Gubsu Imbau Jangan Terobos Zona Rawan Sinabung
Gubsu Imbau Jangan Terobos Zona Rawan Sinabung
Medan, (Mimbar) – Gubernur Sumatera Utara H
Gatot Pujo Nugroho ST MSi berharap masyarakat mematuhi imbauan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk tidak menerobos zona rawan bencana di
radius 5 km.
“Kita
berharap masyarakat mematuhi imbauan itu dan tidak menerobos zona rawan bencana
di radius 5 km,” ujar Gubsu usai menjenguk korban awan panas Gunung Sinabung
yang masih menjalani perawatan di RS Evarina Etatham Kabanjahe, Tanah Karo,
Minggu (2/2).
Gubernur
mengemukakan imbauan BNPB tersebut hendaklah dipatuhi sungguh-sungguh demi
keselamatan bersama dan semua pihak diimbau untuk tidak menerobos zona rawan
bencana di radius 5 km tersebut.
Dua korban awan panas Gunung Sinabung yang dijenguk
Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho ST MSi yang menjalani perawatan
intensif di Rumah Sakit Evarina Etaham Kabanjahe itu menurut tim medis
kondisinya mulai stabil.
Kedua korban selamat yang mengalami luka bakar itu adalah Sehat Sembiring dan Doni sembiring. Sementara seorang korban kritis Surya Sembiring yang menderita luka bakar hingga 80 persen akhirnya wafat Minggu siang.
Saat membesuk korban, Gubsu didampingi Sekdaprovsu H Nurdin Lubis SH MH, Kepala BPBD Sumut Asren Nasution, Kadis Sosial Provsu Alexius Purba, Kadis Kesehatan Sumut dan Dandim Tanah Karo Letkol Asep Sukarna.
Setelah sempat berdialog dengan keluarga korban, Gubsu langsung masuk ke ruang ICCU tempat perawatan Sehat Sembiring dan Doni Sembiring. Gubsu yang menggunakan pakaian khusus rumah sakit terlihat mendapat penjelasan dari tim medis seputar perkembangan kesehatan korban awan panas Sinabung itu.
Usai dari ruang ICCU kepada wartawan, Gubsu menjelaskan kondisi Sehat Sembiring dan Doni Sembiring relatif semakin membaik. Sehingga besar harapan keduanya bisa kembali sehat setelah melewati masa-masa kritis.Gubsu mengungkapkan, keluarga korban meninggal karena awan panas akan diberi santunan. Mereka akan menerima santunan dari BNPB Rp 5 juta, dari Pemprovsu Rp 3,5 juta dan dari Pemkab Karo Rp 2,5 juta. Sementara yang selamat akan menjalani perawatan sampai mereka benar-benar sembuh dengan biaya ditanggung pemerintah.
Kedua korban selamat yang mengalami luka bakar itu adalah Sehat Sembiring dan Doni sembiring. Sementara seorang korban kritis Surya Sembiring yang menderita luka bakar hingga 80 persen akhirnya wafat Minggu siang.
Saat membesuk korban, Gubsu didampingi Sekdaprovsu H Nurdin Lubis SH MH, Kepala BPBD Sumut Asren Nasution, Kadis Sosial Provsu Alexius Purba, Kadis Kesehatan Sumut dan Dandim Tanah Karo Letkol Asep Sukarna.
Setelah sempat berdialog dengan keluarga korban, Gubsu langsung masuk ke ruang ICCU tempat perawatan Sehat Sembiring dan Doni Sembiring. Gubsu yang menggunakan pakaian khusus rumah sakit terlihat mendapat penjelasan dari tim medis seputar perkembangan kesehatan korban awan panas Sinabung itu.
Usai dari ruang ICCU kepada wartawan, Gubsu menjelaskan kondisi Sehat Sembiring dan Doni Sembiring relatif semakin membaik. Sehingga besar harapan keduanya bisa kembali sehat setelah melewati masa-masa kritis.Gubsu mengungkapkan, keluarga korban meninggal karena awan panas akan diberi santunan. Mereka akan menerima santunan dari BNPB Rp 5 juta, dari Pemprovsu Rp 3,5 juta dan dari Pemkab Karo Rp 2,5 juta. Sementara yang selamat akan menjalani perawatan sampai mereka benar-benar sembuh dengan biaya ditanggung pemerintah.
"Korban wafat keluargana akan memperoleh santunan dari pemerintah. Sementara yang luka-luka akan kita biaya sampai proses perawatannya selesai dan sehat kembali," kata Gubsu yang membuat keluarga korban bisa tenang,
Gubsu berharap tragedi awan panas yang jadi pelajaran pahit ini tidak terulang lagi . Karenanya dia mengimbau seluruh masyarakat untuk mematuhi edaran BNPB tentang larangan memasuki zona rawan bencana di radius 5 kilometer dengan alasan apapun. Untuk hal-hal mendesak masyarakat sebaiknya tetap berkoordinasi dengan petugas di posko-posko terdekat.
"Ini harus jadi tragedi terakhir, jangan ada lagi masyarakat yang menerobos zona larangan di radius 5 kilometer dengan alasan apapun. Kita sadari kondisi pengungsian kadang menimbulkan kerinduan pada rumah, pada desa dan pada ladang-ladang kita di kaki gunung. Tapi sekali lagi tolong bersabar dan tetap berkoordinasi dengan petugas di posko-posko. Tidak boleh ada yang nekad dan mencuri-curi nekad menembus zona rawan tersebut," tegas Gubsu.
Dody salah seorang dokter RS Evarina menjelaskan dua korban saat ini kondisinya stabil dan masih dalam proses perawatan intensif. Tim dokter bekerja keras agar para korban tetap memiliki keseimbangan cairan untuk mencegah infeksi akibat luka bakar akibat awan panas yang bersuhu di atas 600 derajat Celcius. Menurut Dody, korban tewas ke-15 yang wafat Minggu siang mengalami luka bakar hingga 80 persen.
Comments
Post a Comment