Gubsu Fasilitasi Wartawan Kunjungan Jurnalistik
Gubsu Fasilitasi Wartawan Kunjungan
Jurnalistik
Batam Lihat KEK Sei Mangkei Lebih
Potensial
Batam (Mimbar) - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Sumatera Utara
(Sumut) memiliki potensial yang lebih besar dibanding KEK di Batam. Provinsi
Sumut mempunyai Sumber Daya Alam (SDA) yang mampu mendukung KEK, misalnya
seperti hasil perkebunan. Sementara di Batam, katanya, sama sekali tidak
memiliki SDA.
“Oleh sebab itu jika dikelola lebihh sungguh-sungguh dan terpadu, KEK Sei
Mangkei Sumut jauh lebih potensi disbanding KEK Batam,” ujar Kasudit Humas dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam Eka Hartawan
didampingi Kasi Sarana dan Prasarana BP Batam Johan saat menerima kunjungan
wartawan unit Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) yang melakukan
kunjungan Jurnalistik pada 27-29 Oktober 2014 di Batam, Provinsi Kepulauan Riau
Kunjungan jurnalistik ini difasilitasi sepenuhnya oleh Gubernur Sumut H
Gatot Pujo Nugroho ST MSi, Wagubsu Ir HT Erry Nuradi MSi dan Sekdaprovsu H
Nurdin Lubis SH MM guna memperkaya wawasan wartawan serta member masukan kepada
Pemprovsu tentang berbagai hal mengenai perkembangan Batam yang telah terlebih
dahulu melaksanakan KEK.
Kunjungan dipimpin Kasubbag Humas Pimpinan Pemprovsu Harvina Zuhra SP MSi
dan juga diikuti Kadis Kominfo Sumut Drs H Jumsadi Damanik SH MHum.
Eka Hartawan mengatakan di Batam, hingga Juni 2014 terdapat 22 kawasan
idustri yang terdiri 1.635 perusahaan. Dari total itu 1.567 merupakan Penanaman
Modal Asing (PMA) dan selebihnya Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Di Batam, lanjutnya, investasi hingga Juni 2014 sudah mencapai US$ 8,08
miliar investasi asing sedangkan investasi domestik mencapai US$ 5,82 miliar,
dan investasi pemerintah US$ 3,62 miliar.
"Investasi asing masih mendominasi di Batam mencapau 44,22%,
pemerintah 20,45%, dan domestik 35,33%. Batam butuh 10 untuk untuk membangun
kawasan ini," sebutnya.
Dia menceritakan, agar KEK ini cepat berkembang diperlukan persiapan
infrastruktur seperti jalan sebelum menawarkan ke investor. Selain itu,
ucapnya, soal kelistrikan, jalan raya, penyediaan air bersih, dan regulasi
kepastian hukum.
"Selain itu ada juga suntikan seperti pemberian insentif, fasilitas,
dan kemudahan ditawarkan kepada investor. Misalnya, proses keluar masuk barang
cepat, tidak ada cukai impor-ekspor, tidak ada PPn, PPnBM dan pajak penjualan,
sistem one stop service perizinan, proses imigrasi sederhana, kebijakan tenaga
kerja bersahabat, situasi kemanan kondusif, ketersediaan fasilitas transportasi
dan komunikasi," jelasnya.
Pada kunjungan itu juga dihadiri Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika
(Kadiskominfo) Sumut, Jumsadi Damanik. Pada kesempatan itu, Jumsadi mengatakan,
dengan sudah keluarnya HPL KEK Sei Mangkei yang sudah lama ditunggu merupakan
kabar gembira dari pemerintah.
Dia mengatakan dengan adanya HPL tentu investor semakin merasa aman untuk
berinvestasi seperti perusahaan Unilever yang membangun pabrik di KEK Sei
Mangkei di atas lahan 27,39 hektare dengan investasi Rp 1,4 triliun.
Setelah Unilever, ada juga PT Sinergi Oleo Nusantara dengan investasi Rp
3,86 triliun dan PT Cipta Buana Utama Mandiri senilai Rp 537 miliar. Sementara
total areal lahan yang akan digunakan sembilan perusahaaan yang sudah
menyampaikan letter of intent mencapai 144,35 hektare.
"Kunjungan ini diharapkan mampu mengembangkan wawasan wartawan dan
juga pemerintah bagaimana mengembangkan suatu kawasan industri khusus. Batam
adalah satu kawasan industri khusus yang terbilang bagus pengelolaan
industrinya bisa berbagi tips untuk Sumut," katanya.
Comments
Post a Comment