BLH Sumut Mulai Penyelamatan Sungai Deli

 

BLH Sumut Mulai Penyelamatan Sungai Deli

* Libatkan Swasta  Jadikan Objek Rekreasi  & Olahraga

MEDAN – Memasuki triwulan pertama 2014 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumatera Utara segera melaksanakan program penyelamatan Sungai Deli. Lewat program yang sudah dilakukan study analisis dan kajian sejak 2003 ini, BLH  bercita-cita mengembalikan Sungai Deli sebagai sungai yang bisa dijadikan  tempat rekreasi juga olahraga warga bahkan bisa dilayari. Untuk merealisasikan program tersebut, BLH menggandeng  5 perusahaan swasta dan BUMN yang siap menggelontorkan dana CSR mereka.
Rencana program terhadap sungai yang menjadi ikon Kota Medan itu diungkapkan Kepala BLH Sumut  Dr Ir Hj  Hidayati MSi, Minggu (2/2/2014). Penyelamatan Sungai Deli merupakan bagian dari program kerja BLH di tahun  2014.

Untuk mewujudkan program pemulihan  lingkungan sungai  sepanjang 76 kilometer ini, BLH Sumut tidak sendiri tapi melibatkan Pemko Medan, Pemkab Karo dan Pemkab Deliserdang. Sebab alur sungai Sungai Deli memang melintasi 3 wilayah itu.

Menurut Hidayati program penyelamatan Sungai Deli ini memang harus lintas instansi. Selain kabupaten/kota, BLH harus memperoleh dukungan SKPD lain seperti  Dinas PSDA Sumatera Utara, Dinas Tarukim Sumut dan BWS. Sebab pada dasarnya BLH memang hanya berwenang dalam pengelolaan kebijakan penyelamatan  lingkungan dan tidak untuk pembangunan fisik yang jadi tupoksi dinas lain.

Dalam draft rencana tersebut, nanti  sepanjang alur Sungai Deli  di kanan kirinya akan dikembalikan sebagai jalur hijau. Jalur hijau selain ditanami pepohonan juga dilengkapi jogging track dan taman, sehingga masyarakat bisa menggunakannya.Tak hanya itu, jika kerjasama lintas SKPD berhasil BLH juga  berencana mengorek alur sungai sedalam 3-4 meter supaya Sungai Deli bisa kembali dilayari sebagai sarana rekreasi  air.

Pengerukan sungai ini akan menjadi domain BWS, pembuatan bronjong sungai oleh  Dinas PSDA dan pembangunan sarana pendukung oleh Dinas Tarukim. Hidayati menggarisbawahi, BLH tidak akan mempermasalahkan  bangunan atau pemukiman yang sudah ada di sepanjang Sungai Deli untuk menghindari polemic  berlarut-larut.
“ Kita laksanakan di jalur hijau yang masih kosong dan tidak ada potensi konflik dengan masyarakat. Kita mau langsung action supaya masyarakat bisa segera merasakan manfaatnya ,” kata Hidayati.

Jika program ini berhasil, masyarakat tidak hanya memiliki sarana rekreasi  tapi lebih dari itu bencana banjir yang kerap dialami masyarakat Kota Medan  saban tahun bakal ikut teratasi.

Ketika disinggung soal keterbatasan anggaran BLH Sumut yang hanya Rp 16 Milyar, Hidayati menjelaskan pendanaan program penyelamatan Sungai Deli  ini justru akan memaksimalkan dana CSR lingkungan berbagai perusahaan swasta dan BUMN di  Sumatera Utara.

“Kita sudah berhasil memperoleh komitmen dari  5 perusahaan. Dan optimis akan terus bertambah mengingat program ini sangat positif dan bisa dirasakan langsung  manfaatnya oleh masyarakat,” beber Hidayati .

Setiap perusahaan nantinya akan memperoleh areal pinggiran sungai untuk ditata  sebagai taman sepanjang 100 meter. Dimana antara satu taman dengan taman berikutnya yang didanai berbagai perusahaan itu bakal dihubungkan oleh jogging track. Bila ada 5 perusahaan berarti pada tahap pertama ini akan ada jogging track dan taman setengah kilometer di Sungai Deli. Hidayati belum menentukan di titik mana taman serta jogging track itu bakal dibangun. Sebagai kompensasi, perusahaan yang mensponsori boleh memajang pesan layanan masyarakat plus logo perusahaan  di spot yang mereka bangun.

Meski belum ditentukan lokasi pastinya, yang jelas program ini akan dipusatkan di bagian tengah hingga hilir Sungai Deli. Hidayati menambahkan, program penyelamatan Sungai Deli menekankan pada 3 poin penting yakni: sungai bersih dari sampah, sepadan sungai tertata baik dan sungai bisa kembali dilayari.

“Bila semua sesuai rencana dan stakeholder yang terlibat bekerjasama, saya optimis dalam 3 tahun Sungai Deli sudah bisa menjadi area wisata yang menarik di tengah kota,” imbuh Hidayati yang pernah mempelajari program pengelolaan sungai dari Jepang dan Singapura.(#)

Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung