Pemprovsu Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW Secara Khusyuk

Gubsu bersama hadirin khusyuk mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pemprovsu Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW Secara Khusyuk

* Tokoh masyarakat dan ASN hadir sekira 1800 orang

Medan, (Mimbar) - Keluarga Besar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1438 H secara khusyuk dengan suasana yang sangat Islami di Aula Martabe Kantor Gubernur Sumut (Gubsu) di Medan pada 14 Desember 2016. Peringatan yang dihadiri langsung Gubernur Sumut (Gubsu) Ir HT Erry Nuradi 

MSi dengan penceramah Al Ustadz Drs H Muhammad Samin Pane ini mendapat antusias luar biasa yang terlihat dari kehadiran tokoh masyarakat dan aparatur sipil negara (ASN) yang diperkirakan 1800 orang.

Pada kesempatan ini Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) HT Erry Nuradi mengajak seluruh masyarakat khususnya Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengambil momen maulid Nabi Muhammad SAW untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta ketauladanan Rasulullah SAW. 

Hadir pada acara tersebut Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Hasban Ritonga, ketua Tim PKK Provsu Evi Diana Erry Nuradi, Ketua Dharma Wanita Persatuan Provsu Ny Hasban Ritonga, Ketua Al Washliyah Sumut Syaiful Ahyar Lubis, mewakili Kapolda Sumut AKBP Hartini, mewakili Pangdam I BB Kolonel Muftil Umam, para pejabat eselon lingkungan Pemprovsu dan pentausiah Ustadz Samin Pane serta para ASN yang hadir.

Gubsu Erry mengatakan bahwa ketauladan yang telah dicontohkan Rasulullah amalan kepada Allah SWT karena sebagai hamba yang senantiasa harus mengabdikan diri kepadanya. "Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang telah dilaksanakan bukanlah hanya sekedar untuk mengenang kembali tetapi yang terpenting ialah untuk memberi dorongan semangat dalam meningkatkan keimanan bagi kita,"papar Erry.

Sejalan itu juga, Erry menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah kedamaian dan keselamatan bagi umat manusia. Oleh karena itu Erry berharap Aparat Sipil Negara, harus senantiasa berupaya untuk dapat mencontoh sifat-sifat dan perilaku Rasulullah sebagai modal kita dalam melaksanakan tugas sehari-hari seperti semangat beribadah, kejujuran, keadilan, disiplin dan lain-lain. Tujuan nya juga dalam upaya terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Hal senada disampaikan Al ustad Samin Pane bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia bekerja keras karena untuk menyiarkan ajaran Islam Rasulullah membutuhkan waktu 32 tahun. "Rasulullah tidak mewariskan harta dan kekayaan hanya Al Quran dan Al Hadits untuk ummatnya hingga akhir zaman,"jelasnya. Karena Nabi Muhammad SAW dikenal gigih berdakwah, menegakkan kebenaran dan mencegah kemurkaan.

Untuk menjalani kehidupan dengan benar, manusia memerlukan petunjuk yang benar. Di samping juga dibutuhkan figur teladan untuk ditiru. Dengan figur teladan, petunjuk kebenaran itu akan lebih mudah diaplikasikan dalam perbuatan. Sebagaimana petunjuknya yang benar, figurnya pun harus benar.
 
Bagi umat Islam, tidak perlu repot mencari figur teladan. Sebab Allah SWT telah menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan yang baik. Siapa pun yang berharap bahagia, tidak ada pilihan lain kecuali meneladani kehidupannya. Inilah yang ditegaskan dalam QS Al-Ahzab [33]:21.
  
Allah SWT berfirman : Laqad kaana lakum fi Rasuulil-Laah uswah hasanah (sesungguhnya telah ada pada [diri] Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu). 
 
Meneladani Rasulullah SAW adalah dengan mengerjakan perbuatan seperti perbuatan yang beliau kerjakan, sesuai dengan ketetentuan hukum yang beliau tetapkan, dan itu dilakukan dengan niat untuk mengikuti beliau. Oleh karena itu, dalam mengikuti Rasulullah SAW harus mengetahui status hukum yang ditetapkannya. Apa pun ketetapan hukum yang berasal dari beliau, kita ikuti dan patuhi. Tanpa boleh membantah atau menyelisihinya. Ketika Rasulullah SAW mewajibkan sesuatu, kita pun turut mewajib­kannya. Tatkala beliau mensun­nahkannya, kita juga mensun­nahkannya. Giliran beliau mengharamkan sesuatu, tidak ada pilihan bagi kita kecuali turut mengharamkannya. Demikian pula pada saat beliau memak­ruhkan atau memubahkan sesu­atu, kita mengikuti ketentuan hukum yang telah ditetap­kannya.
 
Atas dasar itu, seandainya Rasulullah mengerjakan suatu perbuatan yang sunnah, semen­tara kita mengerjakannya seba­gai hal yang wajib, maka perbuatan kita bukanlah menela­dani Nabi SAW. Bahkan itu dinilai bertentangan dengan perintah beliau. Hukumnya pun haram. Walhasil, meneladani Nabi SAW itu adalah kita beramal seperti yang dikerjakan beliau, sesuai dengan arahnya (hukum yang ditetapkannya), dan dimaksudkan untuk mengikuti beliau. Dengan demikian, menjadi keharusan untuk merealisasikan tiga batasan tersebut dalam suatu perbuatan agar perbuatan tersebut termasuk ke dalam kategori meneladani Nabi SAW.
 

Meneladani Rasulullah SAW juga harus mengikuti semua risalah yang beliau bawa. Allah SWT berfirman: Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah (TQS al-Hasyr [59]: 7). Lafadz maa (apa) dalam ayat ini memberikan makna umum; yang berarti meliputi semua perkara. Kaum Muslim wajib mengikuti semua perkara yang disyariah­kan Rasulullah SAW.

Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung