Refleksi Akhir Tahun Alumni KNPI Sumut : Hentikan Kegaduhan Politik‎ Elit Bangsa

Ketua Alumni KNPI Sumut H.Syamsul Arifin,SE didampingi Sekretaris Darwinsyah, SH, MH menyampaikan Refleksi Akhir Tahun 2015 kepada wartawan.

Refleksi Akhir Tahun Alumni KNPI Sumut :
Hentikan Kegaduhan Politik‎ Elit Bangsa

Medan, (Mimbar) - Ikatan Keluarga Alumni KNPI Sumut minta seluruh elemen bangsa untuk menghentikan kegaduhan politik yang diperlihatkan para elit negeri ini.Sebab, kegaduhan politik tidak menyelesaikan permasalahan di saat  situasi pelambatan dan lemahnya perekonomian bangsa.

"Perpecahan dan dualisme kepemimpinan partai politik termasuk di elemen masyarakat lainnya hendaknya dihentikan dengan menatap masa depan dengan semangat nasionalisme yang mengutamakan kepentingan nasional diatas kepentikan pribadi dan kelompok",kata Ketua Ikatan Keluarga Alumni KNPI Sumut H.Syamsul Arifin,SE pada Refleksi Akhir Tahun 2015 ‎kepada wartawan,Selasa (29/12).

Mantan Gubernur Sumut itu didampingi Sekretaris Darwinsyah,SH,MH, Bahdin Nur Tanjung,Ridwan Hanafiah,Ardjoni Munir,Irsan Saleh,Muchrid Nasution.

Dualisme kepemimpinan diakui Syamsul merambah ke KNPI Sumut. Sebagai orang KNPI dia prihatin ‎dan berusaha melakukan langkah "damai" dengan melibatkan Plt.Gubernur bersama unsur FKPD.Dengan langkah damai tersebut sembari kita mengintensifkan komunikasi terutama di kalangan pemuda, kita optimis secara berangsur angsur KNPI Sumut tetap utuh,ujar mantan Ketua KNPI Sumut itu.

Selain diakui, terjadi dualisme karena dinamika demokrasi yang cepat bergulir, juga dirasakan kurangnya komunikasi diantara elemen masyarakat dan pemuda.Kekuatan persatuan dan kesatuan serta hakekat demokrasi itu ada pada komunikasi. Jangan dianggap sepele dan komunikasi itu tidak mesti lewat pertemuan  formal. Komunikasi tidak berjarak itu kapan saja, dimana saja bisa dilakukan,ujar Syamsul.

Termasuk efektivitas pemerintahan juga tergantung intensitas komunikasi ‎yang dilakukan.Seperti komunikasi antara pemerintah provinsi,kabupaten dan kota mesti intensif sehingga persoalan yang ada bisa diselesaikan secara bersama, tidak timbul ego masing masing, tegas Syamsul menjawab wartawan.

Pemuda Sumut diingatkan tetap memiliki semangat kebangsaan, tetap berpartisipasi aktif, bersikap kritis dan konstruktif terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

"Sikap peduli dan kritis dan  solutif dengan mengedepankan rasa nasionalisme, persatuan dan kesatuan ‎sangat dibutuhkan demi mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat yang damai dan bermartabat", ujarnya.

Alumni KNPI Sumut juga prihatin‎ tingkat partisipasi masyarakat  di Pilkada seperti Pilkada Kota Medan hanya 25 persen. Kita patut mempertanyakan banyaknya Golput terlebih lebih Kota Medan sebagai representasi dari kelompok masyarakat yang cerdas. Tentu saja, perlu peran partai politik memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. "Sangat wajar muncul  pemikiran Pilkada perlu dievaluasi apakah sesuai dengan hakikat dan filosofi demokratisasi ",kata Ridwan Hanafiah
Alumni KNPI juga menyoroti penegakan hukum yang tebang pilih mewarnai proses hukum di Sumut.Diharapkan penegak hukum melaksanakan proses peradilan yang adil dan merata.Kebijakan hukum yang adil sangat membantu suasana kondusif dan iklim perekonomian yang sehat di masa mendatang. Persoalan pertanahan yang berlarut larut di Sumut terutama kepemilikan tanah eks HGU PTPN belum juga selesai dan banyak banyak masyarakat merasa dirugikan.

‎Persoalan ekonomi juga menjadi sorotan yakni, perlunya kesiapan diri masyarakat menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai Tahun 2016. Kualitas SDM perlu disiapkan melalui peningkatan lulusan pendidikan yang kompetitif dengan negara luar,membangkitkan ekonomi kreatif,industri kecil menengah.Termsuk buruknya infrastruktur jalan jembatan,pasokan listrik,gas.

Menurunnya rasa kesetiakawanan sosial cukup memprihatinkan.Semangat gotong royong,saling menolong mesti ditumbuh-kembangkan di tengah masyarakat.Pengaruh globalisasi informasi dan komunikasi yang sangat dahsyat telah menenggelamkan seni budaya, kearifan lokal masyarakat. Kekayaan budaya lokal tidak mampu lagi membentengi dan menyaingi bodaya global.

Yang paling memprihatinkan maraknya peredaran narkoba pada lintas generasi dan profesi sudah sangat mengkhawatirkan.Pelajar SD sudah dirasuki narkoba bahkan sudah ada cap "Generasi Lem‎" bagi anak anak mengkonsumsi lem.

Diharapkan BNN dan didukung elemen masyarakat memberantas‎ peredaran narkoba di Sumut. Hukuman seberat beratnya harus diberikan kepada pengedar dan mafia narkoba.

Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung