SUMUT BERHARAP TINGKATKAN SINERGI DENGAN PEMDA SE SUMATERA


SUMUT BERHARAP TINGKATKAN SINERGI DENGAN PEMDA SE SUMATERA

Medan, (Mimbar) -  Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berharap terjadi peningkatan kerja sama atau sinergi dengan pemerintah lain di wilayah barat Indonesia khususnya Sumatera untuk menguatkan daya saing di pasar global. "Perlu sinergi untuk semakin kuat menghadapi pasar global.Tetapi tentunya perlu dukungan dari pemerintah pusat karena kekurangan di daerah khususnya pada infrastruktur," kata Pelaksana tugas Gubernur Sumut H T Erry Nuradi di Medan, Kamis (21/4).


Hal itu disampaikan Plt Gubsu melalui Sekda Provinsi Sumut H Hasban Ritonga pada acara Sosialisasi Kebijakan Regulasi Ekonomi Untuk Peningkatan Ekspor Wilayah Barat. Acara itu dihadiri berbagai pejabat terkait di wilayah barat Indonesia dan pelaku ekonomi di Sumut.

Menurut dia, Sumut sendiri terus berupaya menjadi daerah yang bisa mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Nilai ekspor atau devisa  Sumut cukup besar atau pada 2015 sebesar 7,75 miliar dolar AS.   Menurut Erry, meskipun nilai ekspor itu turun sebesar 17,18 persen dari 2014 yang mencapai.9,361 miliar dolar AS akibat melemahnya harga ekspor barang utama Sumut mulai sawit, karet, kopi dan lainnya, tetapi neraca perdagangan masih surplus sebesar 3,76 miliar dolar AS. Surplus karena impor masih 3.86 miliar dolar AS.

Dewasa ini, kata dia, Pemprov Sumut terus berupaya meningkatkan potensi pertanian/perkebunan dan perikanan di Sumut yang dibagi dalam tiga kawasan yakni daerah pantai timur, dataran tinggi dan pantai barat.

Potensi itu diupayakan dimaksimalkan mengingat pasar ekspor juga belum membaik pascakrisis global dimana harga sawit dan karet yang tren menurun.   Dia menegaskan, selain komoditas, Sumut memiliki keunggulan lain yang bisa dijadikan pendorong perekenomian seperti pariwisata.

"Yang pasti sebagai salah satu pintu ekspor di kawasan wilayah barat Indonesia, Sumut tetap memerlukan dukungan pusat khususnya dalam pembangunan infrastruktur mulai jalan, energi dan transportasi/logistik. Sumut sudah siap bersinergi dengan provinsi lain di Sumatera," katanya.

Deputi Menko Bidang Industri dan Perdagangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Edy Putra Irawady, mengatakan secara keseluruhan 2015, perekonomian Sumatera tumbuh lebih lambat dibandingkan tahun 2014 atau sebesar 3,5 persen. Kondisi itu akibat masih turunya harga karet, kelapa sawit dan lainnya di tengah masih tetapnya komoditas itu menjadi ekspor utama kawasan itu.

Perekonomian Sumatera yang masih melambat juga karena ekspornya masih dalam bentuk bahan baku atau setengah jadi dan tidak langsung atau  melalui negara pihak ketiga. "Kondisi itu yang harus diperbaiki dan pemerintah sudah melakukan berbagai kebijakan mulai dari mendorong agar ekspor jangan dalam bentuk setengah jadi atau bahan baku, kemudian mengupayakan ekspor secara langsung dan adanya kebijakan deregulasi yang mendoorng banyak hal mulai dari kemudahan perizinan, ekspor dan investasi," katanya.

Khusus untuk Sumut, kata Edy Putra Irawadu, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya agar Sumut bisa amenjadi terdepan di Sumatera dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dan Pelabuhan Kuala Tanjung serta adanya beberapa pembangunan proyek strategis.

"Dengan semakin bagusnya infrastruktur diharapkan Sumut bisa menjadi pemicu kebangkitan wilayah Sumatera dan termasuk kawasan bagian barat Indoensia.

Comments

Popular posts from this blog

Direktur Aek Natio Group Raih Gelar Doktor

Gubsu Minta Atlet Sumut Raih Medali di Asian Games Korea

Prosesi Pernikahan Ira Menggambarkan Pengaruh Syamsul Arifin Masih Cukup Kuat