Gubsu Penuhi Janji Perbaikan Jalan dan Jembatan Pamatang Sahkuda yang Dua Tahun Amblas

Atas perintah Plt Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST, Kadis Bina Marga Sumut Ir HM Armand Effendy Pohan MSi didampingi Kepala UPTD Siantar Ir Wesly Sidabutar meninjau langsung pengerjaan penanggulangan akibat bencana alam ruas jalan propinsi antara Km 19,7 hingga 21,1 arah Pematangsiantar ke Perdagangan, Simalungun, yang amblas di sejumlah bagian termasuk jembatan dua sisi sayapnya amblas dengan pembangunan tembok penahan dan bronjong serta perbaikan jembatan SIPEF. 

Gubsu Penuhi Janji Perbaikan Jalan dan Jembatan
Pamatang Sahkuda yang Dua Tahun Amblas

*Masyarakat berterimakasih dan minta Pemkab tuntaskan pembenahan Irigasi Serapuh

Medan (Mimbar) - Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi memenuhi janjinya memperbaiki badan jalan dan jembatan yang ambruk akibat bencana alam sejak hampir dua tahun lalu pada ruas jalan propinsi antara Km 19,7 hingga 21,1 arah Pematangsiantar ke Perdagangan, Simalungun, terutama di sekitar Nagori Pamatang Sahkuda Kecamatan Gunung Malela, yang kondisinya sungguh parah dan longsorannya juga sudah mengancam pemukiman penduduk.

Perbaikan badan jalan dilakukan dengan membangun tembok penahan sepanjang 200 meter beton cor dan di tempat lainnya bronjong 125 meter dengan beton cor bertulang serta perbaikan jembatan (dikenal juga sebagai Jembatan SIPEF) sepanjang 17 meter yang sudah putus sejak 2012. Total dana dikucurkan tahun 2014 sekira Rp 9 miliar di luar pembuatan box culvert (saluran riol plat beton) untuk mengurangi debit air sungai yang sudah dikerjakan tahun sebelumnya.

Guna memastikan pengerjaan dimaksud berjalan baik dan, Gubsu memerintahkan Kepala Dinas Bina Marga Sumut Ir HM Armand Effendy Pohan MSi mengawal ketat pelaksanaannya. Untuk itu, selama dua hari hingga Sabtu (20/9), Kepala Dinas Bina Marga Sumut turun langsung ke lokasi bersama Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga Sumut Ir Haris Lubis.

Didampingi Kepala UPTD Siantar Ir Wesly Sidabutar dan Kuasa Pemegang Anggaran (KPA) setempat Habson Sainul Kitli ST, Kepala Dinas menyaksikan pengerjaan berjalan lancar sesuai schedule atau waktu yang direncanakan sehingga diharapkan Januari 2015 ruas badan jalan strategis ini pulih kembali dan dapat dilalui kendaraan bermotor untuk selanjutnya akan diprogramkan peningkatan atau pengaspalan baru.
           
Penanggulangan ruas badan jalan yang amblas akibat bencana alam berupa air kiriman dari Irigasi Serapuh - Bangun yang menggerus badan jalan dan sudah sampai ke lokasi pemukiman penduduk  di sejumlah bagian, termasuk jembatan dua sisi sayapnya amblas, konstruksi tergantung hampir putus, memerlukan koordinasi beberapa pihak berkompeten, paling tidak keseriusan Pemprovsu, Pemkab Simalungun dan perusahaan perkebunan di sekitar lokasi terutama PT SIPEF dan PTPN III.
           
"Pemprovsu telah menggalang Pemkab Simalungun dan perusahaan perkebunan terdekat yakni PT Eastern Sumatera group SIPEF dan PTPN III untuk menyelesaikan akar masalah penyebab longsornya kawasan di sepanjang ruas jalan itu, terutama penataan Irigasi Serapuh berupa pengalihan atau pengendalian debit air agar tidak membludak di kawasan saluran sekitar Nagori Pamatang Sahkuda yang merupakan pemukiman penduduk," ujar Kadis seraya mengakui hal ini merupakan harapan masyarakat.
           
Masyarakat yang juga turut menyambut rombongan Kepala Dinas Bina Marga Sumut menyampaikan terima kasih atas respon yang begitu kuat dari Pemprovsu untuk penyelesaian akar masalah jalan ambruk ini. Hanya saja mereka sangat mengharapkan keseriusan Pemkab Smalungun dalam menata air Irigasi Serapuh. "Kami memahami untuk penyelesaian tuntas kerusakan ini memerlukan waktu dan prosedur namun komitmen dan langkah-langkah yang diambil Pemprovsu kami dukung dan jika selesai nanti diharapkan pada Januari 2015 sembari pengalihan sementara arus lalulintas roda empat sudah dapat diatasi dan jalur dapat kembali ke ruas jalan provinsi ini," ujar beberapa masyarakat.

“Penanggulangan jalan longsor dan jembatan SIPEF ini memang harus ditangani bersama oleh Pemerintah Kabupaten, Pemprovsu dan badan usaha. Tugas Bapak Gubsu (Pemprovsu) memperbaiki badan jalan dan jembatan yang Insya Allah dapat dilalui akhir tahun ini. Tugas SIPEF, mereka membuat saluran pembuangan air. Tugas Pemkab Simalungun mengendalikan Irigasi Serapuh dan mengoordinasikan ke PTPN III Kebun Bangun untuk mengalokasikan air buangan dari Pematangsiantar, mengantisipasi banjir,” urai Effendy.

Ia juga menegaskan, bila tidak dibenahi saluran irigasi Serapuh-Bangun berpotensi menyebabkan banjir besar. Sirkulasi air perlu dibenahi terutama air buangan dari Kota Pematangsiantar menuju Bangun (areal perkebunan). 

Dijelaskan jembatan tersebut sesungguhnya sebelumnya bukan melintasi sungai melainkan drainase semacam parit besar yang di sekitarnya terdapat beberapa perkebunan antara lain terdekat PT Eastern Sumatera group PT SIPEF sehingga sering disebut jembatan itu melintasi 'Boundary Drainage' perkebunan PT SIPEF.

Parit pembatas pengaman jalan dengan areal perkebunan setempat yang semula lebarnya hanya sekira satu meter dengan kedalaman satu meter tergerus hebat akibat meluapnya aliran air beberapa waktu terakhir.

Kini, parit kecil tersebut sudah berubah menjadi semacam kanal atau sungai besar, bahkan di beberapa bagian hingga kawasan jembatan yang putus, lebarnya mencapai hampir 24 meter dengan kedalaman sekira 16 meter.

Akibatnya badan jalan sekira 2 hingga 3 km dan satu jembatan itu benar-benar rawan, terkesan hanya tinggal menunggu waktu ambruk pada kedalaman lebih 14 meter, dan di beberapa bagian sudah runtuh sehingga ruas badan jalan hanya tinggal separuhnya.

Kondisi diperparah akibat sistem pengendalian air di arah hulu yang tidak bagus oleh PSDA Simalungun dan PTPN III membuat air membludak ke parit yang sudah berbentuk sungai besar itu sehingga menggerus badan jalan dan jembatan.

Dikemukakan Kadis, Gubsu berpesan penyelesaian penanganan saluran air drainase ini dilakukan secara koordinasi tanpa mencari siapa yang salah, melainkan duduk bersama semua komponen perkebunan sekitar itu bersama Pemprovsu dan Pemkab Simalungun karena kerusakan ditengarai akibat erosi saluran air yang cukup besar melalui drainase sehingga merusak jembatan dan ruas jalan provinsi di sekitarnya.

Untuk jangka panjang perlu dilakukan kajian sehubungan sistem pembuangan air di kawasan untuk pengendalian air kan dikaji sebagai alternatif pengendalian air. Dinas Pengairan Simalungun agar lebih mendalami dampak Irigasi Serapu dan Irigasi Batu 8 yang diperkiarakan menyumbang kiriman air ke kawasan PT SIPEF.

Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung