Gubsu Terima Penghargaan Satyalancana Wira Karya
Gubsu Terima Penghargaan Satyalancana Wira Karya
Malang (Mimbar) - Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Pertanian menganugerahkan penghargaan bidang pembangunan pertanian kepada Gubernur Sumatera Utara.
Penghargaan Ini merupakan penghargaan yang pertama kalinya sepanjang sejarah penyelenggaraan pertemuan kontak tani nelayan yang digagas tokoh tani nelayan sejak tahun 1971.
Pemberian tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya kepada Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi sisematkan langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada acara pembukaan Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan ke-XIV tahun 2014 di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (7/6).
Penghargaan ini diberikan, karena Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi dianggap berhasil dan berjasa di bidang pembangunan pertanian di Sumut, khususnya pembangunan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan Sumut.
"Kita sangat mengapresiasi keberadaan penyuluh," ujar Gubsu usai mendapat penghargaan.
Menurut Gubsu, sejak dirinya memimpin Sumut dirinya langsung melakukan pembenahan membangun sektor pertanian. Paling pertama dilakukan meningkatkan peran penyuluh. Sebab penyuluh garda terdepan dalam membangunan dan memperkuat pertanian. Langkah itu dilakukannya, agar ketahanan pangan tetap terjaga, dan mampu mandiri tanpa mengimpor.
"Ada dua provinsi yang melakukan Penambahan jumlah penyuluh dari anggaran yakni Sumut dan Jawa Barat itulah barangkali salah satu penyebab kami mendapatkan anugerah," katanya.
Memang, lanjutnya, harus kita akui, kita memang harus konsen terhadap kedaulatan pangan. "Itu harus menjadi bagian penting. Karena dalam arah pembanguna kedepan. Kedaulatan pangan tentu petani kita harus berdaulat, harus berdaya satu diantara nya adalah dengan pendampingan antar penyuluh," ujarnya.
Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan XIV tahun 2014 berlangsung dari 7 hingga 12 Juni 2014, di Kabupaten Malang, Jawa Timur dibuka secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan penekan sirine.
Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 4748/Kpts/OT.160/10/2013, Penas merupakan wahana petani dan nelayan Indonesia untuk membangkitkan semangat, tanggung jawab dan melakukan konsolidasi organisasi dalam rangka meningkatkan peran serta dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis.
Dalam sambutannya SBY juga berpamitan kepada hadirin yang datang dari seluruh pelosok Nusantara itu.
"Penas KTNA kali ini merupakan yang terakhir bagi saya. Saya ucapkan terima kasih yang selama ini KTNA sudah bekerja sama dengan baik. Semoga ke depannya bisa bekerja sama dengan presiden yang baru juga dengan baik," katanya
Disampaikan SBY, dalam kurun waktu 30 tahun kedepan, jumlah penduduk akan bertambah hingga 30 miliar, dengan demikian bertambahnya angka kepadatan penduduk maka kebutuhan pangan juga bertambah 60 hingga 70 persen.
"Dengan bertambahnya penduduk, otomatis makin ke depan kebutuhan pangan meningkat tajam,"ujar presiden.
Lebih lanjut SBY memaparkan,untuk meningkatkan kemakmuran di negeri ini, ada tiga sasaran besar yang harus dilakukan, yang pertama, kita ingin pangan di negara ini cukup bahkan lebih, kedua penghasilan petani, nelayan, dan petani hutan meningkat, serta ketiga rakyat yang jumlahnya lebih dari 240 juta jiwa dapat membeli pangan dengan harga terjangkau.
"Ada lima cara yang harus dilakukan, yaitu pertama pemerintah baik daerah maupun pusat menyusun kebijakan dan membuat regulasi yang tepat, juga menciptakan iklim investasi yang tepat.Pemerintah harus menyusun kebijakan, yang tujuannya melindungi petani," tutur SBY.
SBY juga meminta kelompok pakar atau peneliti atau motivator bidang pertanian harus kerja keras untuk menigkatkan produksi pertanian. Mengenai dunia usaha, untuk hasil pertanian di dunia perindustrian harus adil, karena petani dan nelayan juga menginginkan keuntungan.
"Yang keempat, komunitas petani harus tetap rajin dan terampil, serta, petani juga harus menguasai teknologi. Dan yang kelima, SBY menegaskan, bahwa kita janganlah boros pangan, dan harus efisien dalam pemanfaatan bahan pokok. Koperasi usaha kecil menengah yang melayani petani dan nelayan, itu harus berkembang, ingat," tegas SBY.
Kepala Badan Koordinasi Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Ir Bonar Sirait MSi disela-sela kegiatan menyampaikan Penas Petani Nelayan merupakan wadah belajar mengajar, tukar menukar informasi pengalaman serta pengembangan kemitraan dan jejaring kerjasama antara petani nelayan dan petani hutan serta penyuluh sebagai pelaku utama pembangunan pertanian perikanan dan kehutanan.
"Sebagai kegiatan pra Penas telah dilaksabakan pekan daerah peda di kabupaten Labuhan Batu Ytara pada tangal 19-22 Nopember 2013 dengan kegiatan diantaranya temu wicara, rembug madya KTNA, temu karya, peragaan, unjuk tangkas, agroforestry serta olahraga dan keakraban," katanya.
Kegiatan yang mengambil Tema memantapkan kepemimpinan dan kemandirian kontak tani nelayan dalam rangka pengembangan kemitraan dan jejaring usaha tani guna mewujudkan kesejahteraan nelayan ini dihadiri oleh 1.283 orang Kontingan Sumut dari kabupaten/kota Se-sumut yang mondok atau ditempatkan di rumah-rumah penduduk di keurahan Cempokomulyo kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang Provoinsi Jawa Timut yang berjarak 2 KM dari lokasi Penas di Stadion Kanjuruhan Kepanjen.
Comments
Post a Comment