Antisipasi Sengketa, Plt Gubsu Minta Penyelenggara Pilkada Kedepankan Integritas
Sosialisasi Kode Etik Penyelenggara Pemilu
Antisipasi Sengketa, Plt Gubsu Minta Penyelenggara Pilkada
Kedepankan Integritas
Pematang Siantar,
(Mimbar) - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku
Erry Nuradi MSi menekankan kepada penyelenggaran Pemilu di 23 Kabupaten/Kota
untuk mengedepankan integritas dalam mengantisipasi sengketa Pilkada seretak
pada 9 Desember 2015 mendatang.
Harapan tersebut
dikemukanan Tengku Erry Nuradi dalam acara Sosialisasi Kode Etik Penyelenggara
Pemilu 2015 kerjasama Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu
(DKPP) dengan Universitas Simalungun (USI) yang berlangsung di Aula Universitas
Simalungun (USI), Pematang Siantar, Rabu (9/9/2015).
Hadir
dalam acara tersebut Ketua
DKPP)Prof Dr Jimly Assidiqi,
Ketua KPU Husni Kamil Manik, Komisioner Bawaslu Pusat Daniel Zuchron,
Bupati Simalungun JR Saragih, Ketua
Bawaslu Sumut, Syafrida R Rasahan, Ketua
KPU Sumut Mulia Banurea, Rektor
USI Prof DR Marihot Simanullang, Rektor Universitas HKBP Nommensen,
tokoh masyarakat dan perwakilan Panwaslu Kabupaten/Kota se-Sumut.
Dalam sambutannya, Erry
menyebutkan, Pilkada serentak akan berlangsung di 23 Kabupaten/Kota di Sumut
pada 9 Desember 2015 mendatang.
“Itu artinya, secara nasional,
Sumut merupakan provinsi terbanyak yang menggelar Pilkada serentak dibandingkan
provinsi lain. Tentu pesta demokrasi ini harus kita sambut dengan penuh
tanggunggungjawab agar berlangsung lancar dan aman,” sebut Erry.
Untuk itu, Sosialisasi Kode Etik
Penyelenggara Pemilu sangat dibutuhkan untuk memperluas pemahaman akan kode
etik penyelenggaraan Pemilu dalam meminimalisasi sengketa dan permasalahan yang
akan timbul nantinya.
“Pemilu sangat
rentan masalah. Pengalaman lalu sudah menjadi contoh. Sejumlah penyelenggara
Pemilu mendapatkan sanksi karena melanggar kode etik. Sebagian bahkan
diberhentikan sebagai bentuk sanksi tegas,” sebut Erry.
Erry berharap Sosialisasi Kode Etik
Penyelenggara Pemilu menjadi acuan dalam menjalin komunikasi penyelenggara
Pemilu dan responsive dalam mencegah konflik Pilkada di 23 Kabupaten/Kota di
Sumut.
“Saya berharap,
penyelengara Pemilu tidak terlibat dalam dukungan atau berpihak kepada salah
satu pasangan. Penyelenggara Pemilu harus netral dan memiliki legitimasi agar
pelaksanaan dan hasil Pemilu dapat diterima masyarakat,” harap Erry.
Hal yang paling
penting, penyelenggara Pemilu harus memiliki integritas dan harus berpegang
kuat pada azas serta aturan hukum yang berlaku demi terciptanya Pilkada aman
dan sukses.
Dalam kesempatan
tersebut, Erry juga menyebutkan, pada tahun 2015, sebanyak 14 kepala daerah
telah berakhir masa periode jabatannya dan 9 lainnya pada tahun 2016.
“Tentu akan
ditunjuk Pejabat untuk menjalankan roda pemerintahan di 14 Kabupaten/Kota, agar
pelaksanaan Pilkada berlangsung lancar,” sebut Erry.
Tidak lupa Erry memaparkan, dalam
menyemarakkan Pilkada di 23 Kabupaten/Kota di Sumut, tercatat 88 pasangan yang
melakukan pendaftaran ke KPU. Dari jumlah tersebut, sebanyak 82 pasangangan
dinyatakan lulus verifikasi.
“Dari 82 pasangan yang lulus
verifikasi, sebanyak 58 pasangan mendapatkan dukungan partai politik dan
sisangan 24 pasangan maju dari jalur perseorangan,” jelas Erry.
Kemudian, berdasarkan penetapan KPU
pada 24 Agustutus 2015 lalu, ditetapkan sebanyak 73 pasangan calon dinyatakan
lulus seluruh tahapan dengan perincian 59 pasangan calon dukungan partai
politik dan 14 pasangan dari jalur perseorangan.
“Dari penetapan ini, ada beberapa
pasangan yang mengajukan keberatan kepada Bawaslu, terkait sengketa administasi
dalam penetapan pasangan calon, seperti yang terjadi di Kota Pematang Siantar
dan Kabupaten Simalungun,” papar Erry.
Erry juga menyebutkan potensi
konflik yang memungkinkan terjadi dalam Pilkada serentak di Sumut yang dipicu
lemahnya pemutahiran data pemilih, masih adanya pemilih ganda, pemilih tidak
dikenal, calon pemilih disabilitas yang tidak diakomodir, dokumen yang tidak
sesuai sesuai seperti yang terjadi di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel),
dukungan dari partai politik ganda yakni golkar dan PPP, partai politik yang
mengajukan lebih dari 1 pasangan calon seperti terjadi di Kabupaten Mandailing
Natal (Madina) dan Labusel.
“Potensi konflik juga memungkinkan
terjadi akibat pasangan incumbent yang masih menggunakan fasilitas negara dan
adanya keberpihakan PNS dalam mendukung pasangan calon,” ujar Erry.
Erry berharap, semua potensi
konflik tersebut harus dapat diminimalisasi agar pekaksanaan Pilkada serentak
di 23 Kabupaten/Kota dapat berlangsung lancar, aman dan sukses.
“Hal yang paling krusial, upaya
mengantisipasi berbagai persoalan yang mungkin timbul dalam prose penghitungan
suara, baik ditingkat KPPS, PPS hingga PPK. Begitu juga dengan keberadaan saksi
dan pengamanan di TPS,” jelas Erry.
Sementara
Komisioner Bawaslu Pusat, Daniel Zuchron mengatakan, penyelenggaraan Pemilu di
Indonesia terus mengalami penyempurnaan. Meski telah ada Bawaslu, pelaksanaan
Pemilu diperkuat dengan dibentuknya Dewan Kehormatan Pelaksana Pemilu (DKPP).
“Keberadaan DKPP ini dimaksudkan
untuk menyukseskan pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia. Apalagi Pemilu di
Indonesia mulai diberlakukan secara serentak mulai tahun ini,” sebut Zuchron.
Dalam kesempatan tersebut, Sukron
juga berharap kepada Sumut untuk menjadi contoh dan tauladan pelaksanaan Pemilu
serentak di Indonesia, karena secara kuantitatif dan kualitatif terbanyak
melaksanakan Pilkada serentak pada tahap pertama tahun 2015.
“Sumut akan
menjadi provinsi indikator kesuksesan Pilkada di Indonesia, karena terbanyak
melaksanakan pilkada serentak secara nasional. Itu secara kuantitatif. Secara
kualitatif, pemilihan kepala daerah yang berlangsung di Sumut sangat dinamis,
kalau tidak boleh disebut ekstrem,” ujar Zuchron gamblang.
Sukron berharap, sengketa Pemilu di
Sumut dapat diminimalisasi dengan maksimal. Tentu semua itu akan dicapai dengan
adanya komitmen dari seluruh pihak, termasuk dari penyelenggara Pemilu dan
pasangan calon.
“Pilkada itu harus bersih, aman dan
demokrasi, sesuai kode etik dan aturan yang berlaku,” tutup Zuchron.
Comments
Post a Comment