Plt Kadis Pertanian Prov. Sumut Azhar Harahap saat diwawancarai wartawan, Senin (25/4) di Kantor Gubsu.
Terkait Anggaran Kementerian Pertanian Rp 519 Milliar
Diduga Mengendap di Dinas Pertanian Sumut
* Plt Kadis Pertanian: Belum Ada Nama Calon Petani Usulan Dari Kabupaten/kota
Medan (Mimbar) - Plt Kadis Pertanian Prov. Sumut Azhar Harahap menjelaskan, penyebab anggaran dari Kementerian Pertanian RI Rp519 milliar untuk pengadaan benih padi jagung dan kedelai (Pajale) yang diduga masih mengendap di Dinas Pertanian Sumut, salah satu penyebabnya adalah, belum ada nama-nama calon petani penerima bantuan benih yang diusulkan kabupaten/kota ke provinsi. "Sesuai pedoman umum harus ada nama petani, dan jangan dilakukan pemberian bantuan benih kalau tidak ada petaninya. Begitu juga arahan dari direktur perbenihan pada sosialisasi pada 20 April kemarin, harus ada nama calon petaninya. Sampai saat ini, calon petaninya belum ada, yang sudah ada itu calon lokasi," ujarnya saat diwawancarai wartawa di lantai 8 kantor Gubsu Jalan Diponegoro No.30 Medan, Senin (25/4).
Sebenarnya, lanjut Azhar, pertemuan dengan kabupaten/kota pada 20 April kemarin untuk menyamakan persiapan pengelolaan benih pajale tersebut. Pertemuan itu dibuat agar kabupaten/kota menyiapkan segala perangkat administrasi yang diperlukan untuk mendukung pengadaan barang dan jasa terkait benih itu, diantaranya calon petani calon lokasi (cp/cl).
Dalam kesempatan itu, kata Azhar, Sekda Provsu Hasban Ritonga juga mengatakan pada prinsipnya harus bekerja secara prosedural, pedoman umum dan tidak menyalahi segala ketentuan. "Yang mau menyalurkan bantuan itu Provinsi, maka data itu harus ke provinsi dulu atas usul dinas kabupaten/kota. Inilah kenapa anggaran itu belum terealisasi," imbuhnya.
Dia mengaku tidak mungkin melaksanakan realisasi pemberian bantuan benih kepada petani jika namanya saja tidak ada. "Kalau sudah memberikan bantuan benih itu, jelas petaninya siapa, kelompok taninya siapa, jumlah petaninya berapa, luas kepemilikan lokasi perorang itu berapa. Supaya benih yang diberikan itu sesuai dengan yang dibutuhkan oleh petani yang bersangkutan," tegasnya lagi.
Dia mengungkapkan, anggaran dari Kementerian Pertanian sebesar Rp519 milliar bukan Rp510 milliar. "Anggaran itu untuk satu tahun, kondisi kita menyerap anggaran itu harus sesuai kondisi lapangan jadwal tanam. Biar tepat penerima, tepat tanam dan lainnya. Saat ini kita masih menunggu panen dari masa tanam Oktober - Maret kemarin. Baru nanti kita berikan bantuan benih unggul pada masa tanam kedua yakni April- Mei setelah mereka panen," ungkapnya.
Pihaknya sudah mengirimkan surat ke kabupaten/kota agar segera mengirimkan nama calon petani hingga 26 April 2016 ini. "Sesuai dengan kesepakatan rapat supaya mengirimkan nama petaninya tanggal 26 April, lalu kita data. Kita juga akan turunkan tim ke kabupaten/kota menjemput data itu dan memverifikasi kebenaran dari data tersebut," tuturnya.
Dirinya sudah memastikan kalau benih unggul tersedia sebanyak 2 ribu ton. "Nanti kita panggil produsen benih agar kita peroleh benih unggul berkualitas dengan harga murah. Realisasi tanam di Sumut sampai Oktober-Maret ini sudah mencapai 435 ribu hektar, sedangkan luas baku lahan sawah kita hanya 4.452 hektar. Kita harapkan, tanam kedua ini adalah mereka yang tanam Oktober-Maret kemarin," tambahnya.
Comments
Post a Comment