Gubernur Serahkan Kontrak Kerja 1.820 Penyuluh Sumut
Gubernur Serahkan Kontrak Kerja 1.820 Penyuluh Sumut
# Sumut Punya 25.000 Ha Potensi Sawah Baru
Medan (Mimbar) - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho menyerahkan kontrak kerja Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL TB-PP) kabupaten/kota se Provinsi Sumatera Utara tahun 2015.Dalam acara penyerahan tyersebut Gubernur meminta pemerintah pusat memfasilitasi pembukaan sawah baru di Sumatera Utara yang potensinya cukup besar mencapai 25 ribu hektar.
Penyerahan dilakukan sekaligus pada Pembukaan Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Pimpinan BP3K dan Kepala Bappeluh/Dinas Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara di Jalan Jenderal Besar AH Nasution Medan, Selasa (10/3). Hadir dalam acara tersebut Pangdam I/BB Mayjen TNI Edy Rahmayadi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian RI Dr Ir Winny Dian Wibawa,M.Si, Kepala Kejaksaan tinggi Sumut, Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan P2K Ir Bonar Sirait,M.Si, Kepala Dinas Pertanian M Roem, Kepala Badan Penelitian Kementerian Pertanian, Ketua Komisi B DPRD Sumut, Para Rektor, Dekan, dan Ketua Asosiasi Penyuluh.
Gubenur mengungkapkan Sumatera Utara memiliki 25 ribu lahan potensial untuk dikembangkan menjadi sawah baru, namun terkendala anggaran. Untuk mendukung target swasembada pangan pada 3 tahun ke depan, Gubenur menawarkan Sumut sebagai lokasi penambahan sawah baru untuk mencapai target dimaksud.
"Tahun lalu (2014:red) kita ditargetkan memproduksi 3,6 juta ton, maka tahun ini ditargetkan produksi menjadi 4,16 juta ton. Kita masih miliki potensi ekstensifikasi 25 ribu hektar untuk menjadi sawah baru. Namun dari sisi anggaran, kita tidak mampu, maka kami harapkan ada perhatian dari pusat untuk mencetak sawah baru," kata Gubernur.
Dia menambahkan pada tahun 2013, Sumatera
Utara menambah sekitar 400 ha sawah baru. Untuk menambah luasan sawah baru
dibutuhkan penambahan luasan irigasi baru. Dijelaskannya, Pemerintah pusat pada
RAPBN tahun 2015 ini menganggarkan perbaiki saluran tersier 90.100 ha.
"Kita harus mencapai swasembada padi, jagung dan kedelai dalam 3 tahun ke depan. Karena ini bagian upaya bangun kedaulatan bangsa dari konteks kedaulatan pangan. Hari ini acara strategis, Terimkasih Karen atahun lalu, termasuk lima provinsi swasembada tingkat nasional, ini adalah kesuksesan petani dan penyuluh,"ujar Gubernur.
Dikatakan Gubsu, peranan penyuluh sangat strategis mensukseskan pencapain target produksi menuju swasembada pangan. Penyuluh menurutnya menjadi penentu keberhasilan dengan memberikan penguatan skill terkait sapta usaha tani yang menjadi kunci keberhasilan. Karena berdasarkan data, kata Gubsu, sebesar 73 persen petani sumut adalah lulusan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Gubernur juga mengapresiasi kerja para prajurit TNI AD yang kini ikut membantu mencapai target produksi padi dimaksud.
Menanggapi itu, Pangdam dalam sambutannya juga
menekankan agar semua pihak bahu membahu mendukung pencapaian target swasembada
pangan. "Apa bila kita berhasil mencapai swasembada, maka kita akan
menjadi negara yang berdaulat," tegasnya.
Winny Dian Wibawa mengatakan pemerintah akan menghidupkan Balai Penyuluh Pertanian dengan menganggarkan pembangunan 5.000 balai pada tahun 2015 ini. Dalam upaya mewujudkan swasembada pangan, yang penting adalah jaringan irigasi, penyediaan pupuk, benih, alat mesin pertanian dan revitalisai penyuluh pertanian.
Dia mengatakan Indonseia membutuhkan 99 ribu tambahan penyuluh. Dijelakannya saat ini terdapat 27 ribu penyuluh PNS, 20 ribu Tenaga Harian Lepas, 13 ribu penyuluh swadaya. "Kita masih butuh 99 ribu penyuluh. Yang sekarang masih kurang, tahun ini rekrut 10 ribu penyuluh swadaya," katanya.
Kepala Bakorluh Bonar Sirait menjelaskan di Sumatera Utara terdapat 3.564 penyuluh yang terdiri dari 1.161 orang PNS, 1.685 Tenaga Harian Lepas (THL) dan 135 orang THL Provinsi dan 583 orang penyuluh swadaya. Saat ini di SUmut terdapat 33.633 kelompok tani dan 3.269 gabungan kelompok tani.
Menurut Bonar, saat ini rasio penyuluh dan
desa adalah 1:2,5 yaitu 1 penyuluh melayani 2,5 desa/kelurahan. Sedangkan jika
dibandingkan dengan jumlah kelompok tani, rasionya adalah 1:14 poktan atau satu
penyuluh mengawal 14 poktan. "Idealnya satu desa ada satu penyuluh, namun
juga dilihat rasio penyuluh dengan poktan, masih wajar walaupun sebenarnya di
lapangan ada ketidak merataan jumlah poktan yang dilayani oleh penyuluh,"
jelas Bonar.
Comments
Post a Comment