H.Syamsul Arifin,SE : Kita Harus Bangkit dan Punya Harga Diri
H.Syamsul
Arifin,SE :
Kita Harus Bangkit
dan Punya Harga Diri
Medan, (Mimbar) - Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang
mulai berlaku 31 Desember ini harus disikapi secara bijak dan positif. Apalagi
Indonesia kaya akan sumberdaya alam (SDA) yang dimiliki dan sejatinya
mampu keluar menjadi pemenang dalam Era MEA.
Selain peningkatan keahlian dan kompetensi sumberdaya manusia (SDM), sarana, prasarana serta infrastruktur juga harus disiapkan pemerintah guna mendukung persaingan pasar bebas tersebut. Sebab dengan SDA yang melimpah ruah, ditambah tanah yang subur, Indonesia harusnya tidak sekedar menjadi konsumen melainkan produsen bagi negara lain.
"Jangan mereka saja yang menjadi penjual, dan kita hanya pembeli,kita harus menjadi produsen. Karena tanah kita subur, buruhnya murah. Masak kita kalah bersaing," kata Ketua Umum PB MABMI Dato' Seri H Syamsul Arifin SE menjawab wartawan pada Refleksi Akhir Tahun 2015 PB MABMI di Medan, Selasa (29/12).
Syamsul Arifin menegaskan, mau tidak mau, suka tidak suka, seluruh sektor dan lapisan masyarakat harus figth (bertarung) dalam era MEA nanti. Salah satu kunci memenangkan pertarungan tersebut, menurut mantan Gubernur Sumut dan Bupati Langkat ini, sebagai bangsa, Indonesia,kita harus bangkit, tidak boleh kehilangan harga diri dan jati diri. Dimana cikal bakal itu lahir melalui budaya dan adat istiadat yang dimiliki seluruh etnis di Tanah Air.
"Kita sekarang ini sudah kehilangan harga diri. Coba lihat Malaysia, Brunai atau Singapura, justru bangga dengan budaya dan adatnya. Sehingga hal itu menjadi cikal bakal. Sebab,kalau kita tidak berani memulai, maka kita akan terus tertinggal," tegas Syamsul.
Justru itu dalam menyambut era MEA , PB MABMI sudah mulai melakukan terobosan. Syamsul menyebut, sudah ada hubungan kerja sama yakni Malindo (Malaysia-Indonesia). Dimana PB MABMI mencoba masuk dalam kontak bisnis dari Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Tidak hanya Malindo, kerjasama juga ditingkatkan hingga ke Cina. Kemudian dalam waktu dekat, PB MABMI juga akan bertemu pemerintah daerah guna merusmuskan langkah konkrit dalam menghadapi MEA.
"Mari kita bangkitkan rasa kebanggaan sebagai warga
Sumut, kebanggaan adat dan budaya yang dimiliki. Saya optimis kita mampu
bersaing dalam MEA," kata Syamsul.
Syamsul juga menyinggung setiap pergantian tahun tentu ada semangat, harapan dan cakrawala baru yang akan muncul. Namun, kondisi kalender demi kalender berguguran, cakrawala baru yang dirindukan setiap orang itu hanya fatamorgana. "Mungkin ada yang mendapat berkah dari harapan baru tersebut tetapi hanya sebagian kecil saja," katanya.
Kondisi seperti ini, menurut Syamsul, akan tetap muncul setiap saat walaupun sudah beratus-ratus kalender gugur. "Hal ini terjadi tidak lain karena kita masih memakai budaya kapitalistik, kemakmuran suatu bangsa diukur dengan angka-angka statistik. Pertumbuhan ekonomi tidak diukur dari kehidupan yang layak dan manusiawi.
Budaya kapitalistik itu wataknya rakus, ingin menguasai
sumber-sumber kekayaan alam. Mereka tidak memikirkan nasib manusia sebagai
stakeholder yang berada disekitarnya. Selagi kita tidak merubah paradigma
pembangunan sebagai sebuah model yang lebih mengutamakan pertumbuhan ekonomi,
ketimpangan akan terus terjadi," tegasnya.
Comments
Post a Comment