Gubsu Ingatkan Pemuda Sumut Jangan Tertinggal dalam Persaingan Global



Gubsu Ingatkan Pemuda Sumut Jangan Tertinggal dalam Persaingan Global
*Ketua KNPI Sumut : Pemuda jangan hanya dimanfaatkan jadi Satpam atau CS saja

Medan (Mimbar) - Gubernur Sumut (Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho ST MSi mengingatkan para pemuda Sumut jangan sampai tertinggal dalam era persaingan global, khususnya pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun ini.

Hal itu diingatkan Gubsu melalui Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumut H Baharuddin Siagian SH MSP pada malam silaturrahmi Tahun Baru 2015 di halaman Dispora Sumut di Medan, Kamis (1/1) dini hari.

Pada acara yang meriah namun sederhana dihadiri Staf Ahli Gubsu H Aspan Batubara, Ketua KNPI Sumut H Yasir Ridha, para pimpinan OKP dan tokoh pemuda, Gubsu berharap melalui Dispora sebagai Rumah Besar Aspirasi Pemuda Sumut dan KNPI maka kreativitas dan keterampilan pemuda dapat lebih diberdayakan.

Gubsu menegaskan MEA adalah sebuah peluang yang juga merupakan tantangan. Negeri ini harus segera berbenah dan tak layak tinggal diam. Indonesia memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan demi upaya memanfaatkan keterbukaan ASEAN.

Dengan terbentuknya pasar tunggal yang bebas tersebut, hanya ada dua kemungkinan yang bisa terjadi terhadap posisi Indonesia dalam perekonomian ASEAN. Posisi itu, yakni menjadi pemain utama atau hanya duduk sebagai penonton.

Meski berulang menegaskan perlu peningkatan kualitas keterampilan dan kreativitas agar menguasai iptek, informasi, bisnis, mekanik dan lainnya, namun Gubsu berpesan pemuda Sumut jangan lupa karakter identitas kebangsaan keindonesiaan.

"Pemuda Indonesia selain pintar harus juga memiliki karakter kebangsaan yang kokoh yakni Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI, sehingga keberadaannya berguna bagi bangsa dan negara," ujarnya.

Ketua KNPI Sumut H Yasir Ridha berharap kepada Gubsu agar lebih membuka peluang sehingga pemuda dapat dimanfaatkan pada sentra-sentra produktivitas strategis seperti di perkebunan dan industri. "Pemuda jangan hanya dimanfaatkan sebagai Satpam dan cleaning service saja," ujarnya.

Lebih lanjut Gubsu memaparkan Pasar ASEAN yang sangat besar dan akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan menjadi suatu peluang yang seharusnya bisa dimanfaatkan potensi dalam negeri.

Kalau peluang ini tidak segera dimanfaatkan, kita akan tertinggal. Jangan sampai nantinya kita hanya terkesima melihat stabilitas lalu-lalang sumber daya asing di negeri ini, lalu perlahan terlena dan melupakan tujuan terciptanya masyarakat yang makmur dan sejahtera.

Di sisi lain, negeri ini memiliki bonus demografi dengan komposisi usia pemuda produktif, yang akan memberikan efek dahsyat bagi kemajuan ekonomi. Pemuda dianggap memiliki peran yang strategis dalam peningkatan daya saing global karena mereka adalah sosok individu yang mempunyai jiwa optimis, berpikir maju, dan berintelektual.

Hanya saja, dari sejumlah indikator, daya saing pemuda belum menunjukkan potensi yang sebenarnya. Faktanya, saat ini pemuda banyak yang mengalami stagnansi dan distorsi peran mereka sebagai pemuda.

Banyak pemuda kini yang mengaku peduli bangsa, namun hanya sekedar omongan belaka, bahkan merendahkan bangsa sendiri. Kritik yang disampaikan hanya berujung pada menjelekkan pemerintah, merendahkan penguasa, dan sibuk mencari kesalahan.

Oleh sebab itu pemuda Sumut mari kita membangun sebuah pola pikir dan mental yang baik yang diwujudkan dalam sebuah langkah nyata yang mampu membantu menciptakan kedigdayaan bangsa ini.

Dengan begitu diharapkan pemuda mampu bersaing dan siap pada Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 serta memberikan dampak dan peran yang besar bagi kemajuan bangsa, asalkan disertai dengan sejumlah upaya persiapan yang matang di segala sektor kehidupan, demi Indonesia yang lebih baik dan bermartabat, ujarnya.

Comments

Popular posts from this blog

Bagian Proyek Jalan Rp 2,7 T di Paluta dan Palas Start Bulan Ini

EDY RAHMAYADI MINTA MAAF SOAL PERNYATAAN MAJU LAGI PILGUBSU

Hendri CH Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Periode 2023-2028 di Kongres XXV di Bandung