Mahasiswa Unimed Ciptakan Dua Penelitian Eksakta
Tiga mahasiswa kimia FMIPA UNIMED yang lulus pendanaan pada
Program Kreativitas Mahasiswa dengan bidang kegiatan Penelitian Eksakta
(PKM-PE) yang diketuai oleh Ahmad Ramadhan, anggota Dian Wardana dan Dinda
Prihatini Fitri Amne belum lama ini. Foto (Mimbar/Ist)
Medan (Mimbar) - Manusia dalam kesehariannya tidak terlepas
dari penggunaan minyak goreng, manfaatnya dalam dunia kuliner dapat membuat
masakan menjadi lebih nikmat dan bergizi. Namun penggunaannya yang berulang-ulang akan mengakibatkan
rusaknya minyak sehingga dapat menimbulkan masalah kesehatan dan minyak
bekas/jelantah tersebut akhirnya menjadi limbah.
Berdasarkan hal tersebut, maka tiga mahasiswa kimia FMIPA UNIMED
yang lulus pendanaan pada Program Kreativitas Mahasiswa dengan bidang kegiatan
Penelitian Eksakta (PKM-PE) yang diketuai oleh Ahmad Ramadhan, anggota Dian
Wardana dan Dinda Prihatini Fitri Amne serta dibawah bimbingan Drs. Eddyanto,
Ph.D mencoba untuk mengubah minyak bekas/jelantah tersebut menjadi surfaktan.
Selaku Ketua penelitian, Ahmad Ramadhan menjelaskan “Surfaktan
merupakan suatu zat yang memiliki gugus hidrofilik dan gugus hidrofobik
sehingga dapat menyatukan air dan minyak. Salah satu penyusun kimia minyak bekas/jelantah ialah gliserol,
zat ini yang nantinya dengan serangkaian proses kimia dapat dijadikan
surfaktan.
Produk surfaktan yang telah kami hasilkan diantaranya ialah Gliserol
Stearat, Gliserol Palmitat dan Gliserol Oleat. Surfaktan sendiri memiliki
manfaat yang sangat besar, sifatnya yang dapat menyatukan air dan minyak
membuatnya banyak digunakan pada industri kosmetik, makanan, obat-obatan dan
tekstil.
Spray Anti Air dari Daun Pisang
Berdasarkan hal tersebut. maka mahasiswa/i yang diketuai oleh
Dian Wardana, anggota Ahmad Ramadhan dan Rizka Alfi Fadhilah mencoba membuat
spray anti air dari daun pisang yang dinamakan Hydrophobic Spray.
Ketua Penelitian Dian Wardana menjelaskan Hydrophobic Spray
sendiri terinspirasi dari jatuhnya air pada permukaan daun yang hanya mengalir
melewati permukaan daun dan akhirnya jatuh. Fenomena ini terjadi akibat adanya zat lilin dalam setiap daun
tumbuhan. Adapun tumbuhan yang cukup potensial di Sumatera Utara untuk
dijadikan Hydrophobic Spray ialah pisang, Oleh karenanya bahan baku yang
digunakan berasal dari daun pisang.
Dian Wardana mengatakan kami berharap agar Hydrophobic Spray ini
nantinya dapat menjadi spray anti air yang simple, praktis dan mudah dibawa
kemanapun sehingga dapat melindungi diri atau barang tertentu dari kebasahan
yang diakibatkan oleh air. (NSR)
Comments
Post a Comment