pertahanan, keamanan,
ketertiban dan kesinambungan bangsa dan negara.
Comments
Post a Comment