Wagubsu Sematkan Pakaian Melayu Untuk Menteri Agama


Wagubsu Sematkan Pakaian Melayu Untuk Menteri Agama


MEDAN - Wagubsu H. T. Erry Nuradi yang didampingi pihak Kesultanan Deli dan Plt Walikota Medan Dzulmi Eldin menyematkan pakaian khas melayu untuk menteri Agama Suryadharma Ali.

Selain tengkuluk atau topi kebesaran khas melayu, Wagubsu juga menyematkan selempang, songket, dan keris dalam kegiatan silaturahmi Menag Suryadharma Ali dengan kalangan ulama di Istana Maimun, Jumat(21/3), disaksikan Ketua MUI Sumut Prof Abdullah Syah.

Menag Suryadharma Ali mengaku sangat bahagia, sekaligus bangga dan tersanjung atas penyematan pakaian etnis melayu tersebut, apalagi disematkan di Istana Maimun.

"Saya betul-betul merasa tersanjung atas pemberian baju adat. Nampaknya sudah seperti Sultan Deli," katanya disambut tepuk tangan hadirin yang mengikuti kegiatan silaturahmi itu.

Dalam kegiatan itu, Wagubsu menyatakan bahwa Pemprovsu sangat mengharapkan peran ulama yang memiliki nilai kebijaksanaan untuk membantu upaya pembangunan di daerah itu.

Dengan peranan ulama, diharapkan berbagai masalah kemasyarakatan dapat diselesaikan sehingga kondusifitas di Sumut yang selama ini sangat baik dapat terjaga

Ulamalah yang bisa menyampaikan nilai kebaikan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan peranan ulama, diharapkan Pemilu 2014 tidak mengganggu stabilitas di Sumut, kata Wagubsu.

Sementara itu, ketua MUI Sumut Prof. Abdullah Syah mengatakan, pihaknya mengingatkan warga di Sumut untuk tidak "golput" dan menyia-nyiakan hak pilihnya dalam Pemilu tahun 2014.

Imbauan untuk tidak golput tersebut juga telah disampaikan kepada seluruh ormas Islam di Sumut guna disosialisasikan kepada pengurus dan anggota masing-masing.
    
Pihaknya sangat berharap warga Sumut, terutama umat Islam dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan bangsa melalui penggunaan hak pilih dalam Pemilu.
    
Selain mengingatkan warga untuk tidak golput, MUI Sumut berharap warga dapat bersikap bijaksana dalam memilih calon pemimpin ketika akan menggunakan hak pilihnya.

"Bijaksanalah. Teledor dalam lima menit, menyesal lima tahun ke depan. Masyarakat diharapkan dapat mengenali calon pemimpin yang akan dipilih. Ciri utama pemimpin itu merakyat, menyayangi rakyat, dan mau berkorban. Itulah ciri pemimpin yang baik. Jika tidak ada sifat rahmat atau penyayangnya, lebih baik tidak usah menjadi pemimpin," katanya.

Sedangkan Menag Suryadharma Ali mengungkapkan keprihatinan atas kondisi parpol yang memiliki basis atau berasaskan Islam yang menghadapi ancaman serius.

Tren penurunan peraihan suara tersebut dialami parpol yang memiliki basis atau berasaskan Islam di hampir seluruh Pemilu. Untuk Pemilu 2014, ditetapkan "parliamentary threshold" atau ambang batas parlemen sebesar 3,5 persen untuk seluruh parpol yang menjadi peserta agenda lima tahunan tersebut.
    
"Kalau tidak tercapai 3,5 persen peraihan suara, bisa terhapus," katanya.
    
Dengan keberadaan Indonesia yang warga negaranya mayoritas muslim, pihaknya merasa ironi jika parpol yang memiliki basis atau berasaskan Islam harus tersingkir dari perpolitikan nasional.
    
"Padahal Indonesia dikenal sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dan pengirim jamaah haji terbesar di dunia. Jika tidak mencapai 3,5 persen, Indonesia akan menjadi 'kuburan' bagi partai yang memiliki basis atau berasaskan Islam. Sungguh tidak pantas," katanya.(#)

Comments

Popular posts from this blog

Direktur Aek Natio Group Raih Gelar Doktor

Gubsu Minta Atlet Sumut Raih Medali di Asian Games Korea

Prosesi Pernikahan Ira Menggambarkan Pengaruh Syamsul Arifin Masih Cukup Kuat