Gubsu Imbau Masyarakat Tenang
Terkait Kenaikan BBM
Gubsu Imbau Masyarakat Tenang
Medan (Mimbar) - Gubsu Gatot Pujo Nugroho menegaskan Pemprovsu mendukung
kebijakan pemerintah pusat yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Hanya
saja, dia berharap Presiden Jokowi mengumpulkan para gubernur seluruh Indonesia
untuk menjelaskan secara lebih rinci terkait kompensasi pengalihan subsidi BBM.
“Kalau dulu, seluruh gubernur diundang tentang apa saja kebijakan
pemerintah terkait kenaikan BBM. Sekarang kita harapkan presiden mengundang
kita. Kita siap menjadi jurkam pemerintah pusat di daerah,” sebut Gubsu di
kediamannya, Selasa (18/11).
Dia mencontohkan, soal tiga kartu sakti sebagai kebijakan pemerintah secara
langsung untuk mengantisipasi dampak buruk kenaikan BBM.
Di Sumut sendiri, kartu keluarga sejahtera (KKS), kartu Indonesia pintar (KIP)
dan Kartu Indonesia Sehat (KIS), masih belum terkoordinasi dengan baik.
Menurut informasi, khusus KIS, baru ada dua daerah yang mendapatkan KIS
yakni Pematangsiantar dan Kabupaten Karo. “Jadi, soal ini kita minta agar
secepatnya dituntaskan,” ucapnya.
Selain itu, dia juga akan mengoordinasikan Tim Pengendali Inflasi Daerah
(TPID) Sumut untuk melihat berbagai kemungkinan ekses yang bisa mempengaruhi
inflasi di daerah ini.
“Jika memang ekses kenaikan BBM ini inflasi bisa 7 persen, maka kemungkinan
kita akan intervensi dengan menggelar operasi pasar. Sekarang, sedang ada rapat
koordinasi TPID se Sumut. Walau sudah terjadwal, tapi pembahasannya tepat
sekali karena kenaikan BBM ini,” sebut Gubsu.
Tidak Mogok
Untuk angkutan umum, Gubsu mengharapkan, para pengusaha angkutan tidak
sampai melakukan aksi mogok. Soalnya, mogok akan mengganggu stabilitas
perekonomian daerah ini.
Dia juga berharap, para mahasiswa yang mengkritisi kebijakan pemerintah ini dilakukan secara santun. “Mengkritisi itu boleh saja, karena bagian dari demokrasi. Tapi, kita harapkan dilakukan secara santu. Tidak anarkis atau merusak fasilitas negara, karena yang rugi kita juga,” ucapnya.
Khusus untuk para buruh atau pekerja, dia menjelaskan, sedang disampaikan
masalah upah minimum provinsi (UMP) ke kementerian tenaga kerja. “Kepala Dinas
Tenaga Kerja Sumut ada rapat dengan kementerian di Jakarta. Saya sampaikan
untuk menyampaikan masalah UMP Sumut. Baik kepada presiden maupun menteri,”
ucap Gatot.
Menurutnya, para pekerja tidak lagi mempersoalkan UMP. Karena, UMP hanya sebagai jaring pengaman. Patokan utama yang harus diperjuangkan buruh ada upah minimum kabupaten/kota.
Menurutnya, para pekerja tidak lagi mempersoalkan UMP. Karena, UMP hanya sebagai jaring pengaman. Patokan utama yang harus diperjuangkan buruh ada upah minimum kabupaten/kota.
UMK
“Alhamdulilah, sampai saat ini belum satu pun kabupaten/kota di Sumatera
Utara yang menetapkan UMK. Jadi, kenaikan BBM ini momen yang pas untuk
memperjuangkan besaran UMK,” jelasnya.
Di lain pihak, Gatot mengaku, dia tidak bisa berbuat banyak soal kenaikan
BBM ini. Karena, dari sisi program, tidak berbuat melebihi batas program yang
sudah ditetapkan dalam garis APBD.
Begitupun, dia berjanji akan mengumpulkan seluruh satuan perangkat kerja
daerah (SKPD) di Sumut untuk mencari masukan terkait efek kenaikan BBM. “Minggu
depan, kami ada out bond dengan seluruh SKPD. Saya akan minta masukan soal
ini,” tambahnya.
Terlepas dari itu semua, tambahnya, dia mengharapkan pemerintah pusat lebih
memaksimalkan kompensasi pengalihan subsidi BBM kepada daerah ini. Khususnya,
terhadap program yang berdampak luas.
“Saya sudah sampaikan ke Presiden Jokowi terkait masalah infratruktur
jalan, listrik dan irigasi,” sebut Gatot lagi.
Terakhir dia meminta masyarakat Sumatera Utara untuk tidak panik. Tetap
bersabar menunggu kebijakan pemerintah. “Yakinlah, pada prinsipnya pemerintah
tidak ingin menyengsarakan rakyatnya,” tutur Gubsu.
Comments
Post a Comment