FKPT Sumut Apresiasi Mantan Teroris Dirikan Pesantren Tahfidz Quran

Ketua Forum Koordinasi Penganggulangan Terorisme (FKPT) Sumut Drs H Eddy Syofian MAP mengunjungi pesantren yang didirikan mantan teroris Al Ustadz Chairul Gozali yang lokasinya masih agak terpencil di pinggiran Kota Medan berbatasan Kutalimbaru, Sabtu (26/9).

FKPT Sumut Apresiasi Mantan Teroris Dirikan Pesantren Tahfidz Quran

Medan, (Mimbar) - Salah seorang mantan teroris yang telah tobat setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Al Ustadz Chairul Gozali mendirikan Pesantren Tahfidz Quran di kawasan Kutalimbaru perbatasan dengan pinggiran Kota Medan yang kini mengasuh para Santri penghafal Al-Quran.

Ketua Forum Koordinasi Penganggulangan Terorisme (FKPT) Sumut Drs H Eddy Syofian MAP saat mengunjungi pesantren yang lokasinya masih agak terpencil tersebut, Sabtu (26/9) memberikan apresiasi dan kagum atas gagasan mantan teroris tersebut yang dalam pertaubatannya memberikan sumbangsih tenaga dan pemikiran terhadap para santri.

Pada saat kunjungan tersebut Ketua FKPT menyaksikan warga pesantren tersebut melaksanakan pembagian daging kurban setelah mereka menyembelih seekor lembu kurban yang dagingnya juga dibagikan kepada warga sekitarnya. Ustadz Chairul Gozali tampak gembira menyambut kehadiran FKPT, begitu juga para santri yang umumnya merupakan anak atau keluarga teroris yang masih ditahan atau telah meninggal dalam penggerebekan.

 “Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah yang telah memberi bantuan sehingga berdirinya Pesantren yang masih sangat sederhana ini termasuk kepada Plt Gubsu Bapak HT Erry Nuradi yang secara resmi telah menyurati PLN agar membantu tiang listrik agar penerangan mencapai lokasi pesantren ini,” ujarnya seraya menyatakan dukungan berbagai pihak sangat diharapkannya karena kondisi sarana dan prasarana pesantren masih sangat minim.

Kepada wartawan dia menjelaskan mendirikan pesantren ini sejak saya keluar dari tahanan, bulan November 2014. “Baru dan Belum sampai setahun,” ujarnya seraya menyatakan tidak keberatan dinyatakan sebagai mantan teroris karena dia telah tobat terutama setelah keluar dari penjara dengan Kasus Terorisme. “Ya tidak apa-apa kalau kita sebutkan Mantan Teroris. Istilahnya, Mantan Teroris Membangun Pesantren,” ujarnya.

Dia mengemukakan komitmen membangun pesantren ini antara lain untuk memutus mata rantai terorisme di Indonesia terutama di Sumatera Utara. “Kita merekrut anak-anak bekas teroris yang bapaknya di tembak atau yang ditahan lalu disini kita rekrut. Banyak yang putus sekolah. Kita membantu supaya jangan seperti Palestina yang akhirnya menjadi dendam sampai anak ke cucu,” ujarnya.

Ustadz Chairul Gozali menyebut satu nama yang dikenal sebagai tokoh radikal dan telah meninggal dunia dan anaknya ada di pesantren tersebut yakni ada yang wanita dan pria begitu juga satu nama tokoh yang cukup dikenal di mana seorang dari empat anaknya telah direkrut pihaknya. “Kami sedang berunding dengan keluarganya, karena anaknya putus sekolah. Orangtuanya baru meninggal di dalam tahanan,” jelasnya.

“Kita ingin memajukan bangsa ini untuk melahirkan banyak Hafiz dan Hafizah, orang yang menghapal Al-Qur'an sehingga negara ini aman, makmur karena banyaknya orang- orang sholeh dan juga menghimbau kepada kawan-kawan teroris itu untuk kembali ke pangkal jalan. Jangan buat kekacauan. Karena Islam itu Rahmatan lil alamin. Damai, aman, sejahtera,” ujarnya.

“Jadi kita tawarkan Islam itu betul-betul seperti Firman Allah SWT, Nabi itu mempunyai ahlak yang luhur, sampai orang-orang non Muslim pun kagum dengan akhlak kita. Inikan yang sedang terjadi berbeda, jangan sampai orang-orang non Muslim menjadi phobia, takut kepada kita karena aksi-aksi segelintir orang, jadi kita ingin menghapus anggapan seperti itu dan menjadikan Islam yang sesungguhnya membuat kedamaian dan Rahmatan Lil Alamin,” ujarnya.

Dia mengemukakan Islam mengajarkan toleransi. Nabi itu bertoleransi dengan orang non Muslim waktu di Mekkah dan Madinah dan itulah Islam yang sebenarnya. Jadi ingin kita kembalikan Islam itu ke kitab yang asal. Bahwa Islam itu menghargai kemajemukan dan menerima semua bangsa, warna kulit yang berbeda bahasa yang berbeda.

Comments

Popular posts from this blog

Direktur Aek Natio Group Raih Gelar Doktor

Gubsu Minta Atlet Sumut Raih Medali di Asian Games Korea

Prosesi Pernikahan Ira Menggambarkan Pengaruh Syamsul Arifin Masih Cukup Kuat