Kampanye Damai dan Tertib
Kampanye Damai dan Tertib
Kampanye terbuka Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 resmi dimulai sejak 4 Juni 2014. Kita tentu berharap pelaksanaannya berjalan damai dan
tertib. Semua partai politik (parpol) beserta para calon presiden dan wakil presiden serta massa
pendukung hendaklah
masing-masing menjaga suasana tetap kondusif dengan saling menghargai dan
berkampanye secara fair.
Satu hal paling perlu dihindari
seluruh peserta kampanye yaitu “pembunuhan karakter”, terutama melalui black
campaign atau kampanye negatif yang
mendiskreditkan figur lawan politik. Tentunya kita mengimbau agar siapapun yang
berencana untuk menyebar "black
campaign" pada kampanye terbuka ini agar sadar dan mengurungkan niatnya karena
tindakan ini jelas akan mengganggu proses demokrasi yang tengah berjalan.
Ini perlu menjadi kesadaran kolektif,
sebab black
campaign tidak semata
dapat dilakukan oleh saingan politik antar
calon melainkan juga terbuka kemungkinan oleh orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan calon tetapi
mereka tidak suka
demokrasi berjalan baik.
Memang tidak mudah menghempang,
apalagi mengantisipasi hal ini. Banyak kiat maupun modus yang mungkin dapat
digunakan oleh pihak-pihak yang berencana untuk ini. Namun, dengan mengenali
gejala dan indikasinya, paling tidak kita dapat mendeteksi dan menangkal secara
arif.
Di sinilah diperlukan kecerdasan
politik masyarakat agar tidak gampang terpancing kepada isu-isu tertentu.
Sebab, modus penyebar isu bisa saja jauh lebih canggih dari pada yang
diperkirakan umum.
Jika pesan atau pernyataan yang dilontarkan tersebut jelas-jelas tidak didukung oleh fakta dan
data yang bisa dipertanggungjawabkan, sehingga lebih cenderung kepada nuansa desas desus, selentingan, gosip
atau isu, mungkin kita
mudah menepisnya, karena secara umum, ketahanan masyarakat Sumut tentang ini
cukup kuat dan sudah teruji.
Namun, jika materi sebaran black campaign telah
menjadi pembicaraan umum di masyarakat yang kemudian oleh media massa banyak diberitakan maka di sinilah
perlunya kearifan kolektif tersebut secara utuh.
Semua pihak diharapkan tidak
terjerumus kepada materi isu yang kemungkinan dirancang oleh aktor intelektual yang berhasil membaca sebuah kesalahan lalu dijadikan momentum yang menjurus kepada kepentingan kompetisi antar kandidat.
Dalam hal ini, selayaknyalah
dipercayakan saja kepada jalur hukum jika isu atau kesalahan tersebut sudah
menjadi pembicaraan umum sehingga tidak membuka peluang terhadap munculnya
komunikator-komunikator yang kemudian mengolah dan mendesain pesan provokatif dalam koridor black campaign.
Sangat memungkinkan sekali skenario mengasuskan materi
black campaign tersebut dengan mendesain sedemikian rupa agar kasus tersebut seolah-olah merupakan opini publik sehingga memancing media
massa untuk meliput
secara besar-besaran.
Oleh sebab itu patut digarisbawahi agar
media massa juga arif dan bijaksana menyikapi setiap fenomena politik selama
masa kampanye terbuka ini dan sekaligus cerdas untuk mempertimbangkan patut tidaknya setiap fenomema yang berkembang untuk diberitakan.
Khusus pada masa kampanye terbuka ini, media massa
memang dituntut lebih arif serta harus adil dan berimbang serta wajib berpegang
teguh pada prinsip akurasi yakni menjamin kebenaran dan kejelasan dari materi
siaran kampanye yang akan diberitakan.
Rasa keadilan dan berimbang artinya memberikan kesempatan dan peluang yang sama serta
proporsional kepada semua pihak yang berkampanye.
Sedangkan kepada para juru kampanye terutama para calon hendaklah tetap fair
dan tetap berpegang pada nilai-nilai Agama maupun adat dan
budaya serta tidak melakukan hal
yang bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan atau bohong, tidak mempertentangkan
suku, Agama, ras dan antargolongan.
Diharapkan
Pilpres ini mampu
memberikan pencerahan, sekaligus memberikan pendidikan politik yang cerdas
kepada masyarakat sehingga muncul kesadaran kolektif terhadap massa pemilih dan
para calon, bahwa siapa pun yang kalah harus siap menerima kekalahan, dan siapa
pun yang menang jangan bangga berlebihan, melainkan harus menunjukkan kinerja
nyata. Ini lah hakekat dari demokrasi tersebut.
Comments
Post a Comment