Gubsu Resmikan Bendungan Sei Padang



Gubsu Resmikan Bendungan Sei Padang
# Atasi Masalah Banjir Tebingtinggi dan Airi 7.558 ha Daerah Irigasi Sergai

Tebingtinggi (Mimbar) - Persoalan banjir tahunan di Tebing Tinggi dan kekeringan irigasi seluas 7.558  ha di Serdang Bedagai akan teratasi dengan dibangunnya bendungan Sei Padang.  Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST, M.Si  melakukan peletakan batu pertama pembangunan bendungan sistem gerak yang diperkirakan selesia pada Juli 2017.

Gubsu didampingi Wakil Gubernur Sumut H T Erry Nuradi, M.Si beserta Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan dan Bupati Serdang Bedagai Ir H Soekirman meresmikan pembangunan bendungan di Jalan Pandan Ujung Lingkungan III Kelurahan Tambangan, Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi. Hadir Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provsu Ir Dinsyah Sitompul, Kepala Dinas Pertanian H M Roem, Kadis Kehutanan Halen Purba, masyarakat setempat, Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Gabungan Petani Pemakai Air (GP3A), Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) Serdang BEdagai dan Kota Tebing Tinggi.

Peletakan batu pertama (ground breaking) Pembangunan Bendungan Gerak Sei Padang ini mengairi Daerah Irigasi (DI) Bajayu seluas 4.000 ha, DI Payalombang 1.558 ha dan DI Langau  2.000 ha dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Wilayah II.  Bendungan yang letaknya berdekatan dengan Bendungan Bajayu ini menelan biaya Rp 220.524.211.600 dengan waktu pelaksanaan 1.260 hari kerja  dan diperkirakan selesai pada juli 2017.  Sementara itu pada saat yang bersama, BWS EIlayah II juga melaksanakan pembangunan bendungan dan peningkatan jaringan irigasi Belutu yang menelan biaya Rp 155.221.303.600  dengan waktu pelaksanaan 1.058 hari yang selesai pada Desember 2016.

Gubsu dalam sambutannya mengatakan dirinya sudah memaparkan pembangunan bendungan yang diistilahkannya Bajayu (Batak, Jawa dan Melayu) kepada Presiden RI Jokowi pada saat pertemuan presiden dengan gubernur se Indonesia di Istana Bogor, Senin (24/11). Gubsu menyampaikan apresias kepada P3A, GP3A dan IP3A dan masyarakat setempat yang sudah mendeklarasikan mendukung pembangunan bendungan.  “Mari kita bersama mendukung pembangunan bendungan ini, karena ini adalah mimpi masyarakat Tebing dan Sergai sejak tahun 2000, dengan sukses pembangaunan ini maka 2017 persoalan banjir di Tebing Tinggi dan persoalan kekeringan air di Serdang Bedagai di selesaikan,” kata Gubsu.

Gubsu berujar bahwa Sumut menempati ranking kelima penyumbang surplus beras nasional. Sumut surplus 240 ribu ton  yang memberikan sumbangan untuk pencapaian target 10 juta surplus nasional per tahun. “Itu kontribusi ketika kondisi irigasi kita kupak kapik. Kalau beberapa bendungan sudah selesai dibangun, maka Sumut akan memberikan kontribusi lebih besar lagi,” ujarnya.

Kepala BWS Wilayah II Ir H Pardomuan Gultom mengatakan dengan dibangunnya kedua bendungan itu, yaitu Bajayu dan Belutu, maka akan bermanfaat bagi daerah irigasi seluas 19.330 ha di Kabupaten Serdang Bedagai. Pardomuan Gultom menjelaskan bahwa bendungan sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi areal persawahan di Serdang Bedagai. Jika diasumsikan 1 Ha sawah menghasilkan 7 ton, dengan  harga 1 kg gabah Rp 4.000, maka bila dikalikan dua kali masa tanam setahun, total areal yang terairi itu akan menghasiknan Rp 1,064 triliyun per tahun. “Alokasi anggaran yang digunakan untuk membangun kedua bendungan sebesar Rp 375,7 milyar akan dibayarkan oleh hasil persawahan Sergai tidak sampai se tahun,” ujarnya.

Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan mengungkapkan rasa syukurnya bahwa rencana pembangunan bendungan yang menjadi solusi banjir tahunan di Kota Tebing Tinggi akhir terwujud. “INi program kami, namun baru setelah tahun pemerintahan kami berjalan, perjungan ini akhirnya terwujud. 2017 tidak ada lagi banjir yang disebabkan Sei Padang,” katanya.

Sementara itu, Bupati Serdang Bedagai Soekirman mengatakan pembangunan bendungan ini sudah diidamkan sejak tahun 2000 ketika Gubernur Sumut T Rizal Nurdin. “Ini adalah anugerah yang sudah kita idamkan sejak tahun 2000 an . Rupanya ditangan Pak Gatot proyek ini baru terealisasi,” ujarnya. Soekirman mengingatkan bahwa bendungan tidak ada artinya apabila hutan di wilayah hulu dalam hal ini Simalungun tidak terjaga. Dia mengusulkan sibentuk otoria DAS (daerah Aliran Sungai) Sumut untuk mendukung ketersediaan air dan menghembang deforestasi.

Comments

Popular posts from this blog

Direktur Aek Natio Group Raih Gelar Doktor

Gubsu Minta Atlet Sumut Raih Medali di Asian Games Korea

Prosesi Pernikahan Ira Menggambarkan Pengaruh Syamsul Arifin Masih Cukup Kuat