Wagub Ajak Stakeholder Dorong Peningkatan Ekspor Sumut
Wagub Ajak Stakeholder Dorong Peningkatan Ekspor Sumut
Medan (Mimbar) - Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku
Erry Nuradi MSi mengajak stakeholder dan pelaku usaha untuk mendorong
peningkatan eksport import. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut sendiri,
memberikan kemudahan kepada pelaku usaha dan masyarakat dalam mendapatkan ijin
usaha.
Imbauan tersebut disampaikan Wagub Sumut Tengku Erry Nuradi dalam acara
Coffe Morning dan diskusi bersama stakeholder, pelaku usaha, perwakilan BUMN,
pihak perbankan di lantai 9 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut Aceh, Jl
Balai Kota Medan, Rabu (3/3/2015).
Hadir dalam acara itu Kepala Kantor Perwakilan Bank BI Sumut Aceh Difi A
Johansyah, Konsul India Bahsir Ahmad, General Manager Angkasapura II Jaya
Sirait, Anggotaa DPRD Kota Medan Adil Freddy Haberham, Direksi Pelindo I Cabang
Belawan, Kepala Karantina Belawan Isworo Hadi, Kepala Otoritas Bandara
Kualanamu, Kepala Otoritas Pelabuhan Belawan, Kepala Badan Penanaman Modan dan
Promosi (BPMP) Sumut Purnama Dewi, Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
((BPPT) Sumut Dr Sarmadan Hasibuan SH MM, sejumlah pengusaha Sumut dan India.
Dalam kesempatan itu, Erry mengatakan, Sumut memiliki banyak potensi yang
belum dimaksimalkan seperti hasil pertanian, perkebunan, kerajinan dan produk
industri kreatif lainnya. Demikian juga dengan kekayaan alam berupa gas, energi
dan sumber pembangkit listrik.
Semua potensi tersebut didukung oleh keberadaan Kualanamo International
Airport (KNIA), Pelabuhan Belawan dan Kuala Tanjung yang beberapa waktu lalu
telah melakukan groundbreaking oleh Presiden RI Joko Widodo. Tidak hanya
akses, Sumut juga memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke di Kabupaten
Simalungun sebagai kawasan industri.
“Potensi ini belum dimaksimalkan dengan baik dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi Sumut, baik dari sisi ekspor maupun import. Dalam menyambut era
Masyarakat Ekonomi ASEAN, mari kita maksimalkan potensi yang ada. Tidak hanya
sekadar dapat bersaing, tetapi Indonesia harus unggul, setidaknya di negara
sendiri,” ujar Erry.
Sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi), Pemprov Sumut melalui BPPT
memberikan layanan kemudahan kepada pelaku usaha dan masyarakat luas dalam
mendapatkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan ijin lainnya.
“BPPT Sumut saat ini dapat melayani 70 ijin dan 7 non ijin. Semuanya diberikan
secara gratis kepada pelaku usaha dan masyarakat. Manfaatkan layanan ini dengan
baik demi mendorong pertumbuhan ekonomi Sumut,” sebut Erry.
Seiring dengan adanya kemudahan mendapatkan izin usaha, Erry mengajak
masyarakat dan pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM), penguasaan teknologi, kemampuan menyerap informasi.
“Saya juga menyadari, selain kendala SDM, kita juga masih mengalami masalah
permodalan dan keterbatasan kemampuan dalam menembus pasar. Kendala ini harus
mendapatkan solusi agar pelaku usaha dapat menjalankan usahanya dengan baik,
termasuk eksprtir dan importir Sumut,”sebut Erry.
Lebih lanjut Erry mengatakan, Pemerintah pusat saat ini fokus dalam
memaksimalkan potensi energy, maritim dan pangan dengan membangun sarana dan
prasarana serta infrastruktur pendukungnya.
“Sektor itu merupakan peluang bagi pelaku usaha di Sumut. Untuk itu, pelaku
usaha harus menyesuaikan dengan target pencapaian yang telah dicanangkan
Pemerintah Jokowi-JK,”ajak Erry.
Sementara Ketua Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia, Khairul Mahali
mengatakan, pertemuan dan diskusi dengan melibatkan berbagai pihak sangat
dibutuhkan guna menggali masukan, saran dan terobosan cerdas antara regulator,
fasilitator dan operator selaku pelaku usaha
“Tentu pertemuan tidak hanya sekadar silaturahmi, tetapi juga menguatkan
komitmen masing-masing pihak untuk tetap saling dukung dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi Sumut,” ucap Mahali.
Selain itu, Mahali juga berharap Kabupaten/Kota di Sumut memiliki
sedikitnya satu industri unggulan di daerah masing-masing.
“Produk unggulan tersebut akan menjadi sector industry yang menguatkan
suatu daerah dari persaingan ketat di era Masyarakat Ekonomi ASEAN,” ujar
Mahali.
Keberadaan KEK Sei Mangke, sebut Mahali, layaknya menjadi pusat industry
terbesar di Asia Tenggara karena didukung oleh georafis yang strategis,
ketersediaan lahan untuk pengembangan dan memiliki akses yang mudah, baik
darat, laut dan udara.
“Kita sangat sepakat jika KEK Sei Mangke tidak menghasilkan produk dalam
bentuk bahan baku atau setengah jadi. KEK Sei Mangke didorong menjadi
kawasan yang memproduksi barang siap pakai,” ujar Mahali.
Peluang itu semakin terbuka luas, setelah BPPT Sumut memudahkan untuk
mendapatkan izin usaha hanya dengan satu hari. Dengan adanya program layanan
mudah ini, layaknya pertumbuhan usaha semakin subur di Sumut.
“BPPT Sumut ini dpat menjadi acuan nasional dalam proses perijinan,” kata
Mahali.
Comments
Post a Comment