2.959 HA Tanaman di Karo Terancam Puso, Gatot Minta Kab/kota Terdekat Bantu Kerahkan Damkar


2.959 HA Tanaman di Karo Terancam Puso, Gatot Minta Kab/kota Terdekat Bantu  Kerahkan Damkar

Medan (Mimbar) - Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo NUgroho, ST, M.Si mengingatkan kabupaten/kota ikut membantu Kabupaten Karo mengatasi dampak debu vulkanik Gunung Sinabung yang mengancam 2.959 ha areal pertanian di wilayah tersebut. Caranya dengan memperbantukan armada pemadam kebakaran (damkar) untuk melakukan penyemprotan permukaan tanaman yang terancam gagal panen (puso) akibat tertutup debu vulkanik.


Hal itu dikatakan Gubsu menjawab wartawan dalam peresmian Galeri Manggadong pada Peringatan Hari Pangan Sedunia di Kantor Badan Ketahanan Pangan Provsu Jalan A H Nasution, Selasa (14/10). "Saat ini sedang dilakukan gerakan penyemprotan permukaan tanaman yang dilakukan oleh pemerintah dan relawan," kata Gatot.   

Dia mengatakan bahwa Pemoprovsu sudah menginstruksikan kepada kabupaten/kota di sekitar Karo untuk membantu pengerahan armada damkar untuk mendukung gerakan dimaksud. Selain untuk penyemprotan tanaman, operasional Damkar juga dibutuhkan untuk membersihkan fasilitas umum seperti jalan, sekolah dan perumahan warga masyarakat. 

Gubsu yang baru saja meninjau langsung areal pertanian dan pengungsian warga di Desa Guru Kinayan Kecamatan Payung mengakui bahwa erupsi menyebabkan kerugian, minimal pengurangan hasil produksi. Menurut Kepala Dinas Pertanian Provsu Ir H M Roem dampak debu vulkanik Sinabung minimal menyebabkan pengurangan produksi 2.959 ha areal pertanian di wilayah tersebut. "Sampai saat ini belum ada puso, namun paling tidak akan terjadi pengurangan produksi sebanyak 30 persen," kata Reem. 

Dalam laporannya kepada Gubsu H Gatot Pujo Nugroho, ST, M.Si disebutkan erupsi yang terjadi di Gunung Sinabung telah berdampak terhadap areal tanaman pangan seluas 2.959 ha yang terdiri atas 35 ha tanaman pangan dan tanaman hortikultura seluas 2.924 ha. Untuk tanaman hortikultura terdiri atas 2.063 ha sayuran, 860 ha buah dan tanaman hias seluas 1 ha dan 7.500 pot. 

Roem mengungkapkan, dari laporan Petugas Koordinator Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan pengamat hama penyakit (POPT-PHP), debu vulkanik Gunung Sinabung tersebut telah menutupi luasan areal pertanian di lima kecamatan yaitu Kecamatan Namanteran seluas 364 ha, Kecamatan Payung 50 ha, Kecamatan Berastagi seluas 389 ha, Kecamatan Merdeka 1.401 ha dan Dolat rayat seluas 651 ha.Komoditi pangan yang terkena dampak diantaranya ubi jalar seluas 13 ha dan padi gogo seluas 22 ha. sedangkan untuk hortikultura komoditi yang banyak rusak adalah jeruk, stroberi, markisa, tomat, wortel,cabe kerting, kembang kol, kentang, kubis, petsai/sawi, lobak, terung, buncis, kangkung, seledri dan lain sebagainya.

Dalam kunjungannya sehari sebelumnya, Gubsu di Karo menyerahkan simbolik bantuan Pemprovsu berupa bantuan anggaran Rp 400 juta untuk kegiatan operasional penanganan pengungsian. Dana tersebut diantaranya dapat digunakan untuk operasional mobil pemadam kebakaran untuk menyiram debu di lahan pertanian, jalan maupun pemukiman warga dan fasilitas lainnya.

"Uang ini berasal dari Anggaran Tidak Terduga (TT), digunakan diantaranya untuk biaya operasional mobil pemadam kebakaran yang akan melakukan penyiraman terhadap rumah warga, sekolah dan lahan pertanian. Sehingga bagi para pelajar tidak terganggu oleh abu," terang Gubsu.

Untuk itu Pemprovsu mengkoordinasikan bantuan armada Mobil Pemadan Kebakaran (Damkar)  dari berbagai kabupaten di sekitar Karo untuk membantu penyiraman debu dimaksud. Saat ini di lokasi sudah beroperasi beberapa mobil berasal dari Kabupaten Karo, Kabupaten Langkat, Kabupaten Phakpak Barat, Dairi dan Kota Medan. Namun diakui Gubsu jumlah armada damkar masih kurang, sehingga pihaknya menghimbau agar kabupaten kota lainnya seperti Deliserang dapat ikut membantu.

Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung