MASYARAKAT KELUHKAN JEMBATAN TITI GANTUNG MEDAN KUMUH
MASYARAKAT KELUHKAN JEMBATAN TITI GANTUNG MEDAN KUMUH
Medan (Mimbar) - Masyarakat mengeluhkan kondisi kawasan sekitar jembatan titi gantung kereta api di Medan, Sumatera Utara, yang semakin kumuh akibat menjamurnya kios penjualan buku bekas dan pedagang kaki lima. "Selain semakin susah dan merasa khawatir saat melintasi kawasan itu, juga tidak nyaman karena kondisinya kumuh," kata seorang warga, Hendri di Medan, Minggu.
Kondisi kawasan jembatan titi gantung yang semakin kumuh, kata dia, menunjukkan pemerintah setempat kurang peduli dengan keindahan dan kebersihan Kota Medan. Bahkan, katanya, menunjukkan tidak berwibawanya Pemkot Medan.
"Titi gantung itu terletak di tengah kota dan bahkan tidak jauh dari Kantor Wali Kota Medan. Masa mereka para pejabat berkompeten tidak bisa menertibkan?" katanya.
Harusnya, kata dia, kawasan itu bisa ditata menjadi salah satu objek wisata dengan pemandangan Kota Medan dan kereta api yang melintas di bawahnya.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumut, Abubakar Siddik menyebutkan, hak konsumen atau masyarakat seperti pejalan kaki di Medan semakin diabaikan.
Trotoar untuk pejalan kaki, misalnya, rata-rata sudah berubah fungsi menjadi tempat berjualan pedagang kaki lima, bahkan dijadikan lokasi parkir.
Di kawasan Jalan Gatot Subroto, misalnya, tidak bisa lagi dilewati karena semua area kosong sudah ditempati pedagang kaki lima.
YLKI akan kembali mengingatkan Pemkot Medan untuk menata pedagang kaki lima khususnya yang berada di tengah kota.
Comments
Post a Comment