Wagubsu Minta TPID Tekan Angka Inflasi di Sumut di Bawah 0,52 Persen
Jelang Lebaran, Libur Panjang
dan Ajaran Baru
Wagubsu Minta TPID Tekan Angka
Inflasi di Sumut di Bawah 0,52 Persen
Medan (Mimbar) - Wakil
Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si meminta Tim
Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Utara (Sumut) menekan laju inflasi di
Sumut. Salah satunya adalah melakukan koordinasi terpadu dengan TPID
Kabupaten/Kota guna menjaga ketersediaan sejumlah bahan kebutuhan pokok. Laju
angka inflasi sumut dalam triwulan terakhir, tercatat periode Juni 2014 sebesar
0,52 persen akibat kenaikan harga bahan pangan dan sayuran.
Hai tersebut disampaikan
Wagubsu Tengku Erry Nuradi dalam rapat High Level Meeting TPID Sumut yang
berlangsung di lantai 3, kantor Bank Indonesia Wilayah 9 Sumut-Aceh, Jl. Balai
Kota Medan, Jumat (11/7/2014) sore.
Hadir dalam rapat tersebut,
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah IX Sumut-Aceh Difi
A Johansyah, sejumlah deputi, Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda
Provinsi Sumatera Utara Dr. Ir. Hj Sabrina, MSi, Perwakilan Badan Pusat
Statistik (BPS) Sumut, perwakilan TPID sejumlah Kabupaten/Kota di Sumut,
perwakilan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, Dinas
Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan, Dinas Komunikasi dan Informasi
(Kominfo) Sumut serta perwakilan Bulog.
Dalam kesempatan tersebut,
Wagubsu Tengku Erry Nuradi mengatakan, berdasarkan laporan TPID Sumut, stok
pangan di Sumut aman hingga 6 bulan kedepan, meliputi ketersediaan stok beras,
minyak gorong, gula, dan kebutuhan pangan lainnya.
“Meski begitu, TPID Sumut
harus terus berkoordinasi dengan TPID di seluruh Kabupaten/Kota terus memantau
ketersediaan sejumlah komoditi yang dapat memicu inflasi, apalagi saat ini
menjelang lebaran, libur panjang dan masuknya tahun ajaran baru,” imbau Erry.
Selain bahan makanan,
sejumlah persoalan juga layak menjadi perhatian TPID Sumut, terutama adanya
rencana penyesuaian harga gas elpiji 3 kilogram dipasaran yang dikhawatirkan
memicu laju inflasi. Harga gas elpiji ditingkat pangkalan Rp12.750 pertabung, namun
disejumlah daerah antara Rp 13.500 bahkan ada yang mencapai Rp 16.000
pertabung.
“TPID juga perlu
berkoordinasi dengan pihak Pertamina agar ketersediaan stok gas elpiji
dipasaran tetap terjaga. Begitu juga dengan harga. Pemerintah telah menetapkan
Harga Eceran Tertinggi,” sebut Erry.
Kenaikan tiket menjelang masa
libur panjang juga dikhawatirkan menjadi salah satu penyebab inflasi di Sumut.
Untuk itu, Dinas Perhubungan dan perusahaan jasa transportasi udara, laut dan
darat untuk tidak menaikkan harga tiket melebihi ketentuan pemerintah.
“Saya minta Dinas Perhubungan
melakukan koordinasi dengan pihak pengelola jasa transportasi, tidak hanya
maskapai penerbangan, namun juga pengelola jasa transportasi darat untuk tidak
menaikkan harga tiket diluar ketentuan yang berlaku,” ucap Erry.
Erry juga mengatakan, stok
daging di Sumut untuk kebutuhan lebaran juga terpantau aman dengan tersedianya
1.500 ekor sapi di Langkat atau setara dengan 6.350 ton daging.
“Kita berharap, dengan
menjaga ketersediaan bahan makanan, sayuran, gas elpiji, stabilitas tiket
angkutan, angka inflasi Sumut yang sebelumnya 0,52 persen dapat ditekan lebih
rendah pada triwulan berikutnya,” harap Erry.
Sementara Ketua Tim Ahli TPID
Biro Ekonomi dan Pembangunan Kota Medan, Qomarul Fattah mengatakan,
tingkat inflasi di Medan periode Juni lalu tercatat 0,6 persen terutama dipicu
kenaikan harga kebutuhan pangan. Guna mengantisipasi laju angka inflasi, Pemko
Medan menggelar pasar murah di 151titik yang tersebar di 21 Kecamatan di Medan
sepanjang bulan suci Ramadhan tahun ini.
“Tujuannya untuk stabilisasi
harga dipasaran, karena 82 persen pemicu inflasi Sumut akibat kenaikan harga
sejumlah kebutuhan pokok di Medan,” ujar Qomarul.
Selain itu, salah satu
langkah strategis menekan laju angka inflasi di Sumut, pihaknya telah mendorong
petani mengembangkan sentra sayuran di kawasan Medan Marelan, terutama
pengembangan bawang merah dengan luas mencapai 5 hektar.
“Triwulan sebelumnya, hasil
sayuran dari kawasan Medan Marelan dapat menjaga stabilis ketersediaan stok di
Medan yang sempat goyang akibat letusan Gunung Sinabung. Tanaman bawang merah
di Marelan akan panen akhir Agustus mendatang. Memang belum bisa memenuhi
kebutuhan lebaran, setidaknya ada stok cukup untuk Medan,” tambah Qomarul.
Comments
Post a Comment