Sumut Segera Usulkan Bentuk Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Dampak Erupsi Sinabung


Sumut Segera Usulkan Bentuk Badan Rekonstruksi dan
Rehabilitasi Dampak Erupsi Sinabung

Medan (Mimbar) -Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten Karo akan merekomendasikan pemerintah pusat menetapkan bencana erupsi gunung api sinabung yang sudah berjalan 17 bulan menjadi bencana nasional.Dampak erupsi Sinabung yang sudah sangat meluas memerlukan penanganan yang lebih terkoordinir sehingga diperlukan dibentuk Badan rekonstruksi dan rehbailitasi dampak erupsi Sinabung. 

Demikian menjadi kesimpulan Rapat Pembahasan Penanganan Dampak Erupsi Gunung Sinabung yang dipimpin oleh Gubenur Sumatera Utara  H Gatot Pujo Nugroho yang dihadiri oleh Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, Anggota Komisi VIII DPR RI Raden M Syafii, Sekda Kabupaten Karo   Saberina, Ketua Umum Keluarga Besar Karo Institut Teknologi Bandung (KBK ITB) Arya Mahendra Sinulingga  jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. 

"Bencana yang terjadi sudah merusak sendi kehidupan di sana. Para vulkanolog juga belum bisa memutuskan kapan erupsi berhenti. Dampak erupsi ini perlu penanganan lebih baik, perlu diorganisir lebih lebih besar," ujar Fahri Hamzah. Menurut dia perlu dibentuk Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi untuk mengurangi dampak bencana Sinabung bagi masyarakat luas. 

Fahri menjelaskan kedatangannya ke Tanah Karo meninjau lokasi pengungsian juga dalam rangka menyalurkan bantuan yang berasal dari pemotongan gaji anggota DPR RI. Fahri mengatakan pihaknya siap mendukung daerah untuk mengatasi persoalan erupsi yang sudah sangat membebani masyarakat Karo. 

Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara mengatakan minimnya korban jiwa bukan menjadi satu-satunya alasan untuk tidak menetapkan Sinabung menjadi bencana nasional. Menurutnya masifnya dampak erupsi membutuhkan penanganan lebih besar dan terkoordinir. 

Dijelaskan Gubenur pihaknya sudah pernah mengusulkan erupsi Sinabung menjadi bencana nasional ketika kunjungan Presiden SBY. Namun karena belum ada korban jiwa dan dampaknya hanya terjadi sebagian kecil kawasan Kabupaten Karo maka pemerintah memutuskan erupsi Sinabung belum dapat ditetapkan sebagai bencana nasional. Melihat dampak yang terjadi saat ini dan kecenderungannya akan terus berlanjut, menurut Gubsu erupsi Sinabung sudah bisa ditetapkan sebagai bencana nasional karena memerlukan dukungan Pemerintah Pusat karena keterbatasan APBD Pemkab Karo dan Pemprov Sumut. 

Untuk itu, pihaknya beserta Pemkab Karo akan kembali mengusulkan agar bencana erupsi Gunung Sinabung menjadi bencana nasional sehingga penanganan dampaknya bisa lebih terkoordinir, menyeluruh dan berkelanjutan. 

Sementara itu, Ketua KBK ITB Arya Sinlingga mengatakan dampak erupsi Sinabung sudah sangat merusak sendi kehidupan di Kabupaten Karo. Berdasarkan data-data yng dihimpun pihaknya, sepanjang terjadinya erupsi Sinabung pada tahun 2012-2014, Karo mengalami penurunan pertumbuhan berkisar 45%. Selain itu, tercatat tamatan SMA yang melanjutkan ke S-1 menurun 70%, produktivitas pertanian menurun 35% dan pariwisata menurun 49%. PIhaknya mencatat infrastruktur yang rusak diantaranya jalan sepanjang 30 km, 25 unit puskesmas, 2.824 ha daerah irigasi, 95 sarana pendidikan dan 65.000 ha lahan pertanian.
 
Menurut Arya, Gunung Sinabung yang berstatus bencana lokal telah berdampak pada kehidupan 28.112 KK, 75 desa di radius 10 km yang hingga kini menyebabkan kerugian sekitar Rp 4 t dan terus berlanjut. Jika dibandingkan dengan bencana letusan gunung Merapi yang ditetapkan sebagai bencana nasional berdampak pada 56.655 KK di 57 desa radius 20 km denan kerugian berkisar Rp 3,6 T dan lama bencana 1 bulan. 

Sekda Karo Saberina mengatakan rencana relokasi tahap pertma untuk 3 desa sebanyak 370 kk, besok (Selasa:red) akan dilakukan serah terima sebanyak 50 unit yang sudah selesai. Sebanyak 53 unit rumah saat ini sedang dalam pengerjaan. SEdangkan bagi  1.683 KK di empat desa untuk relokasi tahap 2, pihaknya meminta agar dibantu proses izin lokasi pembangunan  dapat segera diselesaikan.

Saberina juga memaparkan persoalan yang dihadapi oleh warga di 16 desa yang berada pada radius 5 km yang kini ikut terancam. Tidak saja debu vulkanik, erupsi juga membawa lahar dingin, yang menimbulkan aliran lahar dingin menimbulkan sungai-sungai  baru. Masyarkat yang sudah kembali dari pengungsian juga masih sangat membutuhkan bantuan karena aktivitas pertanian masih sulit dilakukan. 

Sedangkan anggota Raden M syafii menilai bantuan bagi dampak erupsi Sinabung saat ini sifatnya masih sporadis dan tidak berkesinambungan. 

Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung